CHAPTER 9 : IT'S ME

654 67 1
                                    

Terhitung sudah ke-tiga kalinya Taehyung mengecek arloji butut yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lima menit sudah berlalu dan ia belum juga sampai ke tempat yang Sekretaris Jung maksudkan. Laki-laki yang Taehyung prediksi berusia akhir tiga puluhan itu mengatakan jika akan melakukan interview pada dirinya di paviliun Keluarga Kim. Namun, hingga kedua kaki Taehyung pegal akibat berjalan pun interview itu belum juga terlaksana.

"Chogi-yo, apa masih jauh?" tanya Taehyung ragu

"Tidak. Di ujung lorong ini nanti kita belok kanan. Paviliun ada di sana"

Bibir Taehyung terbuka tanpa suara begitu penjelasan Sekretaris Jung selesai. Ia terperangah dengan sikap Sekretaris Keluarga Kim ini. Laki-laki di depan Taehyung itu menjawab tanpa menoleh, dan nada bicaranya begitu tenang, membuat Taehyung yang mendengarnya mengucap kata pujian tanpa henti dalam hati.

Tepat sesuai petunjuk, mereka berdua tiba di paviliun dua menit kemudian setelah melalui lorong rumah yang entah berapa panjangnya jika diukur. Saat Taehyung melihat arlojinya, waktu sudah berjalan tujuh menit sejak ia bertemu dengan Nyonya SeokJin di ruang tamu tadi. Pemuda itu menghela nafas dalam. Ia tak sanggup membayangkan akan jadi apa kakinya nanti jika setiap hari harus berjalan sejauh itu.

Dari balik punggung Sekretaris Jung, Taehyung dapat melihat jika lelaki yang lebih tua itu sedang memilah kunci. Kunci yang berada di tangan Sekretaris Jung tidak hanya beberapa buah, namun puluhan jumlahnya. Jika Taehyung boleh menghitung mungkin jumlah kuncinya lebih dari dua puluh biji.

Mungkin seperti itu jadinya jika suatu saat nanti Taehyung dapat memegang sebuah jabatan yang penting. Selain gaji yang besar, ia juga akan dipercaya oleh tuannya untuk memegang kendali rumah.

CEKLEK

"Ayo masuk!"

Kesadaran Taehyung kembali begitu mendengar suara Sekretaris Jung. Dengan langkah sedikit ragu, ia melepas sepatu seperti yang dilakukan sang sekretaris di depannya. Setelah selesai melepas sepatu, laki-laki belasan tahun itu mengekori Sekretaris Jung masuk ke dalam ruangan yang telah dibuka tersebut.

"Duduklah!"

Taehyung duduk di sebuah sofa yang dipersilakan kepadanya. Tepat dihadapannya, kini sang sekretaris keluarga tengah mendudukkan diri sambil menyilangkan kaki. Terlihat angkuh namun penuh wibawa di saat yang bersamaan.

"Kau ingin melamar sebagai bodyguard?" buka Sekretaris Jung

"Iya, begitulah"

"Jangan kaku, namaku Jung Hoseok. Panggil saja Hoseok" jawab Hoseok sambil tersenyum

"Ne, ahjussi..." ucap Taehyung tak yakin

"Hei, jangan panggil aku seperti itu. Panggil aku dengan sebutan hyung. Semua orang yang bekerja di rumah ini menggunakan panggilan tersebut, kecuali pada Bibi Kim yang sudah bekerja puluhan tahun"

"Aku mengerti... Hyung"

Hoseok berdeham sejenak sebelum melanjutkan percakapan. Kaki yang tadinya menyilang kini turun menyentuh lantai. Laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya sejenak. Ketika bola mata Taehyung mengikuti gerak gerik si sekretaris, rupanya laki-laki itu tengah menuju sebuah kulkas kecil yang ada di sudut ruangan. Dengan santainya Hoseok membuka kulkas tersebut dan terlihat menimang sesuatu saat mendapati isi kulkasnya.

"Aku kehabisan teh rupanya dan kurasa akan tidak pantas jika menjamu tamu dengan soda. Kau mau es kopi? Cuaca sangat panas, kurasa akan cocok jika minum es kopi"

[TAEKOOK] BLINDWhere stories live. Discover now