CHAPTER 5 : HI

953 77 1
                                    

[18 Tahun Kemudian]

Terminal Kota Seoul terlihat sangat padat oleh aktivitas ketika musim liburan telah tiba. Tak kurang dari sepuluh bus keluar masuk terminal tersebut tiap satu jam sekali. Seperti saat ini, ketika siang mulai menjelang, sebuah bus patas dengan warna merah yang mencolok terlihat memasuki terminal kota. Jika orang yang perhatian, maka mereka akan mengetahui jika bus yang baru saja singgah tersebut baru saja menjelajah dari Daegu.

Para penumpang tampak saling berdesakan dari dalam bus agar segera memperoleh kebebasan dari dalam sana. Tak terkecuali seorang pemuda belasan tahun dengan jaket denim juga terlihat menuruni bus tersebut. Tangan kirinya sibuk menjinjing tinggi kardus besar berlogo mie instan, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk membonceng seorang perempuan yang tampak berusia tiga puluhan.

Pemuda tersebut terlihat kebingungan setibanya turun dari bus. Terlihat sekali jika ia baru pertama kali menginjakkan kaki di kota sebesar Seoul saat ini. Meskipun terlihat tak tau arah, dengan nekadnya pemuda tersebut menarik pelan tangan perempuan yang diboncengnya.

"Eomma, kita harus kemana? Aku tak melihat Jimin Samchon sedari tadi"

Bibir tipis pemuda itu mengerucut dengan imut guna meluapkan rasa kesalnya. Ia dan perempuan yang dipanggilnya eomma baru saja tiba di Seoul setelah 13 tahun menetap di Daegu, namun orang yang berjanji akan menjemput mereka justru tak kunjung terlihat. Si perempuan yang di panggil eomma oleh pemuda tadi tertawa singkat. Karena sang eomma tau lebih banyak mengenai terminal tersebut, dengan sabar si perempuan itu mengajak anaknya untuk mencari tempat berteduh. Untung saja anaknya ini sangat penurut, jadi perempuan itu tak perlu repot-repot untuk membujuk.

Kedua-nya memilih duduk di salah satu bangku yang memang disediakan oleh pemerintah daerah untuk menunggu. Si anak diam saja ketika di minta duduk oleh eommanya yang tak lama kemudian perempuan itu juga ikut duduk di samping anaknya.

"Biar eomma telfon Jimin samchon dulu"

Si pemuda belasan tahun itu mengangguk lalu perempuan itu tampak merogoh saku jaket yang dikenakannya guna mengambil ponsel yang disimpannya. Sebuah ponsel usang terlihat dalam genggaman perempuan itu, dengan telatennya perempuan itu menekan beberapa digit angka agar bisa menghubungi seseorang. Setelah selesai dengan digit angka, ditempelkannya ponsel tersebut pada telinga kanannya dan menunggu nada sambung yang terdengar beberapa saat.

"Yeoboseo. Yoon kau dimana? Aku baru saja tiba di terminal"

Perempuan itu menghela nafas sejenak. Belum juga ia berbicara, orang di seberang sana sudah lebih dulu memberondongnya dengan kalimat panjang.

"Aku di deretan bangku tunggu oppa" jawabnya kalem

"Kau pakai baju warna apa? Bisa berdiri sebentar agar aku mudah mencarimu?"

"Aku pakai jaket warna merah. Baiklah aku akan berdiri"

Menuruti perintah orang di seberang sana, perempuan itu berdiri dari tempat duduknya. Tak lupa kepalanya juga menoleh kesana kemari untuk mencari orang yang ditelfonnya. Siapa tau ia bisa menemukan orang bernama Jimin itu terlebih dahulu.

"Yoongi, menolehlah ke belakang" perintah orang di sebrang sana, lagi.

"Hah?"

Yoongi, yang merupakan nama perempuan tiga puluh tahunan itu menoleh kilat begitu mendengar perintah. Matanya memicing tajam untuk memudahkan mencari Jimin yang berada di antara puluhan orang. Dapat. Yoongi melihat seorang laki-laki berjaket hitam, tidak terlalu tinggi dengan topi merahnya tengah melambaikan tangan di udara. Untuk memberi sinyal bahwa Yoongi juga melihat keberadaan orang tersebut, perempuan itu juga ikut melambai di udara.

[TAEKOOK] BLINDWhere stories live. Discover now