part 19

53 5 0
                                    

Mereka makan siang bersama seperti keluarga yang utuh. Faruq terus memperhatikan Claudya dan Riana.

Dua bidadari yang duduk di hadapannya.

Memang benar kata orang, cinta dari mata turun ke hati. Senyum tak lepas dari sudut bibir Furqon. Seperti ABG yang pertama kali jatuh cinta.

"Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum aja?" tegur Nissa pada keponakannya.

"Hah, gak kok Bude," sahut Furqon kikuk karena kepergok Budenya.

"Rey, aku mau nanya boleh?" Furqon melipat tangannya di atas meja.

"Apa tuh?" jawab Rey santai.

"Ku dengar sebelum masuk ke pesantren ini kamu masuk rutan, maaf kalo boleh tahu karena kasus apa ya?"

Rey tersedak, ia terbatuk-batuk mendapat pertanyaan dari Furqon. Claudya memberikan segelas air putih pada Rey. Semua orang menghentikan aktivitas makannya. Mereka saling pandang satu sama lain.

"Ada apa? Kok pada bengong, aku salah ngomong?" ucap Furqon tak enak hati begitu melihat ekspresi semua orang.

Suasana yang  tadinya hangat kini menjadi dingin dan kaku.

"Furqon, kalo mau ngomong itu, mbok yo dipikirin dulu."

"Salahnya dimana Bude? Aku kan cuma nanya," kilah Furqon santai.

"Sudah, sudah, gak usah dilanjutkan lagi. Oya Claudya, gimana susunan acaranya? apa sudah siap untuk acara nanti?Yusuf mengalihkan pertanyaan Furqon.

"Alhamdulillah, semua sudah diatur panitia."

"Syukurlah kalo gitu, semoga acaranya berjalan dengan lancar. Abi hanya bisa mendoakan."

"Aamiin, makasih banyak Bi."

Jam 1 siang para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Acara akan dimulai 1 jam lagi. Para perangkat desa juga sudah hadir. Acara diadakan di dalam Aula pesantren. Dengan tertatih-tatih Rey berjalan menuju ke lokasi acara.

"Kamu mau kemana, Rey?" ucap Nissa yang berdiri di belakang Rey.

"Mau ke Aula, Umi," jawab Rey singkat.

"Tidak usah, lebih baik kamu istirahat aja di dalam kamar. Kamu kan belum sembuh, Rey..."

"Tapi," protesnya.

"Gak ada tapi-tapian, masuk sana!" perintah Nissa tak bisa ditolaknya.
Ia pun kembali ke kamar dengan berat hati, padahal ia berniat ingin melihat Claudya memberi sambutan pada acara itu.

Dari dalam kamar Rey mendengar acara sudah dimulai. Pembawa acaranya adalah salah satu santri diteruskan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran.

Suaranya sungguh menggetarkan hati orang yang mendengarnya. Ia seorang hafiz quran. Setiap ia melantunkan ayat suci Al-Quran membuat hati tentram.

Rey masih mendengarkan setiap rangkaian acara. Tibalah saatnya Claudya memberi sambutan, sebab Claudya lah yang mengadakan acara santunan itu. Claudya melangkahkan kaki ke atas panggung.

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Claudya Latisya Putri. Disini saya tidak sendiri. Saya bersama adik perempuan Riana Latisya Putri." ucap Claudya sambil menunjuk Riana yang berdiri di tengah tamu undangan perempuan.

Mereka berdua jadi pusat perhatian semua orang yang hadir. Suasana mulai riuh. Terdengar kumpulan para ibu-ibu berceloteh.

"Loh, mereka kembar! Masya Allah mereka benar-benar bagai pinang dibelah dua," ujar ibu berbaju merah.

"Iya, mereka masih muda, sukses cantik pula. Cocok nih buat dijadiin mantu," celetuk yang lain.

"Mau dijodohin sama anak kamu yang mana? Yang 5 tahun?" timpal yang lain lagi.

Begitulah jika para emak-emak kalo sudah berkumpul.

"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena sudah diterima disini dengan baik di pesantren ini. Sudah menjadi bagian dari pesantren. Terutama untuk Umi Nissa dan Abi Yusuf. Mereka orang tua kami saat ini. Saya benar-benar bersyukur bertemu dengan mereka. Dan merekalah yang menerima disaat paling sulit dalam hidup saya. Dan hari ini saya mau membagikan sedikit rejeki saya sebagai tanda syukur saya kepada Allah SWT." lanjut Claudya.

Tanpa sengaja pandangan Claudya tertuju pada satu titik. Ia seperti melihat seseorang dari masa lalunya. Dalam beberapa menit ia terdiam.

Rey yang mendengarkan dari dalam kamar pun ikut bertanya-tanya. Ada apa dengan Claudya kenapa ia berdiam diri. Suara batuk sang pembawa acara membuat Claudya sadar dari lamunannya.

"Oh, maaf sampai mana tadi.
-------

Cinta Sang Mantan NapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang