[16] Adanya Campur Tangan

40 16 24
                                    

.

.

.

Hari Sabtu, malam Minggu.

Terdapat seorang pelayan laki-laki yang hendak mengantarkan bekas gelas minum Raja dan para tamunya tadi.

Tentunya ke dapur istana dong, dan dia melewati ruang kerja Pangeran Yahya yang baru saja ditutup. Itu membuat jiwa keponya terpancing.

Setelah meletakkan gelas di wastafel, buru-buru dia melangkah dengan berjinjit agar tidak terdengar. Samar-samar dia mendengar dua orang berbicara. Dari nadanya sih serius pake banget.

"Kayak suara pengawal pribadi Pangeran Jaka!" batinnya.

"Pangeran Jaka dikutuk? Jadi domba? Wah, ini berita besar bagi Kakak!"

Setelah menangkap inti pembicaraan mereka, dia pun pergi menemui kakaknya.

***

.

.

.

.

.

"Jadi, Pangeran menyebalkan itu dikutuk? Beneran? Gak bohong kan kamu?"

"Bener!"

"Yaudah, cus ke dukun!"

"Loh, ngapain?"

"Kakak yakin kutukannya hanya sebentar, jadi kita akan memperpanjang masa kutukannya, hihi."

.

.

.

.

.

***

"Hmm, gitu rupanya."

Sekitar 3 orang dengan kemampuan yang aneh itu sedang berdiskusi. Yang satu dukun, satunya cenayang, dan satunya lagi pahit lidah.

Yap, mereka itu si kakek penjual keong dan kawan-kawan. Eh tapi, dari kemarin kok kayak ngomongnya kakek mulu.

Baiklah, mari kita kenalan dengan gengnya si kakek.

Baiklah, mari kita kenalan dengan gengnya si kakek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini adalah si kakek itu.
Namanya kakek Suman. Beliau ini orangnya suka ngegas, walaupun sebenarnya baik sih. Dan seperti yang kalian tau, beliau ini pahit lidah.

.

.

Ini Bapak Yoga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini Bapak Yoga.
Si bapak dukun yang membantu ngutuk Pangeran Jaka. Orangnya suka diem. Tapi kalo ketawa katanya serem.

.

.

.

Ini Bapak Jaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini Bapak Jaya.
Si bapak ini suka banget menganggap dirinya kiyut. Beliau ini cenayang loh, coba aja minta diterawang. Paling jawabannya ruangan tanpa lampu.

Gelap:)

Dan mereka menamai gengnya dengan nama Big3.

Ini idenya Pak Jaya loh ya. Emang ada-ada sih Pak Jaya ini. Katanya kalo mau manggil ke markas gampang. Tinggal ke markas Big3 a.k.a rumahnya kakek Suman.

Kakek Suman punya rumah?

Punya dong, dimana-mana ada rumahnya.

Ok, balik ke diskusi Big3.

"Lu gimana sih, kok malah bantuin ngutuk?" protes Pak Jaya dengan ngegas.

"Cih, mana gua tau. Ya gua asal ada duit mah ayo aja," elak Pak Yoga tak terima.

"Udah-udah, mau nih gua kutuk hah?" Ancam kakek Suman.

Nah kan, baru pada kicep.

"Jadi, lu ngutuk nya dari kapan?"

"Semalem, jam 10an."

"Nah, belum ada sehari semalem. Masih ada waktu buat bikin pencegahnya. Kita bikin kayak di dongeng-dongeng aja, kita buat dia ngelakuin setidaknya 7 kebaikan. Dengan tulus. Tanpa ngeluh!"

"Oke juga sih, denger-denger tuh anak bacotnya gak karuan," timpal Pak Jaya.

Pak Yoga ngangguk ngangguk setuju.
Yah, karena mereka bertiga udah setuju, akhirnya Pak Yoga mulai komat kamit mengucapkan mantra untuk pematah kutukan.

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now