[27] insomnia

34 9 0
                                    

Pukul 23.55

Jaka sudah mengantarkan Kirana sampai ke rumahnya dengan selamat. Sebenarnya pesta belum selesai, tapi karena mengingat besok Kirana ada agenda mingguan yang harus dilakukan.

Bukan kuliah, hanya rutinitas sejak SMA. Aku yakin sih kalian yang liburnya hari Ahad pasti sama.

Singkat cerita, Jaka malam ini ceritanya mau tidur di kontrakannya Jailani. Yang punya sih boleh-boleh aja walaupun dalam hati rada keberatan.

Ya gimana ya ges ya

Dia kan cuma pengawal, ada hati nak tidur dengan pangeran?

Micheon.

Sebenarnya itu alasan kedua, alasan utamanya sih dia takut Jaka bakalan ngebangunin dia yang lagi enak-enak tidur buat nemenin pipis misalnya. Atau ambilin minum.
Mengingat Jaka itu manja meskipun laki-laki.

Cih, dasar anak bontot.

Sudah 5 menit sejak Jailani tidur. Jaka tidak bisa tidur, sudah mencoba berbagai cara agar tertidur tapi akhirnya gagal.

Biasanya jika sulit tidur, Jaka akan pergi ke kamar ibunya dan minta diusap kepalanya.

Ah, apa kabar dengan ibunya?

Jaka terpikirkan sesuatu. Dia duduk dan mencoba membangunkan Jailani. "Jailani, bangun! Anterin gue ke rumahnya Kirana, ayo!" katanya sambil menggoyangkan lengan pengawalnya yang terlihat semakin kekar.

"Hngg..."

Cih, percuma saja. Malah pengawalnya itu mendengkur. Tanda bahwa dia sudah nyenyak dengan tidurnya.

"Jailani!"

"Apa?"

"Anterin gue ke rumahnya Kirana!"

"Mwo? Jigeum? Micheosseo?"

"Micheosseo micheosseo mbahmu! Iya sekarang!"

"Ih, gak ah! Gila kali bertamu ke rumah orang jam segini. Mendingan gue wisata kuliner alam mimpi, bye!"

Jaka menghela napas. Dia ini capek, tapi gak bisa tidur..
Rasanya bikin frustasi.

Hmm,kalo udah gini, gak ada cara lain selain teleportasi.

***

Kirana sudah selesai pakai skincare routine sebelum tidur. Setelah membereskan skincare nya, dia hendak naik ke kasur. Tapi ketukan dari pintu membuatnya bertanya-tanya.

Siapa yang kesini?

Oh, kamu nanyea?
Kamu bertanyea-tanyea?
Nih aku kasih tau yea

Kirana memberanikan diri membuka tirai jendela. Ternyata, dibawah jendela sisi luar ada Uwon yang menatapnya dengan tatapan melas. Tanpa rasa curiga, dia membuka jendela dan mengangkat Uwon ke pelukannya.

"Ututu, kamu kok diluar sih won? Apa gak dingin?"

Kirana meletakkan Uwon dikasur dan mengunci kembali jendela, tak lupa juga menutup tirai. Lalu mensejajarkan tubuhnya didepan Uwon.

Uwon dia pindah ke sebelahnya. Jadi tidurnya hadap hadapan gituloh. Pahamkan?

Tangannya mengelus elus bulu Jaka yang halus. Dengan senyuman yang menghibur menurut Uwon.

Kirana sedikit kaget ketika melihat ada air yang menetes dari mata Uwon. Dia hendak memeluk peliharaannya itu untuk menenangkannya.

Tapi tiba-tiba...

Cling!

"Hiks! Huwaaaa!"

Kirana kaget. Bener-bener kaget. Kenapa?

Oh, kamu nanyea?
Kamu—
Ah, diem pabo!

Uwon tiba-tiba berubah menjadi Jaka yang sedang tengkurap serta bahu yang bergetar menahan suara tangisan.

"Hah? Kamu siapa?"

Jaka mengangkat kepalanya, wajahnya terlihat sudah basah karena saking banyaknya air mata yang keluar.

"Kirana... Aku kangen Bunda..." begitu ucapnya.

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt