[41] Jailani tau caranya

16 6 5
                                    


.

"Lo yakin, kalo lo ngelakuin 7 kebaikan itu dengan hati dan niat yang bener-bener tulus membantu?Bukan semata-mata untuk bebas dari kutukan kan?"

Jaka terdiam.

Batinnya terus-menerus denial jika pikirannya menanyakan tentang keikhlasannya dalam menolong orang kepada hatinya. Batinnya selalu menyakinkan bahwa dia menolong orang itu dengan niat yang tulus.

"Apa pernah terbesit kalimat dihati lo, bahwa ini hanya sementara?"

"Anjir berat banget! Huh, sabar Jaka, ini semua cuma sementara, abis itu ogah gue repot repot payah gini!"

Sepintas perkataan batinnya saat menolong ibu-ibu membawakan belanjaannya. Bibirnya dia lipat kedalam.

"Jaka?"

Jaka tersadar dari lamunannya dan menoleh ke wajah Kirana. "Kalo ucapanku bener, yang harus lo lakuin dulu adalah belajar ikhlas. Mungkin kalo soal berbagi harta, lo bisa. Tapi mungkin soal tolong-menolong yang bukan dalam bentuk harta, itu kekurangan lo."

"Terus, gimana cara aku belajar?"

"Hahaha, apa gunanya lo punya pengawal pribadi kalo gak dimanfaatkan? Dia pasti tau caranya."











"Satu, dua, tiga, empat, lima enam, tujuh, de–"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Satu, dua, tiga, empat, lima enam, tujuh, de–"

Cling

Puk

Deg!

Jailani merinding. Dia sedang sendiri di kontrakannya, menghitung uang untuk kehidupannya yang dia sendiri gak tau sampai kapan bakal tinggal disitu.

Ingat, dia sendirian. Lantas siapa yang menepuk bahunya tadi?

Apakah tuyul?

"Jangan-jangan dia merasa nyium bau duit karena gue lagi ngitung duit?" gumamnya.

"Heh!"

"AAAAAAAAA! TUYUL GALAK!!!" Latahnya sambil tak sengaja melemparkan segepok uang yang sedang digenggam. Menjadi terbang, lalu berceceran.

Itu lebih mengundang tuyul untuk datang.

"Sekate-kate lu ye majikan sendiri dikira tuyul! Hello, gaada satupun tuyul yang mukanya kiyowooo kayak gue!"

Ternyata oh ternyata, Jaka baru saja datang dengan jurus nge-cling nya. Tangannya berkacak pinggang, dengan mata melotot garang. Tapi imut...

"Hah, yaampun, pangeran ternyata. Lagian kalo baru dateng tuh salam kek, ngasih duit kek, masa iya pangeran kelakuannya gitu, sebagai pengawal pribadi saya merasa malu!" balas Jailani. Wah, agaknya dia mulai lupa kulit.

"Oke, balik nanti ke istana, lo bakalan tinggal disini karena udah gue pecat!"

"Bercanda atuh, baperan amat."

Nyenyenye

"Lagi ngapain? Abis ngepet ya?"

"Enak aja! Gue kerja ya! Ini buat bayar kontrakan, sekalian biaya makan seminggu ini. Betewe kita balik kapan sih? Kangen gitu sama Anna."

"Nah karena itu gue kesini. Tadi, kata ayang Kirana gue belum tentu ngelakuin kebaikan karena ikhlas. Lah gue gatau dong musti gimana, dia bilang, tanya aja Jailani dia pasti tau. Emang lo tau, jai?"

Jailani tertawa sombong, membuat Jaka menjadi bingung. Waktu maghrib dan Jailani tiba-tiba ketawa, Jaka beneran curiga pengawalnya ini abis ngepet tapi setannya masih ada yang nempel.

"Tentu tau dong, pangeran. Ini kan, Jailani!"










***
Hmmzz iyadeh, Jailani si paling tau.
Btw maaf ya para istrinya Park Jeong Seong, karena suaminya ku bikin jadi orang payah. Biasanya kan dia jadi hot daddy.

Tapi gapapa, dalla is daebak!

Seperti biasa, jangan lupa bahagia, & sehat* terus ya!

Dadah, sampai jumpa pekan depan!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now