[28] Anak bontot kangen Bunda

28 10 0
                                    


.

.

.

"Kirana... Aku kangen Bunda..."

Kirana mengerjap bingung. "Ah, gue kecapekan ini. Masa iya domba gue berubah jadi cogan yang lagi nangis, ahahahaha.." katanya mengelak dengan kenyataan yang ada. Disertai kekehan seperti orang baru gila.

Nyut

"Aw! Sakit anj–!" Jaka mencubit pelan tangan Kirana. Tapi ya, cubitan orang yang lagi emosi pasti bikin sakit.

"Lo siapa sih anjir? Jawab!"

Jaka tak menjawab. Tangisannya semakin kejer meski tanpa suara. Tau bahwa ini sudah malam, dan Pak Ayyub sudah tidur.

Lama-kelamaan Kirana jadi kasian, apalagi tadi pemuda didepannya bilang rindu dengan ibunya. Menepis segala keraguan, perlahan Kirana mengelus rambut Jaka dengan lembut.

"Uwon kangen bundanya uwon ya? Cup cup cup..."

Karena elusan Kirana yang terasa menenangkan, secara perlahan tangisan Jaka mulai mereda meskipun masih sesenggukan. Menangis tanpa suara secara disengaja itu menyakitkan.

"Udah mulai tenang kan? Boleh cerita kamu itu siapa?" tanya Kirana dengan hati-hati.

Jaka dengan wajahnya yang basah karena bekas air mata dan ingusnya yang meler itu mengangguk lucu. Bersedia menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Kirana mendengarkan dengan seksama. Bahkan ikut bereaksi ketika Jaka menceritakan kejadian yang paling diluar logika menurut manusia.

"Jadi, lo itu adiknya Pangeran Yahya yang kata Sean ilang itu?"

Jaka mengangguk. "Emang lo gak sadar muka gue kayak pangeran?"

Kirana menggeleng. "Gak tau. Gue taunya Mas mu tok, lonya nggak."

Jaka memiringkan kepalanya. Jangan lupa dengan posisinya yang masih tengkurap. "Kok?"

"Hehe, gue fans berat Mas mu. Mas mu tuh ngganteng é ora ngutek!" kata Kirana dengan cengengesan. Jaka mencibir.

"Hilih, gatau aja kelakuannya kayak gimana. Orang harimau aja diajak ngomong, dijawab sendiri lagi!" dumel Jaka dalam hati. Merasa tak terima kalau standar gantengnya masih dibawah kakaknya.

"Dih, gue juga ganteng tau! Kalo gue jelek ya Mas Yahya lebih jelek!"

"Dih kok nyolot? Udah ah, mau tidur. Besok mau nyuci! Bye!"

Kirana memposisikan dirinya ke tempat bantal berada dan bersiap untuk tidur. Jaka mengikuti.

Kirana tidur telentang, sedangkan Jaka menyamping, memperhatikan wajah Kirana. Kirana yang meskipun sudah merem, tapi dia tau kalo orang di sampingnya ini lagi natep dia. Ya lo bayangin aja lah anjir, Jaka tuh ganteng. Dia tadi gak bilang ganteng tuh karena, gantengnya ketutupan sama wajah imutnya.

Ya salting lah bre!

"Tidur, gausah liatin wajah gue!"

Jaka terkikik kecil. Merasa puas melihat gadis pujaannya salting. "Cie salting. Jadi suka deh, Mas."

Kirana tambah memejamkan mata. Bibirnya mati-matian menahan senyum. Tapi dia tersadar sesuatu. Dia membuka matanya dan menghadap kesamping.

"Kalo lo tidur disini, ntar kalo pagi-pagi bapak gue kesini gimana? Ntar dikira gue ngelakuin hal-hal yang iyaiya lagi."

"Hehe, tenang. Begitu adzan terdengar, gue langsung jadi domba!
























Btw, makasih ya karena udah mau gue curhatin. Selamat malam."














***
Assalamu'alaikum
Jadi gini ges, memandangkan aku udah kelas 12, cerita ini mungkin jarang update. Kenapa?

Karena kalo update, aku pasti harus bikin draf baru. Nah, ide nya ini aku belum bisa nulisin karena hrs fokus sama masdep.

Minta do'anya supaya aku bisa masuk ke PTN yang aku pengen.

Juga para pejuang calon maba tahun ini, semoga keterima dikampus impian. Aamiin...

Selamat malam!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now