Seorang gadis berjalan seorang diri, jalanan lebih lenggang dan sepi dari biasanya. Kota ini dulu kota asing baginya, tapi sekarang kota inilah yang mengajarkannya kejamnya kehidupan dan sulitnya bertahan hidup seorang diri disaat semua tidak mengharapkannya.
Gadis itu merapatkan jaket yang dikenakannya, ia tidak merasa dingin tubuhnya kebas . Sepertinya sarafnya tak lagi berfungsi, jangankan berjalan, untuk melihat saja ia tak mampu, bayangannya telah kabur oleh air mata. Tidak bisa merasakan apapun , kecuali rasa sakit dihatinya. Hanya itu yang bisa ia rasakan saat ini, dunianya seakan runtuh dan hatinya terasa hampa.
Tangannya terjulur mencengkram pagar besi jembatan. Pagar besi yang seharusnya terasa dingin ditangannya, tetapi kali ini tidak, ia tidak merasakan apapun walau ia mencengkramnya sangat kuat dengan seluruh tenaganya yang masih tersisa.
Begitu pula dengan mata indahnya yang menatap nanar kebawah, menatap permukaan sungai yang memantulkan bayangan dirinya.
Kejadian itu juga terus berputar diotaknya. Ia merasa kakinya tidak sanggup untuk menopang tubuhnya lagi, kakinya terasa beku. Rasanya ia ingin segera mengakhiri hidupnya, dengan hanya membiarkan tubuhnya terjatu kemudian tenggelam, setelah itu tubuhnya akan membeku. Begitu juga dengan rasa sakit dihatinya yang juga akan membeku, membuatnya tidak akan merasakan apapun lagi.
Anak pembawa sial
Pembunuh
Tidak berguna
Saat ini hanya suara itu yang terngiang di otaknya, tidak ada yang bisa mencegahnya saat ini, napasnya tercekat saat ia mulai menaiki pembatas besi jembatan.
Hidup yang membuatnya seperti sekarang, hidup yang menghancurkannya, hidup juga yang membuatnya merasakan hampa dan sakit ini. Dan karena itulah ia harus mengakhiri hidupnya.
*****
Masih prolog, ini cerita pertamaku, hehe. Maaf kalo kurang bagus yah😁
Tinggalkan jejak readers 😘
TBC
YOU ARE READING
WEKKER
Romance#226 in Romance (26/02/2018) Beberapa part diprivat acak, jadi follow dulu sebelum baca ya 😄 Tidak selamanya hidup berjalan sesuai yang diharapkan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tidak ada gunanya juga menyesali kehidupan, ka...