3. PERTEMUAN

5.8K 254 7
                                    

~

Buruk. Sangat buruk.
Sulit. Sangat sulit.
Lelah? Tidak. Aku bahagia.

Karena terus saja memikirkanmu

~

Sudah beberapa hari ini Maura berada di Indonesia. Malam itu ayah Alvano dan ayah Maura bertemu di sebuah restoran ternama di Jakarta untuk membicarakan perjodohan mereka, malam itulah yang dinantikan oleh Maura, dimana ia akan bertemu seseorang yang membuatnya jatuh cinta hanya dengan mendengar namanya saja.

Maura mengenakan long dress berwarna hitam dengan belahan sampai pahanya.

Ketika ia berjalan belahan long dress itu memperlihatkan kaki jenjangnya yang tampak sempurna menunjang penampilannya, rambutnya digerai dan disampingkan ke bahu kirinya sehingga mempermanis tampilannya.

Di sudut lain terlihat Alvano yang nampak jenuh dengan pembicaraan ayah dan calon mertuanya ini.

"Maaf, saya terlambat" ucap Maura, mengalihkan pandangan semua orang yang ada dihadapannya.

"Tidak apa-apa sayang, kemarilah" ujar Bara ayah Alvano menarik kursi di sampingnya. Sedangkan ayah Maura tiba - tiba raut wajahnya dingin saat mendengar suara Maura.

"Kamu cantik sekali" puji Bara, kemudian menatap putranya "Cantik sekali kan calon istrimu ini ?" Alvano hanya tersenyum tipis, sedari tadi Alvano dibuat terpesona dengan penampilan Maura, tapi ia tidak ingin memperlihatkannya.

Benar kata Bara, Maura sangatlah cantik. Tapi, Alvano tidak boleh jatuh hati padanya, karena tujuannya hanya untuk menyakitinya. Bukan untuk mencintainya.

Perbincangan pernikahan sudah mulai dilakukan, mereka merencanakan pernikahan yang akan dilakukan bulan depan. Membicarakan semuanya, termasuk dekor, gedung, makanan, souvenir, dan segala macam keperluan pernikahan. Sedangkan calon pasangan suami istri itu, siapa lagi kalau bukan Alvano dan Maura. Mereka hanya mendengarkan, dan menjawab seperlunya saat ditanya.

Sampai pertemuan itu berakhir, pandangan Maura tak pernah lepas dari Alvano.

***

Setelah pertemuan itu, dirumah keluarga Mahardika, pertengkaran mulai terjadi.

"Bagaimana bisa pernikahan dilaksanakan secepat itu?!!" bentak Alvano.

"Tadi setuju, kenapa sekarang mendadak keberatan? Lagi pula  apa susahnya menikah dengan gadis secantik Maura" jawab pria paruh baya yang tidak lain adalah ayahnya.

"Saya tidak bisa melakukannya, saya belum siap menikah secepat itu" bentak Alvano

"Itu urusanmu, keputusannya tetap tidak akan berubah" ujar Bara

"Ini pernikahan saya bukan anda, jadi saya minta tunda pernikahan bodoh ini" kata Alvano

"Kau hanya perlu melakukannya bukan mengaturnya, keputusan tetap tidak bisa berubah, dan setelah pernikahanmu aku akan meninggalkan rumah ini" ujar Bara kemudian pergi meninggalkan Alvano yang terdiam karena kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya.

Alvano memejamkan matanya sejenak, menahan perih di hatinya. Ternyata usahanya benar - benar gagal, ia tidak bisa menyatukan keluarganya lagi.

Susah payah ia membuat ayahnya kembali kerumah, dengan harapan ayah dan ibunya bisa bersatu kembali, dan ibunya bisa sembuh.

Tapi kenyataannya ayahnya tidak pernah pulang, hanya barang - barangnya yang ada dirumah, tapi raganya pergi entah kemana.

Bara hanya akan pulang saat Alvano memintanya, tapi tetap tidak akan berakhir manis malah berakhir dengan pertengkaran, dan selalu seperti itu.

WEKKERWhere stories live. Discover now