8. HUJAN

6.8K 266 11
                                    

~

Keluarga adalah sumber dari segala sumber

kebahagiaan

~

Alvano membuka matanya, mengalihkan pandangan ke setiap sudut ruangan.

Kamarnya. Hal terakhir ia ingat adalah bertengkar dengan Maura, setelah itu ayahnya datang dan menghajarnya. Maura. Dimana Maura? Apa gadis itu sudah memutuskan untuk pergi? Alvano harus meminta maaf padanya karena sudah memukulnya.

Alvano menuruni tangga dengan kecepatan maksimal untuk ukuran orang baru bangun tidur. Tidak ada. Alvano kembali naik, kali ini tujuannya bukan kembali ke kamarnya, tapi kamar Maura. Nihil, tidak ada siapapun.

Alvano melanggar kesepakatan yang ia buat sendiri, yaitu memasuki area pribadi. Karena saat ini ia masuk ke kamar Maura, persetan dengan kesepakatan itu, Alvano tidak peduli . Alvano merasa lega saat mendapati baju Maura masih berjajar rapi di lemarinya.

Setelah keluar dari kamar Maura, Alvano kembali menuruni tangga memastikan keberadaan Maura sekali lagi, mungkin saja Maura ada di halaman belakang atau mungkin di dapur, tapi tak ada siapapun disana.

Alvano mengalihkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah, pandangannya tertuju pada kertas yang tergeletak di atas meja dan vas beserta bunga mawar yang menindihnya.

Alvano membacanya....

Aku pergi ke kantor ayahku, kemarin aku memasuki kamarmu untuk melihat keadaanmu dan mengompres luka lebammu, maafkan aku yang membuatmu jadi terluka seperti itu, maafkan aku. Aku sudah membuatkanmu makanan, terserah kamu mau memakannya atau tidak itu terserah padamu. Aku akan kembali, jaga dirimu

Maura


Saat membacanya, Alvano tidak sadar kalau senyumannya merekah begitu saja saat membaca kata per kata yang tertulis di atas kertas yang sengaja Maura tinggalkan untuknya. Satu hal yang Alvano yakini, bahwa Maura masih mempedulikannya.

Alvano merasa sangat bersalah, inikah gadis yang selalu ia bentak dan sering kali ia sakiti? bahkan setelah kejadian kemarin Maura tetap peduli padanya, gadis itu masih mau berada di sisinya, merawatnya dan memastikan perutnya terisi.

Alvano melihat makanan yang ada di meja sambil tersenyum lebar. Ia memakannya dengan lahap, masakan istrinya memang sangat lezat. Entah apa yang ia pikirkan selama ini sampai menolak makan makanan selezat ini.

Selama ini Alvamo sering diam - diam makan masakan Maura tanpa sepengetahuan Maura, sebenarnya ia tidak tega pada Maura tapi inilah jalan satu satunya agar Maura terbebas darinya.

Tapi hari ini ia sadar, bahwa Maura bahagia bersamanya, dan istrinya itu sangat mencintainya.

Selama ini Alvano telah salah, selama ini ia terbutakan oleh kebencian dan bayang - bayang masa lalunya. Tapi sekarang ia bisa merasakan kebahagiaan bersama Maura, meskipun perasaannya pada Maura belum begitu dalam.

Tapi cinta akan tumbuh bersamaan dengan berjalannya waktu. Yang jelas ia sudah merasakan kenyamanan dalam diri Maura.

Terlebih perasaan Maura padanya, kasih sayang Maura, perhatian Maura padanya membuatnya ingin membalas perasaan itu. Tapi sayangnya masih ada sesuatu dihatinya yang membuatnya ragu.

WEKKERWhere stories live. Discover now