13. MENYERAH

6.9K 207 3
                                    

~

Apa yang kita lihat adalah apa yang kita percaya

Tapi kebenarannya

Tergantung sudut padang kita melihatnya

~

Minggu. Hari yang terbilang sangat dinantikan kebanyakan orang yang merasa lelah dengan kesibukkan dan padatnya rutinitas harian. Minggu, hari yang pas untuk mengistirahatkan tubuh sejenak dari penatnya aktivitas keseharian yang menjemukan.

Hari yang cocok untuk sebagian orang yang lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga, sahabat, teman, atau bahkan kekasih.

Sebagian orang terkadang menghabiskan waktu dengan berolahraga karena merasa tidak memiliki waktu berolahraga yang cukup disela kesibukkan. Dan tak jarang pula kebanyakan orang memilih memanfaatkan hari Minggu untuk bermalas - malasan ditempat tidur, menonton film, mendengarkan musik, memainkan ponsel entah melihat sosial media, berita terbaru, menjadi komentator di akun orang lain, atau bahkan hanya menscrol aplikasi keatas kebawah kekanan dan kekiri, bingung apa yang akan dibuka karena tidak ada satu pun notif ataupun chat , orang menyebutnya 'gabut mode on'.

Minggu. Sama halnya dengan seseorang yang saat ini masih berkutat dibalik selimut, bahkan setiap hari Minggu-nya yang ia lakukan hanya bermalas - malasan, tidur sejak matahari terbit sampai terbit kembali, tidak ada aktivitas lain. Minggu yang membosankan.

KRIINNGGG!!!

BRUAKK

KRINGGG.. Suara bising itu kembali memenuhi gendang telinganya, mengganggu tidur nyenyaknya. Ia semakin merapatkan selimutnya, menyumbat telinganya dengan tumpukkan bantal berharap suara itu tidak bisa menembus tumpukkan bantal, namun sayang tidak ada gunanya, suara itu terus menggema.

Alvano geram, ia meraba nakas disamping tempat tidurnya dengan mata terpejam mencari benda berisik itu, menjatuhkan benda-benda yang menghalanginya menemukan benda itu, menerka - nerka benda mana yang menimbulkan suara yang begitu nyaring sampai membuatnya terpaksa terbangun. Saat tangannya menggapai sesuatu yang ia anggap penyebab suara berisik itu, tak butuh waktu lama ia melemparnya tanpa ampun hingga terdengar bunyi yang cukup keras antara lantai dengan benda itu.

Merasa puas berhasil menyingkirkan suara yang mengganggu tidurnya, senyum tipis tersungging dibibirnya walau matanya masih terpejam seolah ada lem yang amat kuat merekat di kedua kelopak matanya.

KRINGGGGG. Alvano merasa geram, kali ini kadar kegeramannya bertambah, suara itu kembali terdengar ditelingannya. Ia meraba nakas itu gusar dengan sedikit menggebrak menimbulkan suara gaduh yang cukup keras.

Tanpa menghiraukan suara itu, ia menutup telinganya dengan kedua telapak tangannya, berusaha melanjutkan tidurnya dengan posisi tengkurap. Suara itu semakin lama semakin dekat dan terdengar semakin keras ditelinganya bersamaan dengan derap langkah kaki yang juga semakin mendekat ke arahnya.

"KELUAR LOE SEMUA" teriak Alvano menyibakkan selimut yang menutupi wajahnya dengan mata yang masih terpejam.

Langkah kaki itu seketika terhenti, beberapa saat kemudian terdengar lagi bersamaan dengan suara alarm terhenti diikuti dengan suara yang sangat amat familier ditelinganya, bagaimana tidak , hampir satu bulan ini yang Alvano dengar setiap hari hanya suara dari ketiga sahabatnya.

WEKKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang