Chapter #4,0

29.1K 2.7K 184
                                    

[ Lost In Seoul | 4 ]

Kalau dirinya sedang tidak memikirkan masalah uang atau biaya, pasti Melissa sudah membanting ponselnya sekarang juga. Terlebih, saat mendengar suara seseorang di seberang sana yang membalas ucapannya. Sehingga pada akhirnya yang bisa Melissa lakukan hanya membanting ponselnya ke atas ranjang tidurnya.

Sohee yang baru saja masuk ke dalam kamar dan menyaksikan kemurkaan Melissa langsung menaikkan sebelah alisnya karena baru pertama kali melihat Melissa seperti ini.

"Ada apa?" tanya Sohee, meletakkan tasnya dan duduk di kursi belajarnya. Sebenarnya, Sohee sedang agak kesal juga karena ia sudah berusaha susah payah untuk bangun pagi demi pelatihan yang ternyata di cancel.

"Choi Minho!" tukas Melissa, kesal sendiri begitu mengingat untuk membahasnya. "Aish, benar-benar orang gila!"

Sohee langsung memusatkan seluruh perhatiannya begitu mendengar nama yang baru saja Melissa ucapkan. "Choi Minho?" ulang Sohee, hendak mengklarifikasi.

Melissa yang sedang emosi langsung mengangguk dengan cepat, lalu ia menghempaskan tubuhnya keatas ranjang saking kesalnya.

"Aw!"

Dan ia terlupa kalau ponselnya ada di sana. Jadi, langsung saja ia mengambil ponselnya sesaat sebelum Sohee menarik kursi untuk berpindah tempat di samping ranjangnya.

"Choi Minho yang itu?" tanya Sohee lagi, dan Melissa mengangguk juga.

"Choi Minho?! Si tampan Choi Minho?!" pekik Sohee kini tak tertahankan. Membuat Melissa bangkit dari posisinya dan duduk bersila di atas ranjangnya.

"Iya. Laki-laki yang aku ceritakan saat di perjalanan, itu Choi Minho." Melissa menjawab dengan geram, ditambah mendengarkan nama dia berkali-kali dan diperjelas dengan kencangnya oleh Sohee.

Sohee melambaikan tangannya ke udara, memberikan aba-aba kepada Melissa untuk membiarkannya berpikir sejenak dan hendak melontarkan komentarnya.

"Bisakah kau jelaskan secara lebih spesifik kenapa kau begitu membenci Choi Minho-ku yang memiliki sejuta pesona dan kebaikkannya itu?" tanya Sohee, yang masih meraba-raba. "Hanya karena kopi itu?"

Melissa mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Ini lebih dari sekedar 'hanya', Park Sohee! Jauh dari kata 'hanya'!"

"Lalu kenapa? Tolong, otakku yang lembut ini agak sulit memprosesnya."

Melissa menggeram kesal, bangkit dari posisinya dan mencari-cari sesuatu. "Lebih baik sekarang kau antarkan aku ke bank," kata Melissa, yang berencana sekalian mengalihkan perhatian karena terlalu malas untuk bercerita mengenai seseorang yang mengubrak-abrik tatanan kehidupannya yang menurutnya sudah jauh dari kata sempurna.

"Sekarang? Kau tidak les?" tanya Sohee begitu matanya sudah mendelik ke arah jarum jam di atas pintu.

"Biarin ae. Males."

Sohee menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

•••

Melissa baru saja selesai dengan urusannya dan membawa kartu atm serta buku tabungan barunya untuk ia masukkan ke dalam tas begitu Sohee datang menghampirinya.

"Sudah selesai?" tanya Sohee, hendak memastikan. Melissa mengangguk sembari memasuki perlengkapannya.

Setelah selesai, mereka lanjut melangkah untuk keluar bangunan dan berjalan sepanjang trotoar yang dirasa lumayan sepi mengingat jam yang mereka pikir akan cukup ramai untuk saat ini.

Lost In Seoul [SUDAH TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon