Chapter #22,0

10.1K 783 56
                                    

[ Lost In Seoul | 22 ]

​"Kau tidak pulang lagi?"

​Terdengar begitu jelas nada kecewa dalam suaranya. Dan entah mengapa, itu membuat Melissa yang mendengarkan merasa ikut kecewa pada dirinya sendiri seolah baru saja melakukan dosa yang tak termaafkan.

​Melissa menengok sekilas untuk melihat jarum jam yang terpampang di jam dinding ruang make-up tempatnya sekarang berada. "Kau tahu setelah kasus Minho dilucuti, banyak press yang bersimpati kepadanya, jadi jadwalnya benar-benar penuh. Tapi tenang, nanti pagi aku akan pulang—tiga jam lagi."

​Perempuan di seberang sana yang tidak lain dan tidak bukan adalah teman sekamarnya, Park Sohee, kembali menghembuskan napasnya panjang-panjang. "Aku khawatir tiga hari belakangan ini denganmu, dan dengan enaknya kau berkata nanti pagi kau akan pulang?"

​Mendengar celotehan sahabatnya itu membuat Melissa terkekeh pelan. Dan saat ia hendak menanggapi sesuatu yang ia anggap sebagai guyonan itu, pintu masuk terbuka dan menampakkan seseorang yang menjadi sumber kebahagiaan barunya belakangan hari ini.

​Melihat gadisnya tengah sibuk menelpon, lelaki itu—Choi Minho, langsung duduk pada kursi yang berada di sebelah kanan Melissa dan mengonggakkan dagunya, bertanya ia sedang menelpon siapa dengan suara berbisik.

​"Sohee," jawab Melissa, dibalas anggukkan langsung oleh Minho.

​"Apa?" tanya Sohee di seberang sana, merasa namanya disebut-sebut.

​"Minho bertanya aku sedang menelpon siapa."

​"Kau terdengar sudah begitu akrab dengannya. Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?" tanya Sohee dengan nada curiga, layaknya seorang kekasih yang mendapati pujaan hatinya tengah berselingkuh darinya di belakang.

​Melissa tertawa lagi. "Akan kuceritakan semuanya saat aku di rumah nanti. Dari awal sampai akhir, serius."

​Selagi Melissa sibuk menelpon, Minho yang sedari tadi memerhatikan, meminta beberapa orang lain yang berada di dalam ruangan untuk keluar dan mengunci pintunya, lalu kembali duduk untuk menatap Melissa lebih lama lagi.

​"Sepertinya aku tidak akan tidur saking penasarannya dengan apa yang terjadi."

​"Kau harus tidur, Park Sohee. Apa kau ingin aku marahi?" cecar Melissa, dengan nada bercanda.

​"Apa kau meledekku?" balas Sohee, nada bicaranya jelas sekali membuktikan kalau ia sedang jengkel. "Jangan bertingkah seperti kekasihku. Aku jadi ingin mencari kekasih sungguhan kalau begitu."

​"Maka carilah."

​Meledek Sohee begitu menyenangkan bagi Melissa. Karena juga, rasanya bagaikan ia yang curang karena sudah memiliki kekasih terlebih dahulu sementara Sohee belum ada tanda-tanda sama sekali kalau ia dekat dengan pria.

​"Akan kukuliti kau begitu sampai rumah," ancam Sohee, yang sama sekali tidak terdengar menakutkan. "Apa aku harus menunggumu, atau tidak?"

​Lagi-lagi saat Melissa hendak menjawab ucapan Sohee, Minho yang nampak tidak sabar hanya dengan mendengar Melissa yang terus menerus sibuk dengan ponselnya mencari perhatian dengan meraih jemari tangannya yang terbebas, lalu mengelusnya dengan perlahan dan membuat Melissa tak tahan lagi untuk menahan senyuman di bibirnya.

​"Tidak perlu," jawab Melissa cepat-cepat, takut Sohee menyadari perubahan emosi dalam dirinya. "Kau tidurlah. Sekalipun aku bilang pulang tiga jam lagi, belum tentu aku langsung sampai."

Lost In Seoul [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now