Chapter #10,5

15K 1.8K 147
                                    

[ Lost In Seoul | 10B ]

Melissa merasa tidak enak hati sekaligus malu begitu selesai menelpon Manager Jang, dan mengatakan kalau dirinya tidak bisa lagi merias Ji Changwook untuk dramanya.

Ia memberikan alasan sejelas mungkin agar tidak terjadi kesalah pahaman, dan sekaligus menyampaikan maaf serta terimakasihnya kepada Changwook karena sudah mau dirias olehnya. Dan untung saja, pihak dari Changwook dengan luar biasanya memahami itu semua.

Sekarang, Melissa baru saja selesai les bahasa di kelas paginya yang sudah dimulai sejak jam delapan dan menelpon pihak Changwook. Kini, jarum jam menunjukkan angka sebelas pagi, yang berarti ia harus segera berangkat agar sampai ke kantornya tepat waktu. Mengingat ketidak hadirannya dua hari kemarin haruslah memiliki penjelasan.

Begitu sampai di kantornya, lagi-lagi ia hampir saja menabrak seseorang yang sejujurnya masih belum berani ia temui. Siapa lagi kalau bukan Choi Minho.

Melissa berdeham sebentar untuk menetralkan kegugupan dalam dirinya, dan hendak lanjut berjalan agar sampai di ruangan atasannya tepat waktu untuk menjelaskan, kala tiba-tiba saja pergelangannya ditarik hingga membuat dirinya sempoyongan ke belakang dan hampir terjatuh kalau saja tidak ada orang yang menghalaunya dan menahannya untuk segera membalikkan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan??" tanya Melissa, berusaha keras agar ia tidak berteriak dan terkesan marah-marah, mengingat seharusnya orang yang menariknya ini lah yang seharusnya marah-marah kepadanya lantaran perbuatan yang ia lakukan dan absennya selama dua hari.

Jujur saja, hari pertama Sohee sudah memberitahunya, sementara hari kedua ia gunakan untuk fokus seharian penuh belajar bahasa dan menormalkan kembali matanya yang masih bengkak. Jadi, itulah alasan sebenarnya kenapa dia baru bisa masuk hari ini.

"Tidak perlu izin," ujar Minho yang nampak tidak perduli. Satu tangannya menarik Melissa dan yang satu memegang tas tenteng super besarnya. Ia tetap berjalan, melangkah dengan entengnya seolah tidak terjadi apa-apa.

Begitu sampai di depan van, Minho melempar tasnya ke belakang van dan langsung masuk. Sementara Melissa, baru saja hendak membalikkan tubuhnya untuk masuk kembali ke dalam gedung kala Minho mencegatnya.

"Mau apa?" tanya Minho.

Melissa berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Minho. "Aku harus menjelaskan alasanku kepada sajang-nim," jawabnya.

"Masuk," titah Minho, mulai geregetan dengan sikap keras kepala Melissa yang sepertinya mulai terlihat lagi. "Aku tidak mengatakan apa-apa kepada sajang-nim, kalau kau tidak masuk dan tidak menemaniku photoshoot selama dua hari belakangan ini. Kau tenang saja."

Alisnya bertautan jadi satu. Apa yang salah dengan pria ini? Apakah dia bersikap seolah melupakan kejadian sebelumnya mengenai fakta kalau dirinya baru saja membentaknya? Dan Melissa yang berbuat salah kepadanya? Tapi.. apa dia sekarang tengah membelanya?

•••

Melissa tengah merapihkan peralatan Minho yang baru saja menyelesaikan photoshootnya, dan setelah selesai, kini giliran mereka pamit undur diri karena jarum jam sudah menunjukkan angka dua siang, yang mana tandanya sekarang adalah shooting hari pertama untuk drama yang akan segera dibintangi oleh Minho.

Tapi, entah kenapa Melissa merasa ada sesuatu yang aneh, karena semenjak mereka berangkat tadi, Minho sama sekali tidak berbicara atau sekedar basa-basi kepadanya. Memerintah pun hanya menggunakan bahasa tubuh, geramman 'hm' seraya menunjuk atau menggeleng kala tidak setuju. Dalam hati, ia bertanya-tanya. Tapi, seolah sudah memiliki semua jawabannya sendiri, ia tak ingin repot-repot bertanya kepada sang empunya ketimbang harus menerima amarah lagi hari ini. Setidaknya, hari ini tidak ada emosi yang menggebu-gebu dan pertumpahan darah.

"Sekarang kita ke tempat lokasi untuk shooting pertama adeganmu," ucap Melissa, mencoba untuk membacakan rentetan jadwal kepada Minho, yang sayangnya diabaikan. Karena kini Minho malah terfokus pada ponselnya.

Dari raut wajah Minho saat menatap layar ponsel, Melissa sama sekali tidak dapat menebak sekiranya apa yang tengah Minho perhatikan sampai-sampai mengabaikannya. Tapi, tiba-tiba saja tangan Minho terangkat untuk membuka kaca dan memerintahkan supir untuk berhenti di pinggir jalan.

"Katakan pada orang ini, jalan saja duluan ke lokasi. Aku menyusul."

Dan, Melissa tau betul kalau 'orang ini' yang dimaksud oleh Minho adalah dirinya. Karena, setelah mobil berhenti, Minho langsung mengenakan topi dan maskernya, lalu keluar tanpa mengucap sepatah katapun.

Melissa berusaha dengan susah payah untuk bertindak biasa saja. Ia memejamkan matanya, dan saat ia membuka kembali kelopak matanya, ia melihat supir yang kini membuka kaca dari depan dan memerhatikannya, seperti hendak mengatakan sesuatu.

"Aku mendengarnya, Ahjussi. Ayo jalan saja," ucap Melissa, dan saat itu juga van melaju untuk segera menuju lokasi.

Sepanjang perjalanan, Melissa tak henti-hentinya untuk terus berpikir positif, kalau Minho pasti akan datang tepat pada waktunya karena ia berkata seperti itu. Tapi, kala dipikirkan lagi, Minho sama sekali tidak mengatakan kalau ia akan datang tepat waktu, dan juga tidak menjelaskan kepadanya ke mana ia akan pergi. Dan, itu juga lah yang membuat Melissa kelimpungan bukan main.

Begitu sampai di lokasi, Melissa sama sekali tidak mengerti harus berjalan ke arah mana. Selain karena pemandangan di hadapannya ini jelas-jelas menunjukkan setting dinasti Korea jaman dahulu kala, yang Melissa yakini karena ia sering menonton drama semacam ini. Pada awalnya, ia tertarik karena berpikir akan banyak belajar hal baru. Tapi, makin ke sini ia malah cemas karena tak kunjung menemukan tempat yang sekiranya pas untuk ia singgahi sekarang ini.

"Noona!"

Melissa lantas menoleh dan terkejut karena tiba-tiba tas besar di genggamannya kini sudah diambil alih. Dan tentu saja, itu Taehyung.

"Kenapa selalu noona?" tanya Melissa, kini melangkah mengikuti Taehyung.

"Aku akan berhenti memanggilmu noona saat kau sudah terbiasa memanggilku Oppa."

Mendengar pernyataan Taehyung membuat Melissa mendesis. "Ye-ye, Oppa," ledek Melissa yang mendapatkan kekehan pelan dari Taehyung.

"Di mana Minho hyung?" tanya Taehyung yang tidak mendapati tanda-tanda kehadiran Minho.

Melissa mengangkat kedua bahunya. "Dia bilang nanti menyusul," jawab Melissa apa adanya.

Taehyung mengangguk tanda mengerti. "Kalau begitu ayo, biar kuantar. Kau pasti tidak tau mau ke mana kan? Dan lagi, ini jaman Raja Jinheung, yang pasti tidak kau ketahui latarnya."

Melissa baru saja bersyukur dalam hati karena memiliki kenalan semacam Taehyung yang walaupun jahil, tapi baik hatinya dan juga menghargai perempuan. Kala sebuah suara membangunkannya dari khayalan.

"Semuanya bersiap! Adegan akan di mulai lima menit dari sekarang!" tukas seseorang yang Melissa yakini sebagai sutradara.

Saat Melissa menghentikan langkahnya, Taehyung turut berhenti dan menoleh ke arah Melissa. Ia maju selangkah dan berbisik, "Ini bakalan jadi masalah untukmu, kan?"

Selagi mengangguk dengan lesu, pandangannya kini kosong dan sama sekali tidak menunjukkan secercahpun cahaya semangat yang biasanya berkobar.

"Choi Minho, di mana kau...."

•••

Lost In Seoul [SUDAH TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin