Chapter #19,0

10.1K 1.3K 126
                                    

[ Lost In Seoul | 19A ]

            Setelah sesi foto selesai, Minho benar-benar ingin langsung kabur dari lokasi dan menghindar selama waktu yang ia bisa. Namun tubuh dan otaknya tidak mampu bekerja sama sehingga yang Minho lakukan sekarang adalah berjalan dari tempat sesi fotonya menuju ke ruang make-up.

            Hidungnya mengembang dan kembali kempis tepat setelah kakinya masuk ke dalam ruangan dan seluruh tatapan tertuju kepadanya yang seketika membuat Minho merasa was-was dan mode pertahanannya seketika menyala.

            "Woah, kerja bagus!"

            Pada awalnya Minho berpikir kalau Melissa yang merencanakan hal semacam ini, tapi ia mengingat kalau ia baru saja selesai melaksanakan pekerjaannya yang mana tentu saja maksud dari kata kerja bagus yang diserukan oleh orang-orang satu ruangan ini adalah kata yang benar-benar ditunjukkan kepadanya atas apa yang telah ia capai.

            Minho tersenyum kikuk dan menundukkan badannya selama beberapa saat. Ia baru pertama kali merasa canggung seperti ini selama hidupnya.

            Ia baru saja hendak menghela napas lega saat tiba-tiba Melissa bangkit dari posisinya dan menarik perhatian Minho. Ekor matanya menatap pergerakkan Melissa yang kini berjalan ke arahnya dengan ekspresi seperti biasa bagi Minho—tidak dapat terbaca sampai gadis itu mengeluarkan suara.

            "Masih ada yang harus kita bicarakan, 'kan?" tanya Melissa, saat berdiri tepat di samping Minho dan menatapnya selagi Minho meratap lurus ke depan tanpa menoleh ke arahnya.

            Bulu di tengkuk Minho seketika berdiri.

            Cepat-cepat, Minho menggelengkan kepalanya dan menepis segala pikiran aneh dalam kepalanya saat telinganya mendengar suara tawa yang tertahan dari balik tubuhnya. Ia menoleh dan mendapati bahu Melissa yang berguncang karena bersusah payah menahan tawa. Apa gadis itu baru saja meledeknya?

            Minho melotot dan menendang pintu. "Aish, jinjja ish!"

            Melissa tersentak mendengar suara pintu yang terbanting dan menoleh ke belakang. Ia mendapati tatapan penuh dendam yang diarahkan Minho kepadanya. Ia terkekeh pelan dan berjalan untuk kembali ke arah Minho dan tanpa ragu lagi menarik tangannya untuk segera menjauh dari keramaian. Melissa pikir, dirinya jadi ketularan menjadi orang pendendam seperti Taehyung.

            Mereka sampai di atap gedung yang tertutupi kaca setebal delapan senti di atasnya, menolah salju yang entah sejak kapan turun untuk masuk ke dalam.

            "Apa-apaan ini?" tanya Minho, berusaha keras untuk menormalkan nada bicaranya.

            Melissa tersenyum menatap butiran salju di atas tanpa menoleh. "Aku hanya ingin mencairkan suasana, karena semenjak malam itu aku merasa jadi berjarak denganmu," ungkap Melissa yang berbicara tanpa jeda.

            Minho menatapnya lekat-lekat. "Apa maksudmu?"

            Kali ini, Melissa menolehkan kepalanya dan balas menatap Minho. "Kau tau apa yang aku maksud."

            "Aku tidak tau harus memulainya dari mana." Minho memalingkan wajahnya dan menggaruk telapak tangannya yang tidak gatal.

            "Kau bisa menjelaskann dari mana saja."

            Mendapat respon setenang itu, membuat Minho berpikir dalam hati dengan prasangka curiga. Ia tidak tau apa yang terjadi beberapa menit terakhir sampai-sampai Melissa bisa berubah dari sosok yang begitu terbuka dan cenderung kasar menjadi sosok yang setenang ini.

Lost In Seoul [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now