LIMA BELAS

333 67 0
                                    

"Baru bangun?" Pertanyaan dengan nada mengejek itu membuat Riana menatap tak suka.

"Selamat pagi!" sapa Riana pada orang-orang yang berada di ruang makan. Hari ini adalah hari Minggu jadi wajar Riana bangun kesiangan.

"Pagi!"

Riana menarik kursi dan duduk tepat berhadapan dengan kakak lelakinya yang baru pulang kemarin. Ia masih tidak percaya kakaknya akan pulang tepat pada hari ulangtahunnya. Riana kira pria itu tidak akan datang, mengingat selama ini jika ada urusan penting pria itu tidak akan pulang.

Merasa ada yang memperhatikannya, Kevin menatap dan tersenyum hangat. "Apa ada masalah sayang?"

Dengan cepat Riana menggeleng dan menundukkan wajahnya menyembunyikan wajahnya yang memerah. Selalu saja Kevin memanggilnya dengan kata-kata manis, tidak seperti Clasie yang bahkan hampir setiap hari mengejeknya.

Kevin terkekeh menarik perhatian orang tuanya.

"Ada apa Kevin? Kenapa tertawa sendiri? Apa ada yang lucu?" Pertanyaan dari papanya membuat Kevin berdehem.

"Tidak ada pa, hanya saja adik bungsuku terlihat sangat menggemaskan," jawab Kevin.

Kedua orang tuanya hanya menggeleng dan kembali melanjutkan sarapan mereka. Tapi tidak dengan Clasie.

"Kau sangat perhatian ya pada adik kita ini?" Sindir Clasie. Kevin menatap Clasie heran.

"Apa maksudmu?" Tanya Kevin.

"Kau terlihat lebih menyayangi Riana dibandingkan aku," Clasie melipat tangannya mengabaikan sarapannya.

Kevin menatap mengejek pada Clasie, "apa kau perlu di manjakan olehku? Kalau begitu kembali saja ke balita."

Clasie menatap tidak percaya lalu pergi dari ruang makan menyusul orang tuanya. Riana menatap kepergian Clasie lalu menatap Kevin.

"Kak kau tidak serius kan?"

Kevin tertawa geli, "menurutmu?"

Riana berdecak, "berarti kau menganggapku balita ya?"

"Yap tepat sekali," dengan tidak bersalahnya Kevin mengiyakan.

"Kau menyebalkan." Riana pergi menyusul Clasie dan orang tuanya meninggalkan Kevin sendiri di ruang makan.

"Apa aku salah menjawab ya?" Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Di sisi lain, Riana menghampiri kedua orang tuanya yang berada di ruang tamu. Ia duduk di samping Clasie tidak jauh dari tempat duduk mamanya.

Mereka semua menatap ke layar televisi yang menayangkan berita tentang kecelakaan. Riana yang fokus menatap televisi merasa terganggu ketika ada yang mencolek lengannya. Riana berusaha mengabaikannya tapi semakin berusaha, semakin jelalatan colekan itu.

Dengan kesal Riana menangkap jari orang yang mencoleknya. Ternyata orang itu adalah Kevin yang memasang tampang tak berdosa.

"Kakak berhenti menggangguku?" Riana merengek kesal.

"Tidak." Kevin malah beralih menggelitiki pinggang Riana yang membuat mata gadis itu terbelalak. Ia berusaha menahan tawanya agar tidak menggangu orang tuanya.

Riana menutup mulutnya, sebelah tangannya berusaha menghentikan aksi Kevin yang malah menjadi. "Kak berhenti!"

Kevin menghentikan aksinya dan beralih membawa Riana ke pelukannya. Pria itu berbisik, "sudah lama kakak tidak memelukmu seperti ini."

Merasakan kehangatan dari kakaknya, Riana semakin masuk ke dekapan pria itu dan bersandar di sana. "Aku juga merindukan kak Kevin."

Kevin menunduk memperhatikan adiknya, "benarkah?"

Riana & RalexWhere stories live. Discover now