01

11K 753 79
                                    

hm, revisi untuk kesekian kalinya, karena ngerasa insecure sama cerita ini. Ya jadi bakal revisi dan mungkin ada beberapa part atau adegan yang di ubah sedikit-sedikit ya.

Jangan lupa vote, komen buat part ini!

Jangan lupa vote, komen buat part ini!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

———

"YANK!" sentak seorang cowok, mengalihkan perhatian segerombolan cowok yang sedang mengerubungi meja kantin yang ditempati kekasihnya. "Ish, yank! GAMAU AKU GAMAUUU! APA-APAAN COBA?"

Cowok yang mines akhlak emang gitu, dateng-dateng bogem orang dan ngeregek ke pacarnya yang lagi natap dia tajam.

"APA SIH? DATENG-DATENG, MAIN PUKUL-PUKUL ORANG AJA!" bela Anettha. Membela Deo sahabatnya yang duduk disebelahnya dan dengan tiba tiba kedatangan Xavier yang tanpa basa-basi memukul pipi cowok itu.

"Kamu kok belain dia?"

"Ya lo nggak jelas, dateng-dateng mukul orang!" sewot Anettha, lelah menghadapi sifat Xavier yang posesif dan muda cemburu. Tapi dianya sendiri, paling hobi bikin cemburu duluan.

"Masa tadi dia pegang-pegang tangan kamu, yank..." rengeknya, sudah bergelayut disebelah Anettha dengan bibir yang mengerucut.

"Tadi dia cuman bersihin tangan gue! Nggak usah lebay deh lain kali kaya gitu lagi! Gue tonjok ya, lo?" ancam Anettha.

Xavier menatap tajam Deo yang nampak mengejeknya. Saat mendapat pembelaan dari Anettha. Deo tersenyum meledek.

"Apa?"

"Ya apa?" tanya balik Deo yang mendapat pertanyaan nggak jelas dari Xavier yang justru memalingkan wajahnya, ngambek gitu ceritanya.

"Nggak usah manyun gitu tuh bibir, nggak lucu tau nggak! Gue liatnya jijik malah," cibir Anettha, yang kureng peka. Ngambek bukannya dibujuk malah di gituin, ya makin ngambek lah.

"Gatau! Gue pundung sama lo!" ujarnya dingin, palingan juga berlagak ngambek nya nggak bertahan lama kok. Si doi mana tahan diem-dieman lama-lama sama ayank nya itu. "Gue ke kelas, duluan!"

Tanpa menunggu jawaban dari sang pacar. Xavier sudah ngelacir jalan dengan menghentakkan kakinya, nampak kesal. Entahlah, tuh cowok jadi kek anak gadis. Akhir-akhir ini jadi sensitif. Semenjak Anettha ngelarang dia buat tanding balap sama musuhnya.

Anettha mengernyit atas kepergian tiba tiba dari doi. yang sifatnya kadang susah ditebak, kadang bringas kalo liat cewek cantik, kalo dia marah dia jinak, baik-baikin dia, kadang juga tuh orang ya kaya gini. Sifatnya emang serandom itu.

Xanetha [on going]Where stories live. Discover now