40

787 128 32
                                    

*****

"Begoo, bilangin adek sendiri sok iya. Sendirinya malah begitu."

"Stress!"

Xavier sama sekalinya tak menggubris umpatan sekaligus omelan dari Gavin. "Bangun lo anjing, jangan kayak gembel ngejogrog di trotoar... Ayok pulang sama guaaa!"

Xavier bukannya menangapi uluran tangan dari Mas Kokonya. Malah berdiri untuk menuju sebuah warung dekat trotoar dengan jalannya yang sempoyongan. Gavian sudah berbaik hati untuk menuntut atau bahkan memapah Xavier. Cowok itu malah menolak keras, dengan menepis kasar tangan Gavian.

Hampir terjatuh tersungkur dan tersandung dengan kaki sendiri. Xavier tidak berhenti untuk menuju warung.

Sesampainya di warung....

Brakkk!

"Anjing kalau kata gua tehhh."

"Fak kata gua mahhh!"

Kedua cowok yang berada di tenda sontak terkaget. "Lowww, anjing... Kata gua mah pulangg," racau Xavier.

Galang dan Elang kompak saling melempar pandangan, lalu kembali memusatkan pandangannya pada Xavier yang dikawal Gavian. Kalau nggak dikawal mungkin Xavier udah lontang lantung di jalanan. "Ngapain lo disini?"

"Lah, elu yang ngapain ada disini??"

"Gua abis dari club ngawasin cewek lo egeee!"

Xavier menggelengkan kepalanya sejenak, mengingat-ingat kembali sembari melirik kearah Galang dan Elang. "Perasaan gua nyuruhnya Rhaka, bukan lo berdua dahhh?!"

Keduanya cengengesan sambil melempar pandangan satu sama lain. Ini Xavier sama Gavian dibuat bingung sama keduanya. Lagi diinterogasi kok bisa-bisanya malah cengar-cengir.

"Gua nanya dodol, Jawab! bukan malah hehehehe hehehehe muluuu!"

"Mang gaboleh??"

"Taulah anjing, susah ngomong sama mahluk setengah iblis," sahut Xavier dengan emosi. Belakang ini emang dia suka banget kepancing emosi dan marah-marah engga jelas. "Pergi lo berdua!"

Galang dan Elang menatap tengil pada Xavier yang sepertinya mabuk berat. Tapi semabuk mabuknya nih orang, kenapa kadang-kadang masih sadar dan kalau diajak ngomong nyambung? Apa udah nggak mempan alkohol ditubuh Xavier ini.

"This is cogil... Mabuk banyak nggak ngaruhh wirr."

"Mabuk sebotol botolnya aja nggak si? Biar ngaruh, kita bantu paksa lu nelen dah bos," imbuh Elang.

Malas meladeni duo curut. Xavier malah mengisyaratkan minta korek pada Gavian yang sedari tadi diam mengawasi adek sengkle nya ini. Di lihat-lihat, nih adeknya berasa udah bosen hidup. Tadi pas dia nemu di jalan aja kayak mau pasang di tengah jalan, ada jembatan dia naik-naik. Ada tali dia liatin muluh, "jangan niat mau mati dulu ya sinting! Dosa lo masih banyak," bisik Gavian yang liat Xavier mengeluarkan sebungkus rokok.

Dan ada beberapa pil penenang di bungkus rokok tersebut. Gavian melihatnya pun langsung berucap seperti tadi.

"Wanita emang racun duniaaa."

"Liat Kafir begini, gua makin ragu confess sama cewek yang gua suka brooo."

"Ragu apa takut di tolak?" skatmat Elang yang kalau ngomong suka nggak di filter samasekali. "Jalannya doang lo mah, dari kapan tahun nggak pernah jadi jadian."

Xanetha [on going]Where stories live. Discover now