13

2.1K 213 17
                                    

jgn lupa votenya atuh ih!

*****

Keesokkan harinya, Galang, Elang, dan Rhaka memutuskan bolos sekolah dan justru berkunjung kerumah sakit. ketiganya kalau diperhatiin betah banget nengokin Xavier, ngalahin pacar yang hampir datang terus. Kadang juga seharian datang tiga kali lho ketiganya. Xavier sih udah curiga, pasti ada niat terselubung dibalik seringnya mereka berkunjung.

Dan dugaannya benar, feeling-nya tidak pernah salah. Ketiganya kalau nengokin dia, kagak bawah apa-apa. Cuman bawa badan doang. Kagak ada buah tangan ataupun salam tempel sebagainya. Ya sudahlah, Xavier juga tidak mengharapkan hal itu. Tapi seenggaknya inisiatif kek, ini mah kerumah sakit bolak-balik tangan kosong muluh. Yang ada ketiganya kalau nengokin dia cuman ngabisin makan dimeja aja. Seperti sekarang ini.

"Nggak usah dateng lagi deh lain kali. Kesini cuman mau makan gratis aja lo pada," cetusnya menatap malas ketiganya yang tengah menguasai makanan dimeja sofa, yang berada di ruangan tersebut. Mana kalau kerumah sakit ditanyai soal Anettha mereka cuman ngang ngong ngang ngong aja lagi. Kan Xavier makin tambah kesal dibuatnya. Udah cuman numpang makan, "gue ragu. Lo pada temen gue apa bukan, si? Bisa-bisanya kesini polosan aja lo pada. Nggak peka banget si, jadi cowok."

Celetukan Xavier berhasil menggelitik telinga ketiga cowok tadi yang mendadak geli sendiri mendengarnya. Apa-apaan coba, masa Xavier tadi berucap dengan nada melehoy. Mirip janda bencong di perempatan yang biasanya tempat mereka nongkrong. Selain di cafe B'Devil, dan markasnya.

Mana apa katanya tadi? 'Nggak peka banget si, jadi cowok' mohon berkaca. Anda sendiri bagaimana. Pura-pura buta mata kalau Anettha tersakiti dalam setiap tindak-tanduk kurang ajar dia yang doyan banget nyelir, Anettha bersumpah serapah. Orang yang doyan nyelir jodohnya cerminan diri sendiri, biasanya si ya gitu kalau di film-film atau novel.

"Nggak usah nyuruh kita peka, kalau sendirinya aja nggak peka sama perasaannya sendiri," celetuk Rhaka, begitu nyelekit sampai ulu hati dan pangkalpinang. Nggak deng, nyelekit sampai ubun-ubun nya. Ya kali Pangkalpinang dibawa-bawa.

"Awww... Sakit ati aku, mendengar perkataan abang, Rhaka." sengaja Xavier berucap dengan nada yang di mirip kan dengan cute girl di kartun sinopal. Ketiganya bergidik ngeri, tadi mirip bencong, sekarang malah makin jadi. "Jangan gitulah sama dedeeek..."

Tangan Xavier merentang kearah Rhaka, badannya bergoyang-goyang sok gemoy. Padahal yang Rhaka liat malah bikin jijik. Dia langsung memalingkan wajahnya kearah lain, takut kena sawan kelamaan natap orang stress modelan Xavier. Liat saja, Rhaka udah ogah-ogahan saat direntangkan tangan olehnya. Malah kini menarik lengan Rhaka dan menggelendotinya.

Galang dan Elang memang spesies teman ngada adab. yang tidak memiliki rasa malu, atau bahkan urat malunya udah putus. Engga bawa apa-apa buat jenguk Xavier. Malah nih bocah berdua bawah kresek gede buat ngangkut semua buah-buahan, snack, jus, kue, pokoknya segala makanan yang ada di meja dimasukkan semua kedalam kresek besar yang keduanya bawa.

"Ckck, gue JOROGIN juga lo berdua. bisa-bisanya makanan gue lo rampok semua," sungut Xavier menatap tak percaya pada orang yang tak tahu di untung itu. "Untung gue orangnya sabar, kalau nggak. Udah gue gantung satu-satu di pohon seledri."

"Woi. Lo pada dapat ingsfoo nggak sih? kenapa ayank gue nggak nengokin gue sampai detik ini. Apa nggak kangen sama pacarnya yang super ganteng mempesona paripurna ini, hoi?? Nggak mungkin lah nggak kangen," cerocos Xavier, bertanya kepada ketiga sahabatnya yang malah asik memakan buah jeruk sedari tadi. "Ya..., makan lo pada. Jawab pertanyaan gue napa?!"

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang