33

1.4K 123 22
                                    

alowwww MANISSSS 👋🏻

affa kabarr?

apik po elek suasana hati e? hari ini gimana? ada adegan unik? kejadian lucu??? gamau diceritain gitu? dm saya bisa kali. atau mau langsung di wa aja.

08 brp manisss??

hehh, udah mam yum? yum gek maem manissss. rsh skip skip skip maem, ntar sakittt. dijaga kesehatannya yaaa sayanggg, minum air putih yang cukuppp! kurangi begadangnya oekeiiii???

JANGAN LUPA VOTE KOMEN ANDDD FOLLOWNYA DONGSS MANISSSS pecintaanakepakrete

di follow ya sayangku cintaku manisku semestaku dunianya akuhhh, uhukkk agak alay tp gpp.

"happy reading manissss"

****

Seminggu dua minggu. Sekarang udah berganti bulan. Sudah terhitung Xavier menjalani masa-masa kesendiriannya. Begitupun Anettha. Selama disekolah, Anettha cuma liat beberapa Xavier masuk. Selebihnya cowok itu bolos.

Biasalah. Mungkin bolos sama cewek. Kalau engga gitu ya. Mungkin dia ke cafe kokonya. Nongkrong disana.

Sedangkan Anettha. Diliat-liat semenjak putus dari Xavier. Jadi sering keluar nongkrong. Pernah beberapa kali keduanya berpapasan di warung Mak Jem. Tidak ada tegur sapa, kalaupun ada. Sudah dipastikan akan ada perdebatan.

"Mau sampe kapan lo gini terus? Selsain masalahnya, jangan minum-minum engga jelas gini." Gavian mengingatkan. Dan kini datang menemui Xavier ke supermarket yang letaknya tak jauh dari kompleksnya Anettha. Tepatnya hanya diperempatan kompleks yang banyak dilalui kendaraan dan orang. "Kalau ada masalah jangan lari, lo hadapin... Coba cerita, sebenarnya lo ada apa? Ada sesuatu yang lo sembunyiin, kan? Tumben banget lo bisa tahan putus lama dari Anettha. Kenapaaa?"

Xavier berulang kali ditanyai dengan baik dan lembut oleh Gavian. Ia tanyai secara pelan-pelan, tidak ada unsur mendesak. Tapi tetap saja. Tidak ada titik temu yang ingin ia ketahui. Mengusap wajahnya kasar Gavian berangsur meneguk kembali air mineral yang ia beli di supermarket.

Selain belakangan ini Xavier doyan banget minum, males sekolah dan makin engga jelas tingkahnya. Nih satu orang juga hobi banget nongkrong di supermarket dekat kompleksnya Anettha. Sengaja. Sengaja ia begitu, siapa tau Anettha ke supermarket ini membeli sesuatu. Cemilan atau apa gitu. Biasanya Anettha begitu sewaktu pacaran sama dia. Sering banget ke supermarket ini hanya ingin membeli beberapa mainan yang ada dicemilan si seringnya.

"Lo pasti ngerasa bersalah, keliatan banget muka lo bermasalah gitu."

Xavier mirik lewat ekor matanya. Menatap kilas sang koko, ia nampak tak semangat dengan gelagat yang lemas bersandar terus pada kursi. Yang berada didepan supermarket. "Kenapaaa? Gua tanyain baik-baik juga."

"Gapapa. Berapa kali si gua harus bilang, gua gapapa. Tinggalin gua sendirian, gua cape." Dengan tatapan kosong Xavier berucap hal itu. Sontak Gavian jadi berpikir yang tidak-tidak. Tidak biasanya Xavier begini. Ia kenal betul gimana adeknya. Kalau putus dan ngga ada masalah apa-apa yang terlalu berat. Wajah Xavier tak setertekan ini. "Gua bingung, Anettha malah makin deket sama cowok-cowok itu. Padahal kita berdua belum resmi putus, yang bener-bener putus. Masa tiba-tiba jadi seasing ini."

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang