07

2.8K 271 16
                                    

Plak

Plak

Plak

Baru juga masuk sekolah setelah sekian lama izin, Xavier udah bikin heboh. Dia berdiri stay cool di atas tangga dan di hadapankan dengan barisan para selirnya yang bakal berubah jadi status. jadi para mantannya.

Mulai dari degem, sampai kakel, tua ataupun muda. Dia embat dan ada semua di barisan tangga yang cukup panjang antriannya. Ya kalau di total kurang lebih ada tiga puluh tiga.

Dibarisan pertama ada Vita yang sudah menampar Xavier tiga kali. Dia itu gadis yang sulit ditaklukkan, tapi sekalinya tertakluk kan malah sama yang main-main.

"Lo pikir hati gue res area? Cuman sekedar singgah, habis itu udah!" lirihnya samar cenderung datar. "Dasar cowok brengsek!"

Kini giliran Elisa barisan kedua maju. Menatap nyalang cowok dihadapannya. "Kenapa putusin gue tiba-tiba?"

"Nggak perlu di jelasin kan?" senyum Xavier samar saat melihat di ujung gedung di seberangnya ada Anettha. kali ini ia harus tegas, putusin para selirnya. Demi mempertahankan Anettha, seperti nasehat  yang diberikan Gavian sepanjang malam tadi. Ditambah bundanya ikut serta menasihati. "Buru sana pergi! Lo tau kan pastinya kenapa gue putusin lo? Udah sana, masih banyak antreannya nih."

"Anjing! Semoga lo kena karma yang setimpal ya babik!"

Gadis itu ingin melayangkan bogeman tapi segera di sanggah oleh Galang yang nyengir kuda saat ditatap tajam oleh Elisa. "Lepas monyet!"

"HUSST!" tangan satunya menyentuh bibir gadis itu. "Cewek cantik nggak boleh ngomong kasar. Nggak pantes," tuturnya yang langsung dibalas...

"Ciwik cintik nggik bilih ngiming kisir. nggik pintis!" ejeknya berlalu menyingkirkan tangan lancang cowok itu. "NAJIS!"

"Selanjutnya...!" intrusi Elang yang menjadi pemanggil dari para jajaran mantan Paketu nya yang sengkle itu. "Rahma! cewek dingin yang berhasil lo taklukin juga."

Plak!

"Gue butuh penjelasan! Lo punya mulut kan? Jadi cowok yang tegas. Putusin gue karena apa??!"

Xavier meneguk ludahnya susah payah. Melihat pergerakan Rahma yang nampak menggulung lengan baju seragamnya sampai sebatas siku. yang ia tahu Rahma itu seorang atlet taekwondo. Matilah dia sekarang yang harus pasrah menerima pukulan penuh dendam darinya. "Gue...—"

"–nggak usah ngang ngong!"

"Ya karena lo terlalu baik buat gue!" jawabnya spontan saat mendengar sentakan dari Rahma yang kini malah terkekeh garing. "Maaf..."

"Maaf lo bilang? Lo udah baperin anak orang. Udah bikin nyaman! terus abis itu lo giniin gue. Cuman karena alasan itu?!" Ini adalah kali pertama kalimat panjang keluar dari mulut gadis itu. "Ya udah...! Semoga setelah ini dapat yang spek jambret ya?!!"

Plak! Plak! Brugh!

Tanpa rasa iba sedikitpun gadis itu menampar pipi kiri, kana dan berakhir memukul tepat di sudut bibir Xavier yang langsung bercucur darah segar.

"Aduh bos...!" pekik Galang khawatir, yang lainpun. Tapi ya itu udah setimpal sih. Sama perbuatan brengsek, seenaknya dan semena-mena dia aja mainin perasaan cewek-cewek. "Kurang kenceng harusnya," cicitnya.

Xanetha [on going]Where stories live. Discover now