05

3.8K 369 19
                                    

Vote atuh ihh. komennya juga janlup, lebih enak follow akunnya sblm baca! Oke?

---------

Hampir semingguan lebih Xavier tidak masuk sekolah. Kabar-kabar sih doi katanya sakit. Gatau sakit apa, yang jelas pasti habis baku hantam biasanya demam. Emang dasar bayi gede udah tahu imun tubuhnya lemah. Masih aja doyan berantem sama sih Rimbah.

Anettha aja udah angkat tangan. Lagian dia juga aturannya masih marah kan sama Xavier. Ya cewek mana coba yang gak marah kalau cowoknya selingkuh. Itu masih mending Anettha masih mau sama dia. Lah bukan satu dua kali dia selingkuh masalahnya. Tuh orang kebiasaan banget emang. Paling gak bisa sama satu cewek.

"Umi-umi, umi gak mau nengokin Abi nih? Sih Abi lagi sakit tau."

"Hah? Dia sakit? Sakit apa?!!"

"Demam."

"Ya elah demam doang. Gue pikir sakit keras."

Elang memegangi dadanya dramatis. "Astaghfirullah umi, segitunya ya sama Abi. Bukannya inisiatif nengokin kek. Ini malah kayak gini."

"Dianya aja kayak gitu. Males gue, Lang, Lo tau pas gue dateng kemarin ke apart dia. Dianya malah lagi telponan sama selirnya. Mana pake manggil sayang lagi, gue kan jijik."

Galang menengok. "Jijik sama cemburu beda tipis ya, bund."

"Tau nih, lagian kalau tau cowoknya gitu. kali-kali tinggalin lah," sahut Lukar dari meja sebrang. "Mending sama gue. Gue mah ganteng, udah gitu setia lagi. anti selingkuh-selingkuh club."

"Ah yang bener???"

"Bohong gak tuh?"

"Kemarin gue liat lo jalan sama cewek lain ya, kadal! katanya cewek lo cuman Libby satu-satunya. Ternyata dia jadi salah satunya. Tau gitu gak gue restuin lo asli sama sepupu gue!" omel Difa jadi emosi.

"Sabar ayanq! Gak boleh marah-marah, cukup Dinda aja yang hobinya gitu." tengah Galang yang mencegah Difa yang berniat menghampiri Lukar dan mungkin akan memberikan sedikit perhitungan untuknya. Tapi segera ia cegah. "Ish, yanq! Mau kemana sih? disini aja."

Difa menatap Galang dengan rasa kesal sebelum tangannya terulur untuk menampol mulut cowok itu yang sudah berani-beraninya manggil dia 'yanq!'. Apa-apaan coba, pikir Difa.

"Lo sama ketua lo sama-sama jamet ya? ngapain coba panggil-panggil 'yanq!' kayak ada hubungan aja."

"Kode-kode," cetus Elang pura-pura tidak tahu padahal ia tahu apa maksud ucapan Difa barusan. "Sabi kali, nanti malam ajak sih Difadungdat ke makam."

"Ngapain?"

Elang menoleh kearah Anettha. "Buat ungkapin perasaan Galang ke Difa, ya gak, Gal?"

Galang mendelik galak. "Ah kebagusan, dikamar jenazah aja gak sih?"

"Anjayy, itu mau nembak atau liat kamar masa depan."

Semua tatapan teralih ke Listi. "Apa?"

"Kalo ngomong..." Anettha mengantung kata-katanya. "Suka bener. btw lo juga gamau NYUSUL?"

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang