42

151 7 1
                                    

aloww cantikkkkk cantikku jangan lupa vote komen andddd follow pecintaanakepakrete ya manisssku

"Happy reading manissss"

****

"Yankkk, ayo balik sama akuu. Aku janji gabakal mentingin cewek lain selain kamu, aku janji bakal prioritasin kamu."

Xavier tidak ada kata menyerah untuk berkali-kali berucap hal yang sia-sia saja sebenarnya ia ucapkan. Karena Anettha gabakal dengerin lagi omongan manisnya Xavier.

Apalagi semenjak kejadian telepon, dan denger suara desahan dari mantan dakjal nya ini makin buat dia ilfil. "Net, dengerin yaaa! Sampe kapanpun gua nggak rela lo sama orang lain. Nggak sama gua ya berarti nggak sama yang lain," tegasnya tepat di telinga Anettha.

Gadis itu sampe dibuat merinding dan langsung saja menatap jengkel orang yang daritadi ada dibelakang bangku yang ia duduki.

Dengan tatapan sinisnya ia berkata. "Simpen aja kata-kata manis lo itu buat mantan lo itu. Ralat deng... Bukan mantan ya? lebih tepatnya orang spesial yang masih aja lo hubungi, masih lo prioritaskan. Siapa ya namanya? Lagi sakit, kan dia?"

"Kok lo gajadi garda terdepan buat mbak-mbak itu sih? Tumbenan, belum ngerengek manja ya dia," lanjutnya dengan ekspresi datar sedatar datarnya sekaligus pernyataan yang lugas. Terdengar begitu dingin.

Xavier saja sampai kesal di buatnya. Tidak biasanya Anettha bicara dengannya dengan nada datar, di tambah eskpresi kosongnya ini. Makin membuat perasaannya di luputi rasa bersalah. "Maafff."

"Kenyang anjing denger maaf lo."

"Terus gua harus gimana?"

"Lo gausah muncul lagi di hadapan gua, gua udah mulai enek dan mau mulai semuanya dari nol tanpa adanya benalu kayak lo! Yang cuma bisanya nyakitin," ketusnya lagi.

"Kasih gua kesempatan lagi, buat-"

"Buat berubah?" potongnya nampak benar-benar muak. "Gausah repot-repot berubah demi gua, biar gua aja yang berubah. Hilang dan hapus tuntas semuanya tentang lo di hidup gua!"

"Net, tolonglah..."

*****

"MONYETTT!"

"Pergi nggak lo? Muak bener gua liat lo, kesel anyingg!"

"Lo nggak ada kerjaan lain apaa? Selain ngikutin gua, gua risih begooo!"

Tidak mendengar segala umpatan dan pengusiran Anettha. Xavier terus saja mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Tak memperdulikan kalau gadis itu terus saja berucap ketus sekaligus kasar, dari raut muka Anettha saja rasanya muak. Harus terus di ikutin manusia sejenis Xavier, yang nggak tau diri. "Lo pulang, aman Net! Gua nggak akan ngikutin lo terus nanti."

"Lonya ikut masuk nanti anjing! Gua males kalau harus menjamu tamu modelan lo," sahutnya ogah-ogahan.

"Gua gausah di jamu, gua cuma mau liat lo Nettt."

"Gua mau memperbaiki semuanya dari nol, kita mulai semuanya dari yang awal pdkt an, yaaa?"

Raut muka Xavier begitu sumringah namun penuh luka. Melihat respon Anettha makin hari makin bikin hati Dajjal nya tergores. Xavier cuma bisa sabar, tiap liat Anetthanya di godain sama cowok-cowok kurang ajar. Kurang ngaca aja si ini mah, dianya juga lebih dari sekedar kurang ajar. "Gua bakal cut off semua cewek-cewek gua, Net."

"Gua bakal fokus ke lo doang."

"Yakin. Gua bakal jelasin semuanya, bakal lurusin semuanya, bakal gua jawab semua pertanyaan lo kalau lo masih ragu sama gua."

"Gua nggak ada lo kayak ikan nggak di kasih air, Nett! Sesek napas."

Anettha mengangkat sebelah alisnya, muak banget liat muka Xavier selalu memenuhi pandangannya. Suram bener lagi kalau liat muka kadal nya ini. Mana selalu berucap hal-hal manis lagi. "Liat ajaaa, gua rela kesamber petir 27 kali demi kamuuu."

"Asal nggak kena," sambungnya. Bikin Anettha makin menatapnya kesal sekaligus sinis. Dilihat-lihat makin ngawur aja omongan mantan Dajjal nya ini.

Masih berusaha menghalang-halangi pandangan Anettha. Sampe rela lesehan Xavier di hadapan Anettha. Tidak peduli kalau pengunjung Cafe liat dirinya dengan tatapan aneh. Yang penting bisa buat Anetthanya menatapnya terus. "Gausah lirik sana-sini bisa nggak si, Net? Gua cemburu."

"Lo sengaja banget ya? Ke Cafe beginian Net, biar apa coba?"

"Mana lo liatinnya nafsu banget lagi," protesnya lagi. Sengaja atau nggak bukan urusan Xavier. Anettha pergi ke Cafe yang ada tempat nge-gym nya juga bukan urusan dia lagi. Lagian dia juga ngikut-ngikut aja, padahal dia udah ada janji sama seseorang. "Gua juga punyaa."

"Nggak nanya," jawab Anettha malas. Cukup membuat hati Xavier tergores, hati cowok itu emang akhir-akhir ini baperan parah.

"Kok kamu gitu?"

"Terserah gua dong, banyak bacot lo."

"Net, ini udah soreee. Pulang yok, udah hampir dua jam duduk disini. Gua pegel inii," keluhnya bersimpuh dihadapan Anettha. Padahal mah Anettha nggak memperdulikan keberadaan dirinya yang effort banget sampe duduk dibawah buat di pandang Anettha. Anetthanya mah sibuk main ponsel. "Gua anterin ayooo."

"Gua ada urusan tau, Net."

"Nggak nanya," jawabnya masih enggan menatap Xavier. "Lagian kalau lo mau pulang tinggal pulang aja, gua ada janji ketemuan sama Alex."

"ASUUU! Ngapain si sama dia? Boti begitu lo mau-mauan aja," cetus Xavier berhasil menarik perhatian Anettha. Tatap muka Xavier yang mendadak merah padam. "Dia itu cuma mau ngerusak hubungan kita, Net."

"Lo kenapa malah deket sama dia?"

"Urusan gua, nggak di rusak pun hubungan gua sama lo udah rusak dari dulu."

******

sekali lagi jangan lupa vote komen andddd follow pecintaanakepakrete

se u next partttttt manissss papaaiii 👋🏻💗👋🏻👋🏻💗🖤🖤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Xanetha [on going]Where stories live. Discover now