10

2.3K 229 4
                                    

*****


"Bang! Bang! Bang Lian! Lo liat nggak?"

"Liat apa?" bingung Willian yang tengah melajukan motornya dengan kecepatan sedang melewati jalanan yang sepi. "Lo kenapa sih?"

"Itu!"

"Iya itu apa sih? Gue lagi nyetir ini."

Renatta nampak berdecak sebal. Ia tadi seperti melihat seseorang yang tengah berkelahi. Tapi Willian malah acuh. "Tadi lo liat nggak sih? ada yang —"

"Berantem?"

"Iya."

"Yang kita lewati barusan?"

"Hiyah. Gue kayak kenal suara cewek yang tadi minta lontong ke gue."

"Tolong!"

"Iya itu maksud gue."

Gadis itu refleks menepuk bahu Willian. Membuat cowok itu memberhentikan motornya, "kita puter balik yuk? tolongin. Takut terjadi apa-apa. Firasat gue mengatakan ada apa-apa."

Willian mengangguk lalu membelokkan motornya. Putar balik kejalan pertigaan barusan. Suara deru motor dari Willian tidak menggencarkan aksi kelima pemuda yang tengah menghajar satu pemuda lainnya.

"WOI! Mainnya kok keroyokan, berani sinilah lawan gue."

Spontan kedua cowok yang tengah menghajar habis tepat diperut Xavier terhenti. "Sapa sih tuh bos? kok ikut campur," cetus Mario.

"Gue juga mana tahu." Kenzo partner yang memukuli Xavier barusan.

"Gue kayak kenal," cetus Bobby yang masih mencengkeram kuat lengan kiri Xavier. "Anak Velyxxen bukan sih, Guh?"

Teguh hanya mengangguk mengiyakan. Siapa coba yang tidak mengenal anggota geng inti dari geng motor Velyxxen yang lumayan ditakuti banyak orang karena kebrutalannya. "Sialan, dia mau ikut campur lagi."

"Bos kenal?"

"Bos lo goblok kalau nggak kenal dia." Xavier berucap dengan darah yang mulai bercucur keluar dari mulutnya. "Abis lo malam ini!"

"Kenapa berhenti? lanjut lah, gue mau ikutan nih."

Renatta sudah siap dengan gerakan kuda-kudanya disamping Willian yang maju menghadap mereka. Gadis itu terlihat begitu tengil, hingga dia terhenti sambil menepuk bahu Willian kasar. "Lah itu kafir cuk! Mantan gue."

Willian menatap Renatta yang juga menatapnya. "Oh dia mantan lo? tahu gitu nggak usah di tolongin."

Cowok itu berniat berbalik. Tapi Renatta justru menarik tali hoddie yang dikenakan oleh cowok itu. yang otomatis membuat Willian tertarik lagi kebelakang. "Apasih Renaaa?"

"Tolongin su! kasian itu Anettha didalam mobil nangis!"

Anettha sebenarnya ingin keluar dari mobil. Sialnya Xavier malah mengunci Anettha dari luar.

"Lepasin bego! Itu dia udah muntah darah. Mau gue colok mata lo pada. Melotot doang, ayo lawan gue!"

Willian maju sambil mengepal kedua tangannya. Berancang-ancang untuk menyerang. Dia langsung melayangkan kakinya sampai mengenai rahang Kenzo yang melotot kaget. Tidak siap dengan serangan itu. Tapi dia juga tidak tinggal diam. Maju berhadapan dan melayangkan pukulan. yang selalu ditangkis oleh Willian. "Alah sia boy, segini doang mah ngada apa-apanya."

Kepalan tangan Kenzo dicengkeram kuat oleh Willian. Dia menepis kasar lalu bergantian melayangkan pukulan sebelum keseimbangan Kenzo yang normal. Membuat cowok itu kesakitan memegangi pipinya. "Akhh sakit babi!"

"Yah... Segitu doang sakit, lawan lah ayo."

Mempersilahkan dengan senang hati. Willian hanya diam saat Kenzo ingin membalas pukulannya diarea perut bagian sensitif, yaitu dada dan tepat perut bawah Willian.

Bughh... Bughh... Bughh!

Tiga pukulan sekaligus. Tidak membuat Willian oleng sedikitpun, justru cowok itu memanfaatkan kelengahan Kenzo untuk dia menyerang balik dengan brutal.

Bugh... Bughh... Bughhh!!

Plak!!!

Berakhir dengan suara tamparan yang menggema dari pipi Rimbah di tampar lumayan keras oleh Renatta. Lanjut gadis itu malah berlagak tengil dihadapan Rimbah yang emosi karena dirinya. "Bangsat! Cewek sialan lo, anjing!"

"Apa lo? berani sama gue?"

Tanpa banyak basa-basi Rimbah melangkah maju menghadap Renatta. sedangkan ketiga temannya yang lain. Makin jadi membabi-buta memukuli Xavier yang sesekali memberontak. Lagian sebenarnya Xavier itu bisa aja ratahin mereka sendirian. Permasalahannya gini, suasana hatinya lagi nggak karuan, luka bekas kemarin dan sebelum-sebelumnya belum sembuh. Ditambah Rimbah dkk mukulin dia dengan mencekal dan mengapit dirinya. Bagaimana bisa dia coba melawan.

"ARGHH! Anjing bangsat, babi, monyet, badak, kontollodon lo bajing! Mainnya keroyokan gini. Gila lo, stress bego asu!"

Mario, Teguh dan Bobby nampak tersentak oleh Xavier yang memberontak. Cowok itu terpelanting, putar balik melayangkan kakinya sampai mengenai rahang dari Mario. Mengenai leher Teguh dan berakhir mengenai dada dari Bobby. Satu tendangan yang dilayangkan. Tiga orang sekaligus langsung kena.

"Akhh sakit njir," ringis Bobby yang merasakan dadanya sakit. "Bukan main anjing tendangannya."

"Leher gue kok serasa patah sialan."

"Jangan cupu lo pada! Segitu doang bilang sakit," cetus Mario yang maju melayangkannya pukulannya.

Bughh!

"Mukul apa noel sih? Nggak berasa nih," seloroh Xavier yang bersmirk dibalik darah yang sudah bercucuran banyak di mulutnya. Bagaimana tidak muntah darah coba, sedangkan tadi kelima orang biadab itu memukul selalu tepat diperut Xavier. "Ayolah. Kalau bikin gue masuk rumah sakit bikin lo puas, gue ikhlas."

"Halah bacot!"

"Hfftz...!"

Renatta mencomot kasar mulut Rimbah. Gadis itu begitu brutal memukuli cowok itu dengan brutal, apalagi sasaran utama Renatta ada diantara selangkangan cowok itu. "Gue tendang. Mampus telor lo pecah dongooo!"

"Cewek kurang ajar lo. Kalau bukan cewek udah gue abisin lo sekarang juga."

"Lo berani?" Willian menarik jaketnya Rimbah. Tidak ada rasa takut sedikitpun cowok itu langsung memukul habis wajah dan perut Rimbah. Fokus kembali pada tiga orang yang lagi-lagi mainnya keroyokan. Xavier sudah menyerah dan pasrah. Dirinya sudah babak belur. Di tambah dipunggungnya ada hantaman bisbol yang baru diberikan oleh Mario.

Dughh... Bughh... Bughhh

"Akkhh..."

Brugh... Bughh... Plak!

Willian yang sudah menumbangkan Rimbah dan Kenzo yang masih diberi pukulan dan bogeman tambahan dari Renatta. Cowok itu memilih menghajar tiga cowok yang mengeroyok Xavier. Tidak terlalu sulit, karena mereka juga udah sama-sama bonyok.

"Ampun woi! Ngapa lo tendang kepala gue sih," sewot Kenzo saat kepalanya di toel-toel dengan kakinya Renatta. "Ampun gue nyerah!"

Gadis itu memiting lengan kekarnya. Hal itu sama dilakukan oleh Rimbah yang sudah terkapar. "Cabut woi!"

"Het..." Willian menarik Bobby yang tadi membawa tongkat bisbol. dia rebut paksa dan dia pukul pada Bobby, bergantian memukul tongkat itu ke Teguh, Mario, Rimbah terakhir pada Kenzo. Kelimanya dipukul tepat diperut dan punggung. Sama halnya yang dilakukan oleh mereka pada Xavier. "Pergi lo sana, KEPARAT SIALAN!"

_______

Makasih apresiasinya.

vote, komen, follow dr kalian berharga banget bagi saya. mohon jgn jd sider yaaa.

Dah makasih banyak-banyak semuaanyaaaaa...




Xanetha [on going]Where stories live. Discover now