19

2.1K 206 28
                                    

Happy reading.

Apa kabar? kalau saya sih baik, anda gimana?

Hari ini gmn nih?

Bahagia ap sedih? Apa tengah-tengah.

Mau sering-sering up, ap santai aja? semau saya gitu.

***

"Ishh ayang! Mau kemana sih? Sama aku aja..."

"Nggak usah kemana-mana ihh."

"Aku kan nggak bisa jauh-jauh dari kamu!"

Daritadi pagi sampai jam istirahat. Rhaka dkk rasanya muak. Harus melihat kemanjaan dari seorang Devi Aldiva Brodin — gadis yang tadi pagi hampir adu bacot sama Anettha. Untung Anettha yang masih waras dan gamau meladeni memilih menghindar. Lebih milih ikut kumpulan osis, menyambut kedatangan kakak-kakak KKN. Yang akan memberi beberapa seputar materi sekaligus motivasi. Untuk tujuan lebih lanjut, melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dan kebetulan. Di anggota KKN itu ada Alex yang sedari pagi caper terus mendekati Anettha. Mana secara terang-terangan ngerangkul-ngerangkul Anettha lagi. Xavier yang melihatnya tentu kebakaran jenggot. Mau langsung di pukul dan mutilasi aja rasanya, tapi ia ingat kalau sedang disekolah dan lagi berada dalam ancaman.

Ancaman apa? Ya tentu ancamannya yang sedang berada didekatnya. Bisa-bisanya, seorang Diva mau bermain api dengan Xavier. Gadis itu terlalu licik sehingga mengunakan cara kotor untuk melakukan sesuatu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, kalau ancaman dari Diva terlalu mengancam dirinya.

"Lo nggak cape apa? Mainnya ancaman terus dari dulu, gue aja muak, anjayy."

Devi bukannya menjauh setelah mendapat perlakuan tak enak dari Xavier. Justru ia malah tersenyum sinis penuh arti pada cowok itu. "Kalau lo muak! Sejujurnya gue lebih ke nggak sudi sih ngelakuin ini, kalau nggak buat sepupu gue."

"Sepupu lo? Emang gue, kenal?"

"Kenal lah, dia aja tiap hari ketemu sama cewek lo."

Semakin dibuat kebingungan. Xavier pun mengecek ponselnya dan mengirim sebuah pesan. Ia sedikit menjaga jarak dari Diva.

Anaknya papi gondrong
Rak, selidiki kutu kupret ini.

Males gue, dusel mulu kayak ulet bulu.

Mana kadang aneh lagi gelagatnya.

Cari info!!

Xavier menutup kembali ponselnya setelah mendapat balasan dari Rhaka. yang hanya membalas dendam emot jempol, sungguh mengesalkan. Tuh babu satu emang bisa diandalkan. Cuma ya resikonya gitu, responnya akan sangat mengesalkan. Untung Xavier tipe orang yang sabar.

Brakk!

"Biasa aja dong kalau marah, nggak usah gebrak-gebrak meja," sungut Devi yang malas sebenarnya berada disisi Xavier.

"Diem lo, anjing! Bisakan?? nggak usah bacot!"

"Dihh... Dongo, orang gue diem ya dari tadi."

Xanetha [on going]Where stories live. Discover now