Bagian 22 : Keputusan.

859 49 5
                                    

"Hilangkan perasaan mu, balas dendam akan berhasil ketika kamu tak berperasaan."
-Vincenzo Cassano

***

Hai! Welcome back! Kita update lagi nih sebelum menjelang hari raya hehehe..

Ok enjoy reading ya! Hope u guys like it! ❤

***

Jam istirahat tiba. Iya, Thea menghampiri Ken ke kelasnya duluan untuk ke kantin bersama.
Ternyata dilihatnya, Ken yang posisinya ingin membuang sampah ke tong sampah depan kelas membuat Thea melakukan ide jahilnya.

Buru-buru Thea langsung mengumpat di belakang pintu kelas untuk melakukan aksinya.

"Dor!" ucap Thea berusaha membuat Ken terkejut.

"Astaga ayam kucing kambing!" latah Ken karena terkejut atas ide jahil Thea.

"HAHAHA, Ken, itu beneran lo kaget sampe kaya gitu?" Thea tertawa terbahak-bahak.

"Ya.. iya! Emang kenapa? Lo sih segala pake acara ngagetin, ngapain coba?!" Ken kesal dengan ulah Thea.

"Hahaha, ga nyangka gue lo kaget nya sampe kayak gitu banget, segala kambing dibawa-bawa lagi! Hahaha.." Thea masih tertawa karena latah kaget Ken yang tadi yang ia pikir itu sangat lucu.

"Mending ya The kalo cuman nyebut ayam kucing kambing! Coba kalo tadi gue kalap sampe nyebut yang ngga-ngga gimana? Bisa abis gue," ucap Ken sarkastik.

"Hahaha, yaudah-yaudah sorry. Ayok ke kantin Ken! Gue laper," ajak Thea langsung dengan tujuannya.

"Tumben amat orang kaya lo laper The, padahal dulu ya, sebelum gue kenal lo nih, jarang banget tuh gue liat lo ke kantin, eh apa gue nya juga ya yang suka mendem di kelas doang?" ucap Ken bermonolog sambil jalan di koridor menuju ke kantin.

"Iya, itu mah lo nya juga yang suka ngurung di kelas aja, gue mah ngga wle!"

"Dih! Tapi lo juga ya bukannya ke kantin malah demennya di rooftop yang panas-panas!" ucap Ken tak mau kalah.

"Panas-panas juga, tapi bikin hati dan pikiran adem Ken, mending panas karena matahari daripada panas dengerin omongan tetangga!"

"Hahaha, iya sih. Bisa aja lo."

Saat asik-asiknya berbincang ria di tengah koridor. Ternyata di arah koridor dekat gerbang sekolah sekolah, ramai sekali siswa-siswi disana. Dan, ternyata penyebabnya terdapat kedatangan orang tua Andrew ke sekolah yang baru saja ingin pulang dari ruang konseling.

Siswa-siswi yang ada disana terlihat memandang Andrew beserta orang tua dengan tatapan tak suka bahkan benci.

"Kasian mama papa, mereka gatau apa-apa tapi sekarang malah ikut-ikutan di benci juga sama orang sekolah.." batin Ken dalam hati tapi dengan segera ia acuhkan.

"Ken..?" Thea langsung membuyarkan lamunan Ken yang sedang termenung.

"Kenapa lagi? Masih mikirin abang lo itu?" ucap Thea dengan masih lanjut jalan beberapa langkah lagi.

"The, gue ga tega banget ngeliat bang Andrew, mama, papa juga."

"Udah gue duga, Ken-Ken. Udah ga usah terlalu dipikirin dulu ah. Mending kita langsung ke kantin, gue udah laper banget ini," rengek Thea.

"Yaudah, yuk." Ken berjalan mendahului Thea.

"Yeh, tadi aja ngerocos bareng sekarang malah ninggalin," cerocos Thea lalu menyamakan langkah kaki nya dengan Ken.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now