Bagian 18 : Salah Masuk Perangkap.

1.1K 65 10
                                    

"Aku sudah menetap pada keputusanku ini. Aku ingin bebas, tidak ada siapapun yang melarang. Jika ada yang berani melarangku, akan ku habisi detik itu juga."

***

"Gue mau malam ini juga lo bawa mereka, jual dengan harga tinggi," ucap Ken pada Thea.

Thea hanya mengangguk dan ia segera menelpon orang suruhannya untuk mengurus penjualan mayat itu.

"Gue udah urus semuanya. Lo tinggal terima jadi aja."

"Oke, thanks." Ken tersenyum senang.

Mereka berdua duduk di ruang tengah, kini Thea tau Ken sedang dilanda kebimbangan. Dari tadi wajahnya terlihat pucat namun matanya terlihat marah. Thea tidak tau apa yang telah terjadi padanya.

"Bisa lo ceritain kenapa semua ini terjadi?" tanya Thea.

"Mereka disuruh orang tua gue untuk ngambil harta warisan nenek. Dan gue langsung bunuh mereka."

"Ralat, lo nyiksa mereka habis itu lo bunuh." Thea terkekeh begitupun juga Ken.

"Gue bakal kasih pelajaran ke mereka, ini ga bisa di biarin Ken, lama-lama mereka makin menjadi," ucap Thea dengan nada yang terdengar marah.

"Jangan! Gue gak mau mereka tau kalo gue udah jadi psikopat. Gue takut mereka curiga dan bawa gue ke kantor polisi," cegah Ken.

"Yaudah kalo gitu, tapi kalo mereka macem-macem lagi sama lo, gue gak bakal tinggal diem."

Ken tersenyum diam-diam, ternyata Thea sangat perhatian padanya. Ken rasa ia menyukai Thea. Ah sudahlah, apa yang ada dipikirannya? Membayangkannya pun tidak mungkin.

Tok Tok Tok.

Suara pintu berbunyi, Ken dan Thea pun segera berjalan kearah pintu itu. Dengan hati-hati mereka membuka pintu dan ternyata ia adalah orang suruhan Thea. Segeralah mereka membawa orang suruhan itu masuk agar tidak ada siapapun yang mencurigai mereka.

"Bos, ini uangnya 12 Milyar, " kata orang itu sambil menyerahkan amplop cokelat berisi uang.

"Oke, lo boleh keluar sekarang," perintah Thea.

"Eh tunggu!" cegah Ken.

"Ini buat lo, bagi buat yang lain." Ken memberikan 15 juta kepada orang itu.

"Terima kasih banyak Tuan, saya ke markas dulu."

Thea terkagum melihat Ken, selama ini Thea tidak pernah membagikan uangnya kepada siapapun. Tetapi, Ken rela membagi sebagian hartanya kepada orang yang telah membantunya.

"Gue salut Ken, lo masih jadi orang baik ternyata," kata Thea.

"Gue baik kalo orang itu baik ke gue," tegas Ken.

"Hahaha, gue ngakak Ken. Dari dulu kemana aja?" Thea tertawa sampai Ken kesal.

"Mending lo pulang," suruh Ken, bukan karena apa, tapi waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari.

"Haha iya gue pulang. Besok jangan lupa berangkat bareng gue. Gue nebeng!" Thea pun pergi dari rumah Ken dan meninggalkan Ken sendirian.

***

Ken menatap milyaran uang itu, Ken memikirkan untuk di apakan uang-uang itu? Untuk disumbangkan ke yatim piatu? Rasanya ia tidak tega, karena itu hasil membunuh. Tak punya uang pusing, giliran sudah punya uang tambah pusing.

Ken membuka pintu lemari, menyimpan uang itu dibawah bajunya. Besok ia akan pikirkan lagi mengenai uang itu.

"Mending gue tidur lah, pusing."

Devil PsychoWhere stories live. Discover now