Bagian 7 : Thea Alexandra.

1.6K 103 3
                                    

Alhamdulillah, makasih yang udah vote! Semoga kalian sehat selalu.

Menurut kalian, cerita Devil Psycho gimana sih?

Happy Reading•~•

***

Dalam hidup, kamu harus berani mengambil keputusan. Tentang apa yang pantas diperjuangkan, dan apa yang pantas untuk di tinggalkan.

***

Entah kenapa Ken menyetujui ajakan Thea untuk bergabung di perguruan psikopatnya. Hatinya memilih ia untuk menyetujui ajakan Thea. Mungkin benar apa yang Thea katakan, jika kita harus sekali-kali melawan jika orang-orang sudah keterlaluan.

Setelah menyetujui ajakan Thea, Ken biasanya pulang ke rumahnya. Tapi kali ini tidak, ia lebih memilih ke taman sekitar rumahnya untuk menyejukkan pikiran.

Ken duduk di kursi panjang taman sambil sesekali berfikir apakah sudah tepat tindakan yang ia ambil? Tiba-tiba ponsel Ken berbunyi tanda notifikasi masuk, dengan cepat Ken merogohnya.

08236541XXX
Karna lo udah setuju buat gabung sama gw, jgn lupa lusa nanti dateng. Gw mau nunjukin sesuatu, nanti lokasinya gw sharelock.

Ken membaca pesan itu sambil mengernyitkan dahi. Ia sudah bisa menebak bahwa yang mengirim pesan ialah Thea. Ken bingung tiba-tiba mendapat pesan darinya, darimana Thea mengetahui nomornya? Tapi Ken lebih memilih untuk tidak membalas pesannya.

"Apa tindakan gue udah bener-bener tepat? Gue takut gue salah ngambil tindakan," gumam Ken bimbang.

"Tapi di satu sisi ucapan Thea itu emang bener, mungkin gue harus ngelawan mereka yang udah hina gue seenaknya. Ya, mungkin emang ini saatnya," ucap Ken mantap.

Di saat Ken sedang tenang-tenangnya menyejukkan pikiran, terlihat seorang dua anak kecil laki-laki sedang bermain dengan penuh canda tawa. Kedua anak kecil itu terlihat sangat bahagia.

Ken yang memandang kedua anak kecil tersebut tersenyum miris dengan kedua mata tidak pernah berhenti menatap kedua anak kecil tersebut.

"Bahkan dari dulu aja gue ga bisa kayak gitu. Jangankan kaya gitu, Mama, Papa, atau sodara kandung gue sendiri dari dulu emang ga menginginkan gue lahir," batin Ken miris.

"Tapi kenapa mama dan papa sebegitu bencinya sama gue? Kalo emang gue punya kesalahan fatal yang udah gue perbuat, kenapa mereka ga cerita kesalahan gue apa dan letak kesalahannya dimana?"

Ah sudahlah, Ken tidak perlu memikirkan sikap keluarganya lagi. Lebih baik ia fokus saja terhadap dirinya dan juga ibunya seperti apa yang ibunya katakan beberapa hari yang lalu.

Ken lebih baik pulang ke rumahnya, tapi Ken tidak ingin begitu ia pulang Kintan memarahi-marahinya. Untuk saat ini ia ingin tenang dulu tanpa ada masalah sehari saja.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now