Bagian 9 : Melepas Rindu.

1.6K 88 9
                                    

Berhubung keluarga Ken sedang tidak ada di rumah, Ken memutuskan untuk berkunjung ke rumah Ibunya, ia sangat merindukan sosok itu. Ken pergi ke rumah Ibu nya pukul delapan malam.

Ken pergi dengan berjalan kaki. Saat di perjalanan, Ken melihat ada seseorang yang ingin masuk ke rumah salah satu warga dengan mengendap-endap. Ken tidak ingin memfitnah, ia memantau dan menunggu sampai semua yang dilakukan orang itu selesai.

Keadaan rumah yang dimasuki orang yang mengendap-endap saat itu tidak ada siapa-siapa. Sepi. Dan letak rumah tersebut terletak di sebuah perumahan yang memang minim orang berkeluaran.

Beberapa menit Ken menunggu, keluarlah orang itu membawa sebuah kotak perhiasan dan dua amplop cokelat. Ken yakin, isinya adalah uang. Ya, tidak bisa di elak lagi orang tersebut adalah maling.

Setelah orang itu hendak ingin pergi, Ken mencari alat apa saja yang bisa dia gunakan untuk melawan orang tersebut. Saat Ken menoleh ke samping kiri, Ken menemukan sebuah balok. Lalu diambil balok tersebut.

Ken mendekati maling tersebut, lalu memukul nya sampai tidak sadar kan diri. Ken tak tau lagi apa yang harus ia lakukan. Setelah orang itu benar-benar tidak sadar kan diri, Ken segera mengabari Thea. Sambungan telfon tersambung.

"Ada apa?" sahut Thea begitu di telfon Ken.

"Gue mau lo kesini, gue butuh bantuan lo sekarang, nanti gue kasih tau lokasi gue."

"Ok gue ke sana sekarang," sambungan telfon terputus.

***

10 menit kemudian.

Thea telah sampai dengan motor ninjanya, ia membuka helmnya sehingga rambut panjangnya tergerai indah. Ken sedikit kagum dengannya, namun Ken terlalu takut jika harus jatuh cinta pada Thea.

"Santapan kita? Cihh.. kurus banget!" ujar Thea begitu sampai Ken dengan seorang maling. Ia langsung menyimpulkan bahwa Ken yang menghajar maling tersebut sendirian.

Ken diam saja tidak mendengarkan pernyataan Thea. "Gue bingung, mesti diapain maling ini. Apa kita bawa ke kantor polisi aja?"

"Jangan. Gausah di bawa ke kantor polisi. Biar ini jadi santapan kita meskipun kurus." Thea tidak akan membiarkannya begitu saja.

Ken dan Thea membawa maling tersebut ke tempat yang aman, tidak ada seorang pun disana. Thea sudah mempersiapkan alat-alat yang mereka perlukan untuk menghabisi nyawa maling itu.

Tak lupa, Thea memberikan topeng Anonymous pada Ken. "Pake, jangan sampe lo lupa."

Setelah beberapa menit, akhirnya orang tersebut pun sadar dari pingsannya. Orang itu pun bingung dia sedang ada di mana, karena seingat dia, dia tadi sedang membobol salah satu rumah warga. Thea yang melihat itu pun segera mendekatinya dan tersenyum sinis.

"Kenapa, anda bingung ya?" tanya Thea mendekati pria itu.

"Siapa kalian, dan mau apa kalian?" tanya orang tersebut takut.

"Santai aja, ga usah takut. Kita cuma mau main-main doang kok," ucap Thea dengan misterius.

"Ma-maksud kalian apa?! Jangan macem- macem ya!" Thea tersenyum miring mendengar pernyataan orang itu.

Thea mundur, dan dia menyuruh Ken untuk menghabisi orang tersebut. Ken mengambil pisau panjang dan besar yang sangat tajam, lalu dia tancapkan pisau itu ke bagian perut orang tersebut. Darah segar pun keluar, hingga menodai baju Ken.

"Aaarghhh!! Sakitt!!!," teriak maling tersebut.

Thea menyuruh Ken agar tidak peduli dengan orang yang jahat sepertinya, Ken menarik pisau itu dan menancapkannya lagi ke perut si korban.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now