Bagian 17 : Berubah.

1.1K 67 10
                                    

Sinar matahari mulai mencolok ke kamar Thea, ia membuka matanya perlahan dan duduk di tepi kasurnya. Thea membuka gorden jendelanya itu dan menghirup udara segar di pagi hari.

"Seger banget udaranya," ucap Thea. Thea sedang menikmati pemandangan bawah Apartemennya di balkon kamar Thea. Tiba-tiba terlintas di pikiran Thea teringat akan janji ingin bertemu dengan Ken, ia menepuk dahinya. Thea memang sedikit pelupa, tapi ia bukanlah tipe orang yang tidak menepati janjinya.

Thea segera bergegas untuk mandi dan bersiap-siap memakai baju seragamnya.

Setelah semuanya sudah siap. Thea mengambil kunci motornya yang ada di laci. Pagi ini jalanan cukup sepi sehingga Thea bisa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ah, dia sangat tidak sabar sekali untuk menjalankan rencananya.

Tidak membutuhkan waktu lama, ia sudah sampai di rumah Ken.

"Assalamualaikum, Ken," salam Thea sambil mengetuk-etuk pintu rumah Ken.

"Wa'alaikumsalam," jawab Ken sambil membukakan pintu.

"Hai, Ken!" sapa Thea.

"Lo ngapain pagi-pagi udah ke sini?" tanya Ken.

"Lah, lo lupa? Kita kan mau menjalankan rencana yang kemarin," jelas Thea.

"Oh, iya. Emang rencana lo apaan sih? Gue masih ga ngerti."

"Nanti lo juga tau sendiri," jawab Thea sambil tersenyum singkat.

"Yaudah masuk gih." Ken mempersilahkan Thea untuk masuk ke rumahnya.

Setelah mempersilahkan Thea masuk dan duduk di sofa. Ken menuju dapur untuk membuatkan minuman.

"Nih minum dulu," ucap Ken pada Thea sambil memberikan minumannya.

"Gausah repot-repot, gak ada cemilannya nih? Hahaha," canda Thea seraya mengambil minuman yang diberi oleh Ken.

"Haha dasar lo ya, emang lo belum sarapan?" tanya Ken.

Thea menggelengkan kepalanya, "Belum, gue buru-buru tadi."

"Yaampun sampe segitunya, yaudah, lo mau sarapan dulu?"

"Gak usah dehh Ken, makasih," ucap Thea, terdengar bunyi perut Thea sepertinya ia lapar.

Ken tertawa kencang, "Mulut boleh bilang ngga, tapi perut lu itu udah jujur. Lo tunggu sini, gue masakin dulu."

"Anjir nih perut! Pake bunyi segala!" Thea malah menyalahkan perutnya, dan alhasil membuat Ken tertawa dengan tingkahnya.

Thea tersenyum tipis, Ken sangat pengertian padanya. Namun sayang, Thea tak bisa menaruh hati padanya. Entah apa alasannya Thea hanya merasa trauma dengan masa lalunya.

***

Ken membuatkan makanan untuk Thea dengan lauk yang seadanya. Ia baru saja membeli bahan masakan di minimarket. Ken mendapatkan uang dari hasil kerjanya membantu orang, mengangkat barang pun ia lakukan.

Ken memasak nasi goreng jamur untuk Thea. Ia memang tidak ahli dalam memasak, tetapi rasa masakannya pun tidak kalah enak. Tak butuh lama untuk memasak nasi goreng jamur, kini tinggal siap untuk di hidangkan untuk Thea. Ken sudah sarapan sebelumnya, ia bangun sangat pagi untuk melakukan pekerjaan rumahnya.

Ken membawakan nasi goreng itu ke ruang depan tepat Thea berada. Thea pun sudah mencium aroma sedap dari masakan Ken.

"Lo bikin apa, Ken? Enak banget kayaknya," puji Thea.

"Nasi goreng jamur, kesukaan gue. Ini resep dari nenek gue."

"Oh, berbakat banget lo. Gue berasa gagal jadi cewek." Disambung gelak tawa oleh Thea dan Ken.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now