Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?

1K 56 11
                                    

Halo! Udah lama banget ga ketemu kalian semua! Semoga masih ingat sama Devil Psycho ya!

Jujur.. tadinya kita ada niatan mau berentiin cerita ini karena satu dan lain hal:( Tapi setelah melewati banyak pertimbangan, akhirnya kita tetap mutusin nerusin cerita ini buat kalian sampai nanti end! Dan maaf ya kalo kita baru update lagi setelah berbulan-bulan lamanya :( 😔🙏🏻

Tapi berhubung karena readers juga yang semakin hari semakin bertambah buat cerita ini, akhirnya kita punya semangat lagi untuk terusin cerita ini. Makasih banyak ya! And Luv u All! 😭❤

Tapi jujur aku pengen tahu dari kalian semua yang baca cerita ini, menurut kalian cerita Devil Psycho ini gimana sih? Biar aku dan teman yg lain bisa lihat respon kalian juga buat cerita ini ❤ jawab di kolom komen ya!

Untuk menemani liburan kalian! Akhirnya Devil Psycho sudah mulai bisa dibaca! Enjoy reading yaa semoga suka 😊❤

Sekali lagi maaf dan terima kasih banyak! Love ❤❤

***
"Perasaan yang mendalam sekalipun, bisa hilang lewat proses, proses ketika ia diabaikan dan tidak dihargai."

***

Ken langsung mematikan telfonnya. Ia langsung lari menuju mobil nya untuk tancap gas kembali ke arah rumah sakit yang sudah di beritahu Andrew begitu juga dengan Thea di samping nya.

"Ken, lo tetap tenang ya. Jangan buru-buru, kita tetep berdoa aja yang terbaik buat bokap lo semoga ga ada hal yang serius. Jangan bikin gue takut," ucap Thea panik karena Ken mengendarai mobilnya seperti orang kalang kabut dan membuat beberapa pengguna jalan mengklaksoni mobil mereka terus menerus.

"Iya The, maaf ya gue ga bermaksud bikin lo takut gini. Gue cuman khawatir sama Papa."

"Gapapa Ken, gue ngerti kok. Tapi lo tetep tenang ya. Bokap lo pasti baik-baik aja."

Dari perkataan Thea barusan, mampu membuat Ken luluh. Thea berhasil membuat Ken mengendarai mobil nya dari yang sebelumnya kalang kabut menjadi santai. Hanya Thea dan almarhum nenek nya yang mampu membuat Ken menjadi penurut.

"Makasih ya The, walaupun lo ga suka sama sifat keluarga gue lo tetep baik sama mereka. Gue tuh dari awal percaya, kalo lo tuh orang baik The." Ken tersenyum sambil mengelus punggung Thea.

Thea yang tiba-tiba di perlakukan seperti itu jantung nya langsung berdetak tidak karuan. Pertama kalinya ia merasa sangat dihargai oleh seorang lelaki. Tapi, bukan Thea namanya kalo terlihat salah tingkah di depan Ken. Seperti biasa, ia hanya tersenyum balik ke arah Ken padahal jantung nya sudah tidak bisa di kontrol.

Mungkin kalo Ken tepat berada di dekat jantung nya, ia pasti sudah mendengar detak jantung nya yang tidak beraturan. Tapi untung nya Ken sedang mengendarai mobil.

"Gue juga salut sama lo Ken, walaupun dari dulu lo ga pernah diperlakuin baik sama mereka. Lo masih tetep peduli sama mereka. Hati lo terbuat dari apa sih? Lo bahkan ga pernah ngasih tau ke orang-orang kalo lo diperlakukan kaya gitu. Lo tetep keliatan baik-baik aja. Padahal aslinya, ga semua orang kuat jadi lo. Tapi lo? masih bisa bertahan sampai sekarang."

"Gue pura-pura ga ada apa-apa di depan banyak orang, tapi gue kelihatan lemah di depan Ibu gue The, Ibu gue adalah saksi dimana dia ngeliat gue sebagai orang yang juga bisa nangis ga kuat di perlakukan kaya gitu. Beliau juga yang mengajarkan gue semuanya. Dia pergi membawa kenangan dan kata-kata dari dia yang membuat gue bakal selalu inget. Ga akan pernah gue lupain."

Devil PsychoΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα