Bagian 14 : Kehilangan.

1.1K 71 1
                                    

Memang terasa sangat menyakitkan kehilangan seseorang yang kita cintai. Namun hal tersebut bukanlah akhir dari semuanya. Meskipun tanpa dia kita harus bisa bahagia.

***

Ken terbangun dari tempat tidur rumah sakit, secepat mungkin ia berlari keluar ruangan dan menemui orang tuanya. Dirinya sangat lemas bahkan sempat ingin terjatuh saat ia berlari, namun Ken tetap meneruskan jalannya mencari orang tuanya.

Saat Ken tepat berada di depan ruangan inap Andrew, mama dan papanya sedang berada disana. Dengan cepat, Ken segera masuk ke ruangan itu.

"Oh bagus ya, kelakuan kamu keluyuran?!" ucap Kintan dengan lantang.

"Ngga Ma, Ken hanya--" ucapan Ken terpotong.

"Gak usah sok membela diri kamu ya, sini ikut saya!" Kintan menarik tangan Ken secara paksa menuju ke kamar mandi.

Ken yang ditarik pun hanya bisa pasrah, Mama nya tidak mengetahui kalau yang mendonorkan darah untuk Andrew adalah Ken. Begitupun dengan Papanya.

"Biar tau rasa kamu ya! ninggalin anak saya seenaknya! kamu mau bikin anak saya celaka hah?!" Kintan menyalakan shower dan menyiram Ken dengan air yang sangat dingin.

Sudah kekurangan darah, sekarang disiram air dingin pula. Bagaimana nasib Ken selanjutnya? Hahh.. Ken pun tak habis pikir, mengapa nasib tak menyetujui ia untuk bahagia.

Krekk

Suara pintu kamar mandi terbuka, "Ma, Andrew dibolehkan untuk pulang hari ini. Sudah tinggalkan saja dia disini," ujar Bara.

"Benar pah? ayo pah kita beres-beresin barang-barang kita. Mama udah kangen ngobrol bareng Andrew!" ucap Kintan, lalu meninggalkan Ken yang lemas dan kedinginan.

Ken hanya tersenyum kecut. Saat orang lain sangat diperhatikan orang tuanya, justru ia malah dibuang dan diperlakukan layaknya orang asing. Rasanya Ken tidak ingin dilahirkan seperti dulu.

Sudah cukup ia merasa sakit seperti ini, bukan hanya fisik. Namun hatinya pun sakit. Kadang ia berpikir, apakah Ken anak kandung dari orang tuanya? Setega itukah orang tuanya membuang Ken ke tempat yang salah. Namun ibunya bilang kalau Ken adalah anak kandung dari orang tuanya --Kintan dan Bara--

Suara bising terdengar saat Ken sedang melamun. Dan ternyata suara itu adalah Andrew beserta Mama dan Papanya. Sepertinya mereka akan pulang. Ken mendiamkan dirinya didalam kamar mandi, ia tak ingin bertambah sakit jika melihat mereka akrab dan sangat hangat layaknya keluarga bahagia.

"Duh sayang, Mama tuh kangen banget tau sama kamu!" ucap Kintan yang terdengar jelas oleh Ken.

"Ayo nak, kita pulang sekarang! Mama bakal masakin makanan kesukaan kamu. Nanti mama masak banyak ya buat kamu."

Mendengar suara makanan, Ken jadi lapar. Karena ia baru makan tadi pagi saja, sekarang sudah menjelang sore ditambah lagi ia sudah  melakukan transfusi darah.

Setelah Andrew serta orang tuanya pergi, Ken segera berjalan keluar kamar mandi. Ken mencari suster dan meminta baju pasien untuk dipinjamkan karena baju yang ia kenakan sudah basah. Suster pun tidak tega melihatnya, lalu ia memberikan baju kaos biasa dan celana panjang yang tersimpan di loker.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now