Bagian 4 : Bertahan.

2.2K 115 6
                                    

"Hatiku rapuh melihat penyemangatku terbaring lemah. Tapi, kasih sayangku tak akan pernah rapuh untuknya."

***

Ken dengan semangat berangkat menuju rumah orang tersayangnya. Sudah berbulan-bulan Ken merindukannya, baru saat ini ia bisa bertemu dengannya.

Keluarga Ken dengan sengaja memisahkannya dengan orang tersayangnya, entahlah kenapa mereka seakan-akan tidak ingin Ken terlihat bahagia?

Sampailah Ken di depan rumah yang sederhana tapi terlihat nyaman, disinilah orang tersayangnya tinggal. Begitu sampai di depan rumahnya, langsung saja Ken mengetuk pintu kayu yang kokoh.

"Assalamualaikum," ucap Ken sambil mengetuk pintu.

Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya keluar, Ken sudah akrab. Ia adalah Bi Marni, pembantu dirumah itu.

"Waalaikumsalam, Aden Ken? Syukurlah Aden datang, Nyonya sangat merindukan Aden. Ia sakit Den," sambut Bi Marni dengan wajahnya yang sedih.

Ken yang mendengar pernyataan dari pembantunya sangat terkejut.

"Dia sakit apa Bi? Kenapa ga kasih tau Ken? Sekarang dia dimana Bi?" tanya Ken dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Nyonya kambuh Den, ia mengalami sakit jantung. Dan sekarang ia harus membutuhkan perawatan. Nyonya ada di kamar Den, beliau sangat merindukan Aden."

Tanpa menjawab pernyataan Bi Marni, Ken dengan cepat menuju kamar beliau.

"Ibu..." lirih Ken begitu membuka pintu.

Di lihatnya wanita yang sangat lesu itu sedang tertidur, dengan cepat Ken langsung menghampirinya dan duduk di samping ranjang tempat tidur beliau. Begitu sakit hati Ken, saat melihatnya dengan kondisi seperti ini.

"Ibu... Ken kangen banget," lirih Ken sambil mengelus rambutnya dan mengecup punggung telapak tangannya.

Tak lama, Bi Marni datang membawakan segelas air putih hangat dan sup. Ya, itu untuk majikannya.

"Ini untuk Nyonya makan Den," sambil meletakkan nampan tersebut ke nakas samping ranjang tempat tidur beliau.

"Aden mau minum apa? Atau mau makan nanti Bibi siapkan," ucap Bi Marni dengan sopan.

"Tidak usah bi."

"Udah berapa lama Ibu sakit bi?" tanya Ken tanpa berhenti mengelus rambut wanita tersayangnya.

"Sudah seminggu ini Nyonya sakit Den, ia kambuh tengah malam. Langsung saja saya bawa ke rumah sakit sama Pak Nanang," jelas Bi Marni. Pak Nanang merupakan supir di rumah majikannya.

"Kenapa ga kasih tau Ken bi?"

"Nyonya melarang Den, Nyonya melarang saya untuk memberi tahu ini ke Aden. Nyonya bilang takut Aden memikirkan hal ini terus-menerus dan jadi tidak fokus. Begitu kata Nyonya Den."

Ken yang mendengar penuturan dari Bi Marni sedih sekali. Ia tidak tega sebegitu sayangnya ia pada Ken, sedangkan orang tuanya malah tidak mengganggap ia ada.

"Sebegitunya ibu peduli sama Ken bi, sedangkan orang tua Ken sendiri malah seenaknya memperlakukan Ken." Tak terasa, air mata yang sudah ditahan Ken akhirnya keluar begitu saja. Tapi dengan cepat Ken menyekanya dengan tangannya.

Devil PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang