Bagian 11

1.2K 86 2
                                    

Orang jahat terlahir dari orang baik yang selalu direndahkan dan tidak dihargai.

***

Ken sangat was-was dengan situasi saat ini. Semua pikirannya terfokus dengan rencana Thea. 'perempuan gila' itulah Thea, apapun hal yang menyangkut harga diri pasti ia akan turun tangan.

Sejak Ken pulang sekolah pikirannya selalu tertuju kepada Thea. Apalagi semenjak Thea mengajukan ide gila untuk membalas perbuatan Andrew, perasaan Ken jadi sangat tidak tenang.

Drrttt Drrtt

Suara getar handphone membuyarkan lamunannya. Ken mengambil benda pipih itu diatas kasurnya. Ken mengernyit dahi, untuk apa perempuan gila itu menelponnya malam-malam? Dengan cepat Ken mengangkatnya.

"Halo?" ucap Ken begitu sambungan telfon tersambung.

"Halo, Ken. Gimana rencana kita? Jangan sampe lo lupa. Gue udah di depan gerbang rumah lo."

Ken membulatkan matanya, langsung saja ia melihat ke depan gerbang dari jendela kamarnya. Dan benar, Thea sudah berada disana dengan mobilnya. Thea benar-benar nekat, kenapa gadis itu begitu dengan mudahnya mendapatkan identitas Ken? Mulai dari nomor teleponnya hingga saat ini Thea mengetahui rumah Ken. Kemampuan Thea benar-benar membuatnya terheran-heran.

"Lo gila?"

"Kenapa, lo takut? Yaudah kalo lo gak mau, biar gue aja."

Thea memutuskan telponnya sepihak. Dengan segera, Ken mengambil jaketnya dan turun kearah gerbang. Untung saja keluarga kecilnya sudah tertidur lelap jadi dengan mudah Ken keluar gerbang tanpa dicurigai.

"Lo ngapain sih? Ini udah jam setengah 12 malem."

"Gue mau main," ucap Thea dengan santainya.

"Serah lo deh, mending lo pulang. Ga baik cewek malem-malem diluar," perintah Ken.

Thea tidak peduli dengan pernyataan Ken, justru bagi Thea malam hari ialah hal yang menyenangkan untuk Thea melakukan aksinya. Bukan Thea namanya kalau tidak punya seribu cara, Thea menyeringai jahil.

"Lo tau kan, gue tinggal sendirian di apart?"

"Ngga," ucap Ken jujur.

"Bangke lo."

Thea membuka pintu gerbang tanpa perintah dari Ken. Ken yang melihatnya pun sangat heran kepada perempuan ini, bisa-bisanya ia tidak memiliki sopan santun.

"Ayo, buruan," perintah Thea.

"Ini rumah siapa, heh? Kok jadi lo yang ngatur-ngatur?"

"Ya lagian lo lama banget, gue ga sabar mau main." Thea menyeringai.

"Gila! gue ga akan ngizinin lo!" ucap Ken.

"Yah, ga asik lo!" ujar Thea.

Ken tidak menghiraukan ucapan Thea, tapi Ken penasaran dengan permainan yang di maksud Thea. Ken tidak ingin Thea berbuat macam-macam ke Andrew. Akhirnya mereka berdua mengendap-endap berjalan kedalam rumah Ken yang megah. Sampailah mereka berdua di pintu kamar bercat putih. Ya, itu adalah kamar Andrew.

Devil PsychoWhere stories live. Discover now