Bagian 13

1.1K 56 3
                                    

Update lagi nihh, semoga suka yaa

Happy Reading ^_^

***

Rutinitas Thea pada saat sedang libur yaitu mengunjungi markas psikopatnya. Tapi, entah kenapa saat ini Thea malas sekali untuk pergi kesana. Thea lebih memilih bersantai-santai ria di Apartemen nya.

Thea teringat kejadian semalam yang dimana ia membalas perbuatan Andrew dengan caranya. Jujur, sebenarnya Thea masih kurang puas mempermainkan Andrew semalam. Tapi Ken menyuruhnya jangan sampai membuat Andrew kehilangan nyawa. Lagi pula siapa yang mau menghabisi nyawa Andrew? Thea ingin mengulang perbuatannya suatu hari.

"Kenapa sih Ken lo itu terlalu baik? Bahkan, saudara lo sendiri pengen nyelakain lo, tapi lo ga pernah berpikir buat balas dendam sama dia," gumam Thea sambil menghela napas.

"Pengen banget gue cincang usus nya si biadab itu! Terus gue buang ke rawa-rawa," ucap Thea.

***

Disisi lain, Ken masih dirumah ibunya menginap semalaman. Ia tampak gelisah, apakah Ken harus mengunjungi kakaknya?

06.00 WIB

Keadaan rumah ibu Ken terasa lebih tenang dan tentram. Ken terlebih dahulu disuguhkan sarapan pagi oleh Bibinya.

"Makan dulu Ken," ucap Ibu Ken.

"Iya Bu, terima kasih."

Disela makan Ken sempat mengecek handphone nya, Siapa tahu orang tua nya mengabari Ken. Ternyata tidak, Ken terlalu berharap.

Setelah makan, Ken pamit ke ibunya untuk mengunjungi Andrew. Biar bagaimana pun Andrew tetap saudara kandungnya.

"Bu, Ken pamit ya, Ken mau ke rumah sakit tempat Ka Andrew dirawat," izin Ken.

"Iya nak, hati-hati ya. Maaf Ibu ga bisa ikut liat keadaan Andrew."

"Iya Bu gapapa, lebih baik Ibu di rumah aja ya, nanti Ken kabarin aja ke Ibu keadaan Kak Andrew." Ibunya mengangguk, lalu Ken mencium punggung tangan Ibunya.

***

Ken berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan tempat Andrew dirawat. Andrew dirawat di ruangan VIP. Sampailah ia di depan kamar saudaranya, dilihat dari jendela kamar inap Andrew sedang tertidur dengan kedua orang tuanya disampingnya.

Ken membuka pintu kamar inap Andrew hingga menimbulkan suara decitan pintu yang membuat kedua orang tuanya menoleh ke arahnya.

"Maaf Ma, Pa, Ken baru dateng," ucap Ken begitu tersadar kedua orang tuanya tengah memandanginya dengan sinis.

"Darimana aja kamu baru datang?! masih ingat sama kakak kamu?" ucap Kintan sinis.

"Sudahlah Ma, kita gausah ribut-ribut. Kasian Andrew lagi istirahat," ucap Bara melerai.

Tak lama, ponsel Bara berbunyi. Bara segera mengecek ponselnya melihat siapa yang menelfonnya. Ternyata itu orang suruhan Bara.

"Ada apa?" ucap Bara begitu sambungan telfon tersambung.

"Maaf Tuan, kita sudah berusaha mencari orang yang satu golongan darah dengan Den Andrew, tapi memang golongan darah AB sangat susah didapat. Jadi kita belum bisa menemukannya Tuan," ucap salah satu orang suruhan Bara ditelfon.

Devil PsychoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora