Ketujuh

531 10 0
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian malam itu. Tak banyak yang berubah dalam kehidupan Sagara.

Ia dan adiknya tinggal bersama papa, walau kadang papanya harus pergi keluar kota mengurus pekerjaan.

Oren tetap seperti biasa sering tinggal dirumah, kadang Yohan tinggal bersama kakek Ale atau pun Aga.

Yang berubah adalah mamanya hari ini sudah memiliki suami baru, papanya bukan lagi suami mamanya.

Ia memiliki papa tiri.

Sagara tak berubah sedikitpun, tetap seperti biasa. Dia tak ingin masalah keluarganya membuat nya setres dan berubah menjadi sosok pendiam dan dingin. Ia tetap menjadi Sagara yang orang kenal.

Bagi Sagara apa pun hal yang terjadi semua adalah takdir.

Mamanya , papanya, keluarganya adalah sebuah takdir yang harus dijalani. Dia tidak perlu khawatir karna ia percaya Tuhan selalu bersamanya.

Pagi ini sebelum mulai kelas Saga sempat mengucapkan selamat untuk mamanya yang akan menikah, ia juga meminta maaf karna akan datang telat, rencananya ia akan datang malam nanti saat acara resepsi.

Saga memang marah pada mamanya, tapi mau bagaimanapun mama adalah mamanya, orang yang sudah melahirkannya.

Dia tidak benci hanya kecewa, tapi ia akan tetap jadi anak yang baik seperti nasihat oren padanya dan Yohan.

Saga berjalan sendiri menyusuri koridor, keempat temannya sudah terlebih dulu ke kantin sedangkan ia harus mampir keruang guru.

"woy ga" teriak galuh saat Saga memasuki area kanti.

"sini ga" teriak Flash membuat Saga semakin cepat berjalan ke arah pojok, tempat ia dan temannya biasa duduk.

"tuh udah kita pesenin makanan lu" kata Varo sambil menunjuk mie ayam dengan dagunya.

"iya biar lo bisa langsung makan pas dateng" kata flash

"thanks ya" kata Saga.

"santai lah" jawab mereka.

"eh ga, hari ini mama lo beneran nikah?" tanya Flash pelan, takut menyinggung.

"heh senter hape lu kalo kepo bisa dipikir dulu gak?" kesal galuh

"iya beneran, ntar malem gue dateng kok sama kak Oren. Papa lagi diluar kota, Yohan dateng sama kakek Aga" jelas Saga, setelah mengunyah mienya.

"ga, are you okay?" tanya saka

"santai kalik, gue gak papa kok. Orang udah takdir jadi ya udah lah ya" jawab saga santai, lalu lanjut makan.

"lo keren ga" kata Varo

"lo sahabat gue yang paling keren" kata Flash

"saga kalo lo ngerasa capek lo boleh loh ngeluh kekita, lo boleh cerita apapun ke kita, tapi plis jangan pendem masalah lo sendiri" kata galuh bijak

"tumben kata-kata lo bagus" ledek Flash, sambil melempar kulit kacang kearah galuh.

"apaan sih loh" kesal galuh,

"santai kalian itu sahabat terbaik gue" kata Saga

"jangan berubah, ada kita" kata Saka dengan nada datarnya.

"iya iya kanebo kering" kekeh Saga

"anjir, saga doang yang berani kek gitu ke saka" histeris flash membuat mereka tertawa, kecuali Saka.

Penghuni kantin hanya bisa diam dengan suara mereka, mana mungkin ada yang berani mengganggu ketenangan mereka karena mereka adalah Ikon penting SMP Garasa.
Saga si pintar juara paralel pertama, anak olimpiade sains

SAGARA - OngoingWhere stories live. Discover now