"Omo" teriak Thea terkejut,
Ia hampir jatuh terpeleset jika Saga tidak memegang tangannya.
"woah " ucapnya masih terkejut
"lo ngak papa ?" tanya Yunda khawatir
"aman, " jawab Thea seadanya.
Sekarang mereka memang sudah setengah jalan, dan kemiringan tempat ini sekitar 30°
Saga menggiring Thea keluar jalur, menoleh ke arah Saka Sekilas.
Saka mengangguk lalu menarik Yunda untuk lanjut berjalan, yang lain mengikuti
setiap anggota yang melewati Saga mengangguk pelan, seolah menyapa.
"minum dulu " kata Saga, ia mengambil botol minum dibagian samping ransel thea
"ada yang sakit?" tanya Saga
"ngak, thanks ya" jawab Thea setelah menutup botol.
"masih kuat jalan?" tanya Saga memastikan
Ia melihat kening thea sudah penuh dengan peluh dan rambut sebahunya terikat berantakan tapi bagus
Thea mengangguk,
"kuat, ngak lama lagi kan" katanya"iya, kalo ngak kuat bilang ya jangan pingsan disini" Saga mengingatkan,
Thea melirik manik Saga, ia menatapnya hangat tapi ada kilatan khawatir dimatanya.
"iya iya, "
Saga mengangguk, lalu menggandeng Thea untuk berjalan kembali pada jalur
"loh bos kok disini ?" tanya Galuh heran,
Galuh tadi berhenti sebentar karna ia ingin masuk ke barisan tengah
"benhenti bentar tadi a'" jawab Saga sekenanya sambil terus berjalan menggandeng Thea
Galuh mengangguk,
"Puji Tuhan sampek juga" kata Thea lega saat sampai dipuncak
Ia langsung terduduk dan menyandar di batang pohon, mengabaikan Saga yang terus berjalan ke tengah anak gengnya.
Thea memperhatikan sekitar, anak laki laki sedang membangun tenda camp, anak perempuan ada yang menata alat eh untuk memasak dan ada yang duduk karena masih lelah seperti dirinya.
Thea hanya melirik dari ekor matanya saat Saga menghampirinya dan duduk desebelahnya
"capek banget ?" tanyanya
Thea mengangguk, lalu menggeleng
"capek banget tapi seru juga, jadi lumayan mengurangi rasa capek, ini pertama kalinya sih" kata Thea
Saga tersenyum,
"semoga ngak bikin trauma " kata Saga
"amin, tapi kok kayaknya aku sendiri yang yang bawa ransel sedang "
"iya kan kamu cuma bawa barang pribadi, mereka bawa perlengkapan juga"
"ngak adil banget ngak sih, kamu juga bawa ?"
"adil, aku bawa pisau, tali, selimut, hm lupa apa lagi" Jawab Saga,
"bisa bisanya lupa " kekeh Thea
Kadang heran dia tuh sama cowok disampingnya ini, suka ngak jelas
"mandinya gimana ?" tanya Thea, ia sedari tadi tak melihat kamar mandi
"di sungai, tapi untuk perempuan ada semacam bilik, aman "
Thea menelan ludah, mandi disungai ? masuk sungai aja ngak pernah.
YOU ARE READING
SAGARA - Ongoing
Teen Fiction"Meski hidup itu kadang tidak adil, tapi gue yakin kalo Tuhan selalu adil" -Sagara "Gue Sagara, Silvester Arjuna Sagara. Hidup itu indah bro kalo lo nggak ribet dan selalu mempersalahkan hal kecil"