XV

14K 1.3K 3
                                    

Kereta kuda kini tiba di kediaman Houston. Ishvara turun dari kereta kuda dengan disambut beberapa pelayan. Eria dan Matteo pun juga ikut serta berbaris rapi bersama pelayan.

"Yang mulia Duchess, makan malam akan segera tiba. Pelayan Eria akan membantu Anda membersihkan diri. Dan Marques Ronfold baru saja tiba di kediaman ini beberapa saat yang lalu," jelas Matteo padanya.

"Ayah datang kemari?" tanya Ishvara memastikan kembali.

"Benar yang mulia Duchess. Marquess Ronfold baru saja tiba, dan kami mempersilahkan beliau istirahat sambil menunggu kedatangan yang mulia Duchess."

Ishvara kini bergegas pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dibantu dengan Eria pelayan setianya.

Ishvara menatap pantulan tubuhnya di cermin. terlihat Eria tengah sibuk memakaikannya serba-serbi pakaian yang merepotkan setelah dia membersihkan diri. Hari ini terasa lebih melelahkan. Tetapi itu semua sebanding setidaknya dia sudah mencicipi makanan enak di wilayah Houston.

Ishvara mengingat kedatangan Marquess Ronfold. Dia kembali terfikir akan surat yang di tulis. Apakah Marquess Ronfold sudah membaca surat darinya? Sehingga setelah membaca ia bergegas pergi kemari? Jika benar, itu berarti Marquess Ronfold sangat menyayangi putrinya, Ishvara Berenice.

"Eria, kendurkan sedikit korsetku."

"Baik nyonya."

"Kira-kira apa yang harus kulakukan jika bertemu dengan ayahku."

"Nyonya biasanya berlari ke dalam pelukan tuan Marquess ketika menyambut kepulangannya dahulu." Eria berkata dengan tenang sambil menyisir lembut rambut Ishvara yang hampir kering.

"Benarkah? Aku melupakannya. Sudah lama kami tidak bertemu. Mungkin akan terasa canggung."

"Sudah selesai nyonya."

Ishvara menatap pantulan wajahnya di cermin. Rambutnya di tata rapi dengan model braided bun. Membuat kepalanya terasa penuh. Perjalanan menuju ruang makan terasa hening. Para pelayan tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Tak jauh darinya seorang pria berbelok dengan seragam khas dan juga rambut serta mata yang senada dengan miliknya. Tunggu, apakah itu Marquess Ronfold ayah dari Ishvara Berenice.

Ishvara masih diam di tempatnya. Hingga pada akhirnya pria yang tak jauh darinya berbalik menatap Ishvara. "Putriku Ishvara. Apa kau baik-baik saja nak?" tanya Marquess Ronfold penuh kasih disertai senyuman.

"Ya ayah, aku baik-baik saja." Ishvara berjalan mendekat memeluk ayahnya seperti yang dikatakan Eria.

"Kita harus segera ke ruang makan. Nyonya Karrollien pasti sudah menunggu kita."

Ishvara hanya mengangguk dan mengikuti langkah Marquess Ronfold. Pintu terbuka memperlihatkan Nyonya Karrollien berdiri dari posisinya lalu memberikan salam kepada Marquess serta Ishvara. Marquess Ronfold pun memberikan salam balik.

Semuanya telah duduk di kursinya masing-masing. Setiap orang fokus pada hidangan yang berada di depannya. Begitu pula Ishvara yang fokus menatap daging yang kini dihidangkan. Mengirisnya perlahan dengan pisau, lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Senang bisa bertemu denganmu tuan Marquess." Nyonya Karrollien memecahkan keheningan ruang makan.

"Senang juga bertemu dengan Anda nyonya Karrollien. Saya dengar Ferrto putra Anda sudah menduduki posisi Count. Sepertinya kita akan menjadi lebih sering bertemu saat ini," balas Marquess Ronfold ramah.

"Benar. Mohon bantuan anda dalam membimbing Ferrto ke depannya."

"Tentu saja," jawab Marquess Ronfold tersenyum ramah.

"Nak, ayah sudah menerima surat yang kau kirim." Marquess kini langsung mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya ayah, aku tidak sabar bercerita tentang tempat indah yang saya tinggali saat ini," terang Ishvara disertai senyuman.

"Ayah senang kau menikmati hari setelah pernikahanmu. Putriku banyak berubah, dan menjadi lebih dewasa."

"Terima kasih ayah."

"Benar, sebelum menikah dengan Asher. Kudengar putrimu sangat jarang bersosialisasi. Aku takut dia tidak akan terbiasa tinggal di kediaman ini. Tapi ternyata dia tidak terlalu buruk," nyonya Karrollien berucap dengan nada seolah menghinanya.

"Benar, banyak yang berubah dari putriku selama beberapa minggu ini. Apakah Duke Houston baik padamu?"

Marquess Ronfold kembali berucap dengan senyuman dan memilih untuk tidak menanggapi hinaan dari nyonya Karrollien. Pria itu lebih memilih melanjutkan makannya dan berbincang dengan sang putri.

"Cukup baik. Awalnya aku sedikit khawatir tapi ternyata Asher lebih hangat daripada yang aku kira. Bahkan dia mengajariku berpedang agar aku bisa melindungi diri."

"Itu bagus ayah tidak khawatir lagi. Lalu ke mana putriku pergi tadi? Kudengar kau dan yang mulia Duke tengah menyiapkan hadiah untuk putri Baginda Kaisar."

"Ya ayah, aku baru saja pergi dari toko perhiasan."

Nyonya Karroline mengangkat alisnya. "Toko perhiasan ya? bukankah bayi yang baru lahir akan sangat sensitif? Mengapa harus menghadiahkan perhiasan," cibir nyonya Karrollien.

"Aku tahu. Kulit bayi sangat sensitif terhadap benda seperti emas, perak, logam, dan tembaga. Oleh karena itu aku memesannya secara khusus. Dan Asher juga telah menyetujui saranku," timpal Ishvara dengan mata yang menatap serius ke arah nyonya Karrollien.

"Ekhem baiklah mari kita selesaikan makan malam hari ini," ucap Marquess Ronfold berusaha mencairkan suasana yang memanas.

The Cruel Duke and DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang