XVIII

13.6K 1.1K 7
                                    

Marquess Ronfold sang ayah telah kembali ke kediamannya. Sedangkan besok adalah hari di mana Ishvara akan memulai pesta teh pertamanya sebagai Duchess of Houston.

Meski sejauh ini semuanya masih bisa dia atasi. Namun Ishvara masih harus berhati-hati. Nyonya Karrollien yang datang di saat yang tepat membuatnya berpikir bahwa wanita tua itu pasti telah merencanakan sesuatu. Atau bahkan akan memberikan dia kejutan ketika pesta teh sedang berlangsung.

"Nyonya, persiapan sudah selesai. Nyonya sebaiknya beristirahat setelah ini," anjur Eria melihat Ishvara yang menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Aku tidak apa Eria, aku harus menyelesaikan pekerjaanku agar besok bisa menyambut para tamu dengan tenang di pesta teh yang akan berlangsung."

"Eria, bukankah kau akan pergi ke pesta perayaan nanti?"

"Ya nyonya," balas Eria menatap Duchess. Gadis itu masih berdiri di dekat atasannya.

"Katakan pada Cedric untuk datang ke panti yang ada di tengah kota. Hanya itu tugas yang kuberikan untuk kalian. Selebihnya kalian bisa bersenang-senang. Ah, seharusnya kau mulai bersiap. Pergilah masih ada banyak pelayan yang membantuku," imbuhnya melihat penampilan Eria yang masih mengenakan seragam pelayan.

"Baik nyonya," jawab gadis muda itu ragu lalu beranjak pergi dari kamar sang Duchess.

Ketika pintu terbuka di depan sana terlihat Matteo yang sudah berdiri sambil membungkukkan badan memberi hormat.

"Yang mulai Duchess, atas perintah yang mulia Duke. Maka izinkan saya membantu pekerjaan yang mulia Duchess ," tawar Matteo yang datang ketika Eria sudah berjalan keluar.

"Matteo kalau begitu bantu aku menghitung biaya pengeluaran untuk bulan ini. Tolong hitung dengan hati-hati," perintah Ishvara pada Matteo yang dibalas anggukan kepala.

Matteo kini duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerjanya. Ishvara menatap meja penuh tumpukkan kertas sembari memikirkan panti yang sempat dia datangi kemarin. Jika saja dana itu memang berasal dari suaminya makan Matteo pasti mengetahui soal masalah ini. Berbagai penafsiran membuat Ishvara tenggelam dalam pikirannya.

"Yang mulia Duchess?" tanya Matteo sambil melambaikan tangannya memeriksa Ishvara.

"Ada apa Matteo?" panggilan dari Matteo membuat Ishvara tersadar dari lamunan.

"Saya hanya ingin bertanya, laporan ini sebaiknya disimpan di mana?"

"Letakkan saja di meja. Tetapi sebelum itu aku ingin menanyakan mengenai dana yang diberikan oleh yang mulia Duke untuk panti. Apakah kau mengetahuinya?"

"Dana untuk panti? Yang saya tahu awalnya semua diatur sendiri oleh yang mulia Duke namun seiring berjalannya waktu, yang mulia Duke menitipkan pada saya agar terus memberikan dana kepada panti dengan nominal yang sama. Tuan Duke juga mengatakan agar menambahi dana nya setiap tahun karena harga bahan pokok yang terus naik."

"Begitu?"

"Memangnya mengapa yang mulia Duchess bertanya mengenai panti?"

"Kemarin saat pergi ke toko perhiasan kereta kuda tidak sengaja melewati panti. Dan di sana terlihat Baron Fred membuka pagar panti yang terkunci dengan paksa. Ku pikir dia akan berbuat jahat. Tetapi ternyata dia memberikan uang yang kau titipkan. Namun kudengar pengurus panti mengeluh karena uang yang diberikan makin sedikit. Aku hanya ingin bertanya apakah kau mengetahui tentang ini?"

"Maaf atas kelalaian saya yang mulia Duchess. Saya sungguh tidak menyangka Baron Fred akan melakukan tindakan seperti itu. Apakah yang mulia Duchess baik-baik saja? Baron Fred tidak melukai Anda bukan?" jawab Matteo dengan nada khawatir lantaran tahu bahwa Baron Fred merupakan seorang yang mudah marah.

"Tidak, dia hanya mengenali Cedric. Dia bahkan tidak tahu wajahku."

Benar, saat bertemu dengan Baron Fred Ishvara tidak sadar jika masih mengenakan jubah dengan penutup kepala. Baron Fred tidak akan melihatnya, apalagi pria itu belum pernah bertemu dengan Ishvara sebelumnya.

"Baik yang mulia Duchess. Masalah ini akan segera saya tangani."

Di sisi lain Eria telah mengganti pakaian pelayannya dengan pakaian yang lebih biasa. Gadis itu tak ingin ada orang luar yang mengenali bahwa dirinya adalah pelayan kediaman Duke Houston.

Meskipun banyak dari orang-orang berbondong-bondong untuk bisa bekerja sebagai pelayan di kediaman bangsawan. Eria menjadi salah satu yang beruntung. Namun gadis itu tetap tidak boleh lengah, jika Eria keluar dari kediaman dengan seragam pelayan, apalagi ada orang yang mengetahui bahwa dia pelayan pribadi Duchess. Bisa saja Eria akan turut diserang oleh orang-orang yang tidak menyukai para bangsawan. Eria tidak ingin membawa petaka karena keluar tanpa penjagaan.

Eria berjalan dengan jubah dan tudung yang menutupi kepalanya. Terlihat di depan pagar Cedric tengah berdiri sambil memegangi tali kuda. Pria itu juga mengenakan jubah dengan model serupa hanya saja milik Cedric terlihat lebih legam.

Keduanya kini pergi meninggalkan kediaman Duke Houston. Tak ada yang memulai percakapan. Eria hanya diam memandangi jalanan sambil berpegangan pada jubah milik Cedric agar tetap seimbang di atas kuda yang tengah berlari kecil.

"Tuan Cedric, memangnya mengapa nyonya menyuruh kita untuk pergi ke panti?" tanya Eria kaku setelah beberapa saat hanya diam di perjalanan.

"Kemarin, ketika mengantarkan yang mulia pergi. Kami tidak sengaja melihat Baron Fred, pengurus wilayah itu tengah membentak pengurus panti. Yang mulia Duchess penasaran akan itu. Jadi kami mendengarkan sedikit pertengkaran keduanya. Dan ternyata uang yang diamanahkan oleh yang mulia Duke hanya diberikan satu perempatnya. Sedangkan yang lainnya digunakan sendiri oleh Baron Fred."

"Jadi yang mulia Duchess menyuruh saya untuk memastikan apakah Baron Fred akan benar-benar memberikan uang dengan nominal yang sesuai, seperti yang diamanahkan oleh yang mulia Duke, " lanjut Cedric menjelaskan panjang lebar kepada Eria.

"Tidak apa jika kita pergi ke panti lebih dahulu?" tanya Cedric pada Eria meminta tanggapan gadis di depannya.

"Tidak apa. Lagi pula ini adalah perintah nyonya. Kita bisa pergi setelah semuanya selesai," balas Eria menatap Cedric bibirnya sedikit terangkat seolah tersenyum tipis. Cedric tersenyum tak kala menyadari Eria menunjukkan senyuman meskipun samar.

The Cruel Duke and DuchessWhere stories live. Discover now