XXI

12.4K 1K 3
                                    

"Yang mulia Duchess!" teriak seorang pelayan sambil berlari mendekat dengan terburu-buru memasuki kamarnya.

"Yang mulia Duchess. Nona Illerya-"

"Ada apa dengan Illerya? Katakan dengan tenang." Ishvara mencoba menenangkan pelayan yang masih mengatur napasnya dengan memburu. Tangan Ishvara bergerak memerintahkan Eria untuk berhenti menyisir rambutnya.

"Baru saja ada beberapa orang dari kediaman Duke Corolla mengatakan bahwa Nona Illerya telah meninggal karena bunuh diri. Ia meloncat dari balkon kamarnya sebelum matahari terbit pagi ini."

"Illerya?"

Ishvara membalikkan badannya ketika mendengar suara lain menyebut nama Illerya. Asher datang dari belakang Ishvara dan tanpa sengaja mendengar perbincangan antara pelayan dan Istrinya.

"Ash. Mungkin kita harus berkunjung ke kediaman Corolla bukan?" tanya Ishvara sembari berdiri dari posisi duduknya yang semula berada di depan meja rias.

"Tidak Vara. Kita akan segera menghadiri pertemuan dengan Raja Ventri hari ini."

"Hanya kali ini. Kita bisa mengirimkan surat kepada istana, dan saya yakin Raja Ventri akan memakluminya."

Ishvara berusaha membujuk suaminya. Jika kalian menganggap Ishvara hanya menunjukkan simpati belaka demi menarik perhatian Asher. Kalian salah, wanita itu tidak ingin menunjukkan simpatinya. Tetapi dia penasaran akan Illerya gadis misterius yang merupakan mantan kekasih suaminya. Mungkinkah masih ada beberapa hal lain yang tidak disadari Ishvara Berenice dalam novel? Atau terdapat rahasia tersembunyi yang memang belum di tunjukan oleh penulis di awal cerita? Ishvara tidak tahu.

Tetapi yang pasti Ishvara ingin memastikan dengan matanya sendiri tentang kematian Illerya gadis misterius yang baru dia temui beberapa hari yang lalu.

"Baik lakukan sesuai keinginanmu." Asher hanya bisa pasrah menyetujui keinginan istrinya.

Sejak awal hubungan keduanya hanya sekadar formalitas yang ditunjukkan. Karena sebenarnya hubungan Asher dan Ishvara tidak sedekat yang dibayangkan. Mereka sama-sama saling melindungi diri mereka dengan memasang tameng pembatas masing-masing, agar tidak terlalu terikat antara satu sama lain.

Perjalanan menuju kediaman Corolla terasa begitu singkat. Kini kedua pasangan Duke dan Duchess of Houston turun dari kereta kuda.

Terlihat banyak orang yang sibuk berlarian ke sana kemari. Ishvara yang berada tidak jauh dari seorang pelayan menanyakan mengenai pemakaman Illerya putri dari Duke of Corolla. Dan beruntungnya mereka tiba di saat pemakaman masih belum dimulai. Kini Ishvara dan Asher diantarkan untuk pergi menemui Duke of Corolla. Ayah dari Illerya.

"Kami turut berduka atas kepergian putri Anda," ucap Asher membuka suara setelah diam selama perjalanan menuju ke kediaman Corolla.

"Terima kasih atas perhatian Duke of Houston," jawab Duke Corolla tegar. Ishvara bisa melihat bahwa usia pria itu tak lagi muda. Rambut putih mulai tumbuh di beberapa bagian. Namun tubuh tegapnya seakan tak tergerus oleh usia. Ishvara hanya bisa terdiam lantas tak tahu harus berbuat apa.

"Apakah Anda Duchess of Houston? Illerya mengatakan kalian berteman baik. Dan putriku menitipkan sesuatu untukmu di malam sebelum dia ditemukan. Aku pikir harus memberikannya kepada Duchess of Houston," jelas Duke Corolla masih dengan suara yang sedikit serak.

Salah seorang pelayan membawa nampan dengan kotak kayu berukuran kecil yang tertutup oleh kain hitam. Duke Corolla mengambil kotak dan menyerahkan kepemilikan kotak tersebut kepada Ishvara.

"Terima kasih."

Belum saja tangan Ishvara menyentuh kotak, namun tangannya ditahan oleh sang suami. Ishvara menatap bingung ke arah Asher. Dia tidak mengetahui apa latar belakang suaminya bertindak seperti ini.

"Maafkan kami Duke Corolla. Tetapi kami tidak bisa menerima pemberian dari Illerya."

"Memangnya apa alasan Duke of Houston menolak pemberian dari putriku? Istrimu saja berteman baik dengan putriku. Lantas, mengapa Duke of Houston seperti menghalangi kedekatan mereka? Ini adalah pesan terakhir yang dititipkan putriku. Aku tidak ingin mengecewakannya." Duke Corolla berkata tegas.

"Ash, tidak apa," bisik Ishvara mencoba tenang sambil mengelus lengan suaminya.

Telunjuk Ishvara tergerak memberikan isyarat kepada salah satu pelayan yang mereka bawa untuk segera memasukkan kotak kayu itu ke dalam kereta kuda.

"Terima kasih atas kemurahan hati Duchess of Houston."

"Saya juga berterima kasih kepada Illerya, putrimu. Karena sudah menyempatkan diri hadir dalam pesta meskipun terlihat sedang tidak sehat beberapa waktu yang lalu," Ishvara berucap dengan menundukkan sedikit kepalanya seakan berdoa.

"Kami mohon maaf Duke of Corolla. Kami tidak bisa berada di sini sampai akhir. Karena ada hal mendesak lain yang harus segera kami urus. Terima kasih atas sambutan hangat Anda."

Asher memberi salam dan hormat, begitu pula dengan Duke Corolla. Ishvara tersenyum memberikan salam sembari menggandeng lengan Asher dan segera berjalan pergi. Menyisakan Duke Corolla yang masih menatap mereka dari kejauhan.

"Vara, mengapa kau menerimanya." Tanya Asher sembari berjalan keluar dari ruangan.

"Yang mulia Duke, Duke of Corolla masih sangat terpukul atas kematian putri tunggalnya. Setidaknya kita harus menerima titipan beliau meskipun kita tidak menginginkannya," terang Ishvara sambil menggenggam tangan Asher untuk bergerak menaiki tangga kereta kuda.

"Illerya bukan gadis yang akan memberikan hadiah, apalagi kepada orang yang telah menjadi istri dari mantan kekasihnya," timpal Asher yang kini sudah duduk di samping istrinya dalam kereta kuda.

"Maaf, tetapi tidak baik bagi seorang Duke menjelekkan nona muda yang bahkan sudah tiada," tukas Ishvara mengejek lalu menatap mata suaminya sejenak dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

"Vara, aku hanya ingin melindungimu."

"Saya tahu, dan saya sangat berterima kasih yang mulia Duke mengkhawatirkan saya. Tetapi saya seorang wanita, saya memahami perasaan nona Illerya. Dia pasti melalui masa-masa yang sulit. Setidaknya jauhkan pikiran buruk yang mulia Duke tentang nona Illerya," tutur Ishvara masih dengan suara tenangnya.

Keduanya kini terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Ishvara menatap jalanan dari jendela kereta kuda. Begitulah dengan Asher suaminya. Hingga saat tiba di kediaman, tak ada perbincangan lagi dia antara mereka.

Ishvara mengistirahatkan punggungnya, dengan bersandar pada kursi meja rias. Wanita muda itu duduk sambil memangku kotak kayu yang diberikan Duke Corolla atas wasiat Illerya untuknya.

Kain hitam yang menyelimuti kotak kini Ishvara letakkan di atas meja rias. Kunci kotak terbuka. Sedikit ada keraguan mengingat potongan-potongan cerita yang masih penuh tanda tanya. Kekhawatiran Asher terhadap isi kotak di hadapannya. Menambah rasa curiga dalam benaknya. Ishvara memberanikan diri untuk melihat isi kotak.

Ishvara menarik napasnya perlahan lalu membuangnya seakan menyiapkan diri melihat isi yang ada di dalam kotak kayu tersebut. Kotak kayu terbuka dan menampilkan sebuah cincin dengan batuan berwarna hijau. Serta secarik kertas yang berisikan tulisan bergaya latin.

The Cruel Duke and DuchessМесто, где живут истории. Откройте их для себя