XXII

11.6K 1.1K 13
                                    

"Yang mulia, jika boleh bertanya. Apakah Anda dekat dengan yang mulia Raja?" tanya Ishvara tenang sambil memandang ke luar jendela kereta kuda.

Mereka kini tengah berada di perjalanan menuju istana, kediaman Raja Ventri. Setelah sebelumnya pergi ke kediaman Duke of Corolla lalu beristirahat sejenak di kediaman dan melanjutkan perjalanan.

"Hanya melaporkan beberapa hal penting lalu pergi."

Sama seperti dirinya ketika tiba di kediaman Houston. Datang dan pulang ke kediaman lalu segera pergi karena kesibukannya. Meskipun dia hanyalah seorang Duke. Namun tanggung jawab di tangan suaminya begitu besar. Luasnya wilayah Houston hampir mencakup separuh wilayah yang dipimpin oleh kerajaan. Asher mendapatkan kepercayaan yang besar karena kelihaiannya dalam mengurus wilayah.

Dan hal itu juga lah yang nanti akan mendatangkan masalah baginya.

Gerbang istana terbuka seakan telah mempersilahkan kereta kuda dari kediaman Houston memasukinya. Taman yang luas, kolam yang dalam, serta gazebo yang indah menyapa indra mata Ishvara.

Dia tidak menyangka bahwa istana akan jauh lebih megah daripada yang dia bayangkan. Bahkan halaman depannya hampir mencakup setengah dari kediaman Houston.

"Kami akan mengantarkan yang mulia Duke dan Duchess of Houston menemui Yang mulia Raja dan Ratu," tutur salah seorang pria yang dia yakini adalah utusan dari Raja.

"Hormat kami kepada Yang mulia Raja dan Ratu," ucap Ishvara dan Asher bersamaan.

"Aku cukup berharap menunggu kalian datang. Sayangnya kalian tidak bisa bertemu lebih cepat dari dugaan. Tetapi aku senang kalian bisa datang kemari." Raja Ventri berbicara dengan nada tegas menunjukkan posisinya sebagai seorang pemimpin.

"Maafkan atas keterlambatan yang kami lakukan, sehingga membuat yang mulia Raja menunggu."

"Tidak apa. Aku memahami perasaan kalian. Untuk itu, Duchess of Houston. Maukah kau berbincang denganku? Biarkan Suamiku dan Duke of Houston berbicara mengenai pekerja mereka." Ratu berucap dengan nada lembut yang membujuk. Ishvara hanya mengangguk ketika lengannya diseret menuju ke sebuah ruangan lain yang sedikit lebih kecil daripada ruang pertemuan sebelumnya.

Ishvara menelisik setiap sudut ruangan. Hingga suara tangisan bayi terdengar. Wanita itu menoleh ke arah kotak kayu, atau mungkin bisa disebut tempat tidur bayi? Entah lah tetapi bentuknya sama seperti tempat menaruh bayi ketika dia melihatnya di rumah sakit sebelum dia terlempar kemari.

"Yang mulia Ratu, apakah ini putri Anda?"

Ratu tersenyum, lalu mengangkat tubuh mungil bayi perempuan yang sebesar boneka itu. "Ya, ini putriku. Duchess kau harus melihat bayi ketika telah menikah. Itu kan membuatmu menginginkannya."

Ishvara tersenyum kikuk. Dia tidak menginginkan bayi. Lagi pula dia juga belum siap menyandang gelar seorang ibu dengan tanggung jawab yang begitu besar. Terlebih lagi ia tidak tahu berapa lama dirinya akan terjebak di dalam dunia ini.

"Tetapi sayangnya, kami masih belum menginginkannya."

"Kami? atau dirimu yang belum menginginkannya? Aku yakin, ketika Duke of Houston melihat bayi, laki-laki itu akan belajar memperlakukan seseorang dengan lebih lembut. Bahkan lebih lembut lagi daripada dia memperlakukanmu."

"Asher memperlakukan saya sama seperti yang lain. Tidak ada yang berbeda," jawabnya rendah hati.

"Benarkah? Tatapan apa yang kulihat di matanya ketika menatapmu?" ujar Ratu dengan senyum menawannya.

"Ah.. Saya melupakan sesuatu. Saya ingin memberikan hadiah untuk putri kecil Anda. Semoga dia menyukainya," Ishvara kini mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

The Cruel Duke and DuchessWhere stories live. Discover now