14. city ​​bars

25.5K 309 16
                                    

Happy reading Bestie.
.
Penuhin setiap kalimat dengan komen ya.
Terimakasih.

.

Maria menunggu seseorang di parkiran bandara. Sudah sekitar satu jam dirinya menunggu, namun seseorang itu belum juga muncul.

"Maria!" Teriak seorang wanita cantik yang keluar dari Bandara sambil melambaikan tangannya ke arah Maria.

Yes! Kalian benar, itu Laura. Sahabat Maria.

"Apa kabar!" Mereka berpelukan erat.

"Aku baik, sangat baik"

Laura melepas kacamatanya, menatap Maria tidak percaya"kau sudah kaya?" Lontarnya saat melihat dirinya membawa mobil Ferarri milik Massimo.

"Tidak, ini milik Massimo" ucapnya.

"Siapa pria itu? Dia seorang sugar dedy yang seperti di film film!?"

"Masuklah" gadis itu tidak menjawab pertanyaannya. Mereka masuk saat pintu dibuka oleh supir penthouse.

Di perjalanan menuju penthouse, mereka asik bercerita satu sama lain. Maria sangat bahagia.

"Kau tidak bekerja menjadi sekertaris?" Tanya Laura.

"Aku dengar kau di pindah tugaskan, aneh. Kenapa pria itu tidak mencari sekertaris yang lain?" Lanjutnya.

"Itu tidak penting Laura, ayolah"

Sekitar dua puluh menit akhirnya mereka sampai di penthouse.

Laura ternganga saat melihat penthouse bak istana itu. Sungguh! Sangat mengah!.

Fuck!

Gila! Apa dirinya berada di dalam istana seperti di dongeng?.

Laura bertepuk tangan tidak menyangka. Baru pertama kalinya dirinya melihat rumah sebesar ini.

"Kau menjadi simpanan bos!?" Celetuk Maria.

"Jaga mulut mu"ralat Maria.

"Kenalkan aku dengan bos-bos mu itu, aku juga ingin seperti dirimu" ucapnya.

"Kau sehat bukan?" Tanya Maria tidak habis pikir, siapa yang menjadi simpanan bos?. Semurah itu Maria.

Tapi itu benar.

"Apa ini bodyguard mu?" Maria hanya menaikkan bahunya, memberi syarat jika itu benar. Ya! Itu bodyguard nya.

"Bawa ini" gadis itu menyerahkan barang bawaannya kepada beberapa bodyguard yang menjaga di sana.

Mereka mulai berjalan masuk, namun lagi-lagi Laura tidak bisa diam. Entah sejak kapan mereka sudah berada di taman penthouse. Mereka bisa melihat pantai dari sana.

"Kenapa aku tidak seberuntung kamu, huh!?"

"Lihat! Betapa megah dan cantiknya rumah ini" lagi-lagi wanita itu memuji penthouse Massimo. Dia akui memang cantik dan megah namun tidak dengan isi rumah.

"Suttt!! Kau Sudah banyak bicara, ayo kita bersenang-senang!" Ajak Maria begitu semangat.

"Kau punya uang?" Tanya Laura menyepelekan. Wah tidak tau jika Laura sebentar lagi akan menjadi nyonya Torricelli.

Dirinya pun bisa Maria beli jika mau. Namun Laura tidak berguna.

Maria mengambil sesuatu dari tas nya, sebuah card yang di berikan Massimo kemarin.

"Oh shit! Kau? Yang benar saja!?" Tanya Laura tidak percaya. Tangannya masih menutup mulutnya tidak percaya.

"Ya Tuhan, apa ini benar black card?"

VENESIA (SELESAI)Where stories live. Discover now