25. A trap (the end)

19K 146 29
                                    

"aku menemukan Maria" ucap Michael kepada Massimo.

"Di mana lokasinya" Michael menunjukkan lokasi di mana gadis itu berada. Tempat itu sedikit tidak asing bagi Massimo.

"Alberto?" Gumamnya.

"SIAPKAN MOBIL! KITA AKAN KE RUMAH ALBERTO!" titah Massimo, pria itu berjalan paling depan. Sudah tidak sabar untuk menghukum istrinya.

_

Dor!
Tarr!

Sebuah peluru sukses memecahkan kaca kamarnya. Angin malam menerobos masuk lewat celah-celah kaca yang pecah.
Paolo Bagun, ia mengambil pistol yang ia taruh di laci nakas.

"Berhati-hatilah" khawatir Maria.

Paolo berjalan mengendap-endap, berdiri di samping kaca yang pecah, Perlahan pria itu membuka jendelanya. Dengan sigap Paolo menyorongkan pistolnya ke arah para perompak rumahnya.

Dua peluru ia lepaskan. Tembakannya cukup baik, satu peluru menggenangi dada dan satunya mengenai kakinya. Mereka tewas di tempat.

Sial. Mengotori tangan ku saja.

"Singkirkan mayat ini, jangan sampai ada yang tau"

°°°°

"Tolong jaga dia dengan baik, kau antarkan gadis itu di tempat yang aku sebutkan"

"Aku pasti akan menjaganya,daddy." Sebelum melanjutkan pembicaraannya,Paolo melihat Maria sekilas" kita dapat masalah sedikit tadi malam, beberapa ekor kutu mencoba merompak rumahku"

"Baik, aku akan mengantarnya secepat mungkin"

"Apa maksudmu?!" Secara tidak sadar Maria mendengarkan pembicaraan nya dengan seseorang. Yang Paolo panggil dengan sebutan Deddy.

Paolo berbalik dengan cepat, mematikan sambungan ponselnya secara sepihak."apa maksudmu? Kau akan mengantarkan ku kemana?"

Paolo menarik nafasnya" apa yang kau maksud Maria? Iya benar, aku akan membawamu menemui ayahku" ucapnya meyakinkan Maria.

"Bohong!" Serunya.

"Kau pembohong besar Paolo!"

"Aku tida sedikitpun untuk berbohong padamu, kau salah paham"

Namun apa yang di katakan Paolo benar, yang dia dengar hanya sebutan Deddy. Saat mata Maria menangkap Massimo berselingkuh hatinya hancur, aku tidak ingin menemuinya.

"Kemarilah" Paolo merentangkan tangannya agar gadis itu lebih tenang.

"Kau tidak berbohong bukan?"

"Tidak, Maria"

"Bersiaplah aku akan menunggumu di halaman rumah" lanjutnya.

Maria bersiap, tidak ada step khusus untuk itu. Maria hanya mencuci muka dan bersikat gigi. Dua puluh menit akhirnya semuanya selesai, gadis itu menghampiri Paolo di halaman.

Maria tersenyum, pintu Paolo bukakan untuknya"terimakasih"

Paolo masuk ke dalam, menyalakan mesin mobilnya. Perlahan mobil itu melaju meninggalkan tempat indah tersebut. Jalan yang dua hari lalu ia lewati jalanan ini dan hari ini ia lewati kembali untuk yang kedua kali. Matanya tidak lepas memandangi pemandangan dari dalam mobil.

VENESIA (SELESAI)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant