LA - 46

77.8K 6.5K 4.5K
                                    

Warning! Part ini ada kekerasan ya! Plis kalo kalian ada trauma jangan dibaca.. skip aja..

2.200 kata! Maaf seminggu gak update.. huhu..

Emang dah jadi kebiasaan kalo masuk konflik atau mau ending ngaret mulu updatenya 😭😭

Masuk konflik yak! Kemudian, ada loncatan waktu.. ku harap kalian gak kaget!!

Part ini 4K vote dan 4K komen bisa?

Tandai typo dan kalimat rancu ya!

Kiel membuka pintu kamar Gaby, ia hanya menemukan ranjang rapi disana, tidak berhasil menemukan perempuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiel membuka pintu kamar Gaby, ia hanya menemukan ranjang rapi disana, tidak berhasil menemukan perempuan itu. Salah satu alis Kiel menyengit. Kemana Gaby? Malam malam begini?

Malam ini dia ada urusan penting. Ia akan bertemu dengan sosok yang dipanggil Hakim Jalanan. Malam ini, ia akan membuat sosok itu tidak bisa menyentuh sumber uangnya. Dia ingin memastikan Gaby tidur terlebih dahulu, agar perempuan itu tidak mencarinya tiba-tiba. Namun yang dia temukan hanyalah ranjang kosong dengan lampu gelap dan kamar mandi dengan pintu terbuka.

"Kemana itu anak?" Gumam Kiel keheranan.

Kemudian Kiel merasakan ponselnya bergetar dari balik saku celana. Ia merogohnya, mendapati panggilan telepon dari Bang Hendra.

"Halo Bang?" Sapa Kiel terlebih dahulu.

"Lo dimana? Ini hakim jalanan udah ada disini dan— dia cewek boncel." Tutur Bang Hendra dengan suara ragu di akhir.

Kiel terkekeh, "aelah Bang. Cewek? Gue diem aja juga kalah dia." Gumam Kiel sembari menutup pintu kamar.

"Tapi, dia minta punya satu permintaan, kalo dia menang." Tutur Bang Hendra, membuat Kiel mendengarkan dengan seksama sembari meremehkan dalam hati.

"Ya ya ya.. apa?"

"Kalo lo menang, dia nggak akan ngusik hidup lo lagi, tapi kalo lo kalah, lo harus tinggalin petarung jalanan, ring jalanan dan berjanji untuk nggak kembali kesini." Tutur Bang Hendra dengan serius.

Langkah kaki Kiel berhenti. Dahinya berkerut, mendengarkan perintah yang di ucapkan Bang Hendra. "Bang, gue nggak peduli dia ngusim gue atau enggak. Yang jelas, pertarungan ini gue yang menang, dan suruh dia jauh jauh dari zona jalanan. Jangan usik bisnis gue." Tutur Kiel dengan kesal.

"Eummm.. Okey.. Tapi kayaknya lo harus hati hati juga. Gue ngeliat dia lebih ke— sok polos aja, sih?" Gumam Bang Hendra, membuat Kiel tertawa.

"Bang, cewek kan? Nggak mungkin gue kalah."

"Gue nggak takut lo kalah. Tapi gue lebih takut kalo lo— mengalah." Bang Hendra menyahut dengan cepat.

Kiel sudah sampai di garasi. Dia bergegas mengeluarkan motornya setelah memutus sambungan teleponnya dengan Bang Hendra.

Love Attack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang