LA - 54 [END]

104K 6.8K 669
                                    

Jangan hapus cerita ini dari perpus kalian dulu ya!

Absen dong! Bab terakhir! Siapa yg masih bertahan? 🫶🏻 terimakasih ya!

Paling suka sama siapa?

Paling kesel sama siapa?

Mau Kiel punya anak berapa?

3K vote dan 3K komen bisa?

3K vote dan 3K komen bisa?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaby membuka matanya. Samar samar ia melihat Kiel yang mengusap air matanya. Pria itu berdiri di sampingnya, sebelum kemudian membalik tubuhnya, memunggungi posisi tidur Gaby.

Gaby mengerutkan alisnya. Ia melihat ruangan asing dimana dia tertidur. "Mas? Ini dimana?"

Gaby memegangi kepalanya yang pening. Ia berniat duduk, namun Kiel dengan gesit menahannya.

"Diem. Balik tidur. Ayo, balik tidur." Kiel dengan pelan namun penuh paksaan membawa tubuh Gaby kembali tertidur.

"Kita ada di rumah sakit. Dan kamu tau? Di dalem sini itu, ada anak aku. Jangan bandel bandel ya, kamu." Kiel mengomel, dengan mata sembabnya, serta hidung merahnya.

Gaby masih terlalu pusing untuk mencerna semua apa yang dikatakan oleh Kiel. Apa sih ini? Anak anak apa sih? Anak kucing? Batin Gaby kesal sendiri.

Kiel kemudian menunjukkan foto usg kepada Gaby, "ini, anak kita. Nih." Dengan entengnya Kiel menyodorkan pada Gaby.

Mata Gaby melotot. "Hah?"

"Kok hah sih? Kamu nggak seneng? Aku seneng banget loh? Sampai aku mau udah hubungi tukang cetak banner buat kasih tau ke seisi dunia kalo tujuh bulan lagi anak aku lahir." Panjang lebar Kiel menjelaskan.

Gaby mengusap rambutnya kasar, "mas? Kamu gila?"

Kiel mengangguk cepat. "Dari awal udah gila kamu. Tapi belum sadar aja."

"Mas, aku serius."

"Aku seribu rius, By."

"Mami Papi kamu gimana? Nenek gimana kalau tau? Bisa abis di pepes kamu." Suara Gaby melengking di akhir.

"Kamu nggak lupa kan? Meskipun aku serabutan, aku bisa kasih kamu makan setiap hari? Tenang aja, Gaby. Sampai seratus tahun ke depan, uang ku masih lebih dari cukup untuk membiayai kita dan anak anak nanti."

Astaga. Gaby ini ingin sekali menggetok kepala Kiel pake bokong panci. Tolong lah. Serius dikit.

"Mas, aku serius. Papi Mami gimana? Terus itu, cewek kamu Marisa gimana? Nenek gimana?"

Kiel terdengar tidak suka. "Kamu masih menanyakan Marisa? Di kondisi seperti ini?"

"Ya? Kamu tunangannya?"

"Astaga. Aku sama Marisa itu nggak ada hubungan lebih. Aku menolak pertunangan sama Marisa sejak awal, Gaby. Tapi dia yang memaksa. Bertingkah seolah aku menerima pertunangan itu." Perjelas Kiel.

Love Attack Where stories live. Discover now