LA - 47

68.8K 5.8K 3.6K
                                    

Maaf baru update 😭🙏🏻😭 biasa mendekati tamat ngaret banget updatenya! Udah selalu gitu siklusnya dari dlu 😭🙏🏻

Cerita ini gak terbit ya! End di Wattpad, extra part nanti versi pdf yak!

Part ini ga banyak deh, 3.5K vote dan 4K komen aja!

Kasih aku semangat biar rajin updet seminggu 10 kali🫶🏻🥹🥹 biar minggu depan tamat 😋😋

Kasih aku semangat biar rajin updet seminggu 10 kali🫶🏻🥹🥹 biar minggu depan tamat 😋😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arghhh!" Kiel terbangun dari mimpi buruknya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya yang polos di balik selimut tebal. Pria itu terengah-engah sembari menatap jam digital yang menunjukkan angka 01:00 yang terletak di atas nakas, samping ranjangnya.

Pria itu menyibak selimut yang membalut tubuhnya, lalu ia menurunkan kakinya dari atas kasur dan berjalan menuju balkon kamar.

Hari ini, tepat tiga tahun setelah dirinya pingsan di atas ring untuk kekalahannya. Hari paling buruk dari hidupnya. Hari paling menyedihkan, setelah ia merasakan titik paling bahagia dari kehidupannya.

Kiel menghembuskan asap rokok ke udara. Pria itu menatap jalanan malam yang padat di bawah sana. Tak bisa di pungkiri, kebencian merambah ke dalam hari Kiel, untuk seorang wanita. Bahkan bisa dibilang, untuk semua wanita, karena pengkhianatan yang dia alami.

Kenangan buruk malam itu selalu menghantui malam-malam setelahnya. Sesak selalu menghampiri di setiap tarikan nafasnya, saat mengetahui bahwa cintanya memanglah sia sia.

Tidak ada balasan yang setimpal untuk cintanya yang begitu besar.

Sesak lagi-lagi menghampiri Kiel. Pria itu membuang putung rokoknya di asbak setelah memadamkan api di ujungnya.

Kiel memejamkan mata, meyakinkan diri sendiri, bahwa ia akan tetap baik baik saja, meskipun tanpa Gaby, tanpa seorang wanita yang pernah begitu dicintainya. Kiel yakin, bahwa dia akan tetap baik baik saja, sekalipun kisah cintanya berakhir tragis begitu saja.

Kiel kembali masuk ke dalam kamarnya. Pria itu menatap kamar yang jauh lebih kecil dibandingkan di rumahnya dulu, mengingat, sekarang dia tinggal di apartemen, seorang diri.

Apartemen yang sebenernya akan ia jadikan sebagai hunian setelah dirinya lulus, kemudian hidup berdua sementara bersama Gaby sebelum rumah yang sedang ia bangun selesai.

Tapi semua itu sia sia. Bangunan rumah itu tidak pernah selesai. Dan apartemen ini hanya di huni oleh dirinya. Tapi tidak apa apa. Begini jauh lebih baik, daripada bersama tapi saling menyakiti. Dengan begini dia bisa mengetahui bahwa Gaby sebenarnya tidak mengharapkan apapun dengan dirinya. Tidak seperti dirinya yang mengharapkan banyak hari hari indah dengan Gaby.

Kiel duduk di atas ranjang. Pria itu menatap kosong ke akuarium ikan yang terletak di seberangnya. Ikan ikan peliharaan bergerak kesana kemari, nampak menenangkan ketika dipandang.

Love Attack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang