Chapter 03 | Cinta, Galaksi, dan Rahasia

441 37 2
                                    

Chapter 03 | Cinta, Galaksi, dan Rahasia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 03 | Cinta, Galaksi, dan Rahasia

🎸🎸🎸

Dia memenuhi tiap sudut ingatanku. Aku begitu mencintainya dengan segenap rasa, tapi dia tetap saja berlalu.

------------

Galaksi menghentikan aktivitas menulisnya. Seperti biasa, ia akan pulang sekolah hingga sore hari hanya untuk menunggu Laluna selesai ekskul musik.

Cowok itu melirik jam yang ada di pergelangan tangan kanannya, waktu sudah menunjukkan berakhirnya ekskul musik. Galaksi langsung merapikan peralatan sekolahnya yang tergeletak di atas meja. PR juga sudah selesai ia kerjakan, jadi tinggal menjemput Laluna saja.

Tasnya disampirkan ke bahu kiri dan ia melangkah keluar dari kelas. Melakukan hal yang sama setiap harinya memang membosankan. Tapi entah kenapa, jika menunggu seorang Laluna, Galaksi rela meluangkan waktu.

Galaksi berjalan menyusuri koridor-koridor kelas dengan langkah santai. Keadaan sekolah saat itu sudah sangat sepi. Kemudian matanya menangkap sosok Laluna di dekat lapangan. Cewek itu baru saja keluar dari gedung IPS. Tanpa babibu, Galaksi langsung menghampiri Laluna.

"Na," sapa Galaksi sambil tersenyum lebar. "Gue tungguin lo dari tadi. Kita pulang ya, udah sore."

Laluna menatap dalam diam. Kemudian ia mengalihkan pandangan tanpa memedulikan Galaksi yang baru saja menyapa. Cewek itu menyampirkan tas gitar di bahunya dan berjalan meninggalkan Galaksi.

"Gue bawain ya, Na, ini gitar soalnya." Galaksi berjalan di samping Laluna. Wajahnya tetap sama, tersenyum lebar. "Lo kan kecil, pasti gak kuat bawa gitar."

Tas gitar itu berpindah ke tangan Galaksi. Keduanya terdiam. Galaksi membiarkan Laluna jalan duluan. Laluna yang merasa jengkel pun langsung berderap mendahului cowok itu. Galaksi mengikuti setelahnya, kemudian menyejajarkan langkah. Kini mereka berjalan berdampingan.

"Gimana tadi latihan gitarnya? Ada yang lo gak bisa?" tanya Galaksi dengan nada riang.

Laluna mengacuhkannya. Mereka terus berjalan menuju parkiran sekolah. Namun, Galaksi terus berbicara sepanjang perjalanan itu.

"Kalau lo gak bisa, gue siap kok ngajarin lo." Galaksi terus mencerocos, seolah-olah tidak kehabisan topik pembicaraan untuk Laluna. "Lo ga bisa yang mana? Gue bisa ajarin lo kunci apa pun. Lo kan tau gue jago," lanjutnya sambil terkekeh pelan. "Setelah lo belajar sama gue, pasti, jadinya gampang banget."

Laluna mendadak berhenti. "Cukup, Gal!" serunya setengah berteriak karena kesal. Ia mengambil gitarnya kembali dengan kasar. "Gak ada yang perlu lo lakuin lagi."

Laluna tak menatap Galaksi saat mengatakannya. Seakan Galaksi memang tak pernah ada di matanya. Mungkin saja memang tak ada di hatinya, barang sedikit pun.

OUTWITWhere stories live. Discover now