Chapter 34 | Bantu Jatuh Cinta

195 20 59
                                    

Chapter 34 | Bantu Jatuh Cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 34 | Bantu Jatuh Cinta

Aku patah hati, sebelum memiliki.

🎸🎸🎸

Jam pelajaran memang paling membuat mata lelah. Apalagi kelas praktik, di mana murid-murid harus teliti. Hampir seluruh murid di kelas 12 IPA 1 menguap hingga mata mereka berair, kecuali dua orang.

Ya. Kayla dan Galaksi, yang justru terlihat sangat antusias dengan kelas ini. Kayla terus mengajukan beribu pertanyaan untuk keingintahuannya, sedangkan Galaksi sangat fokus pada praktiknya.

Namun, guru-guru selalu mendahulukan Galaksi. Jika Kayla yang bertanya, makan akan dijawab seadanya. Sedangkan, jika Galaksi yang mengajukan pertanyaan, dijelaskan serinci-rincinya.

Kalau sudah seperti itu, Kayla jadi malas dan langsung mundur, membiarkan Galaksi terus dipuji oleh guru. Kapan sih dia yang menempati posisi Galaksi sekarang?

"Tuh, tuh, kan. Lo kalau nyamperin kita selalu aja cemberut begitu mukanya. Kenapa sih?" tanya Larissa setelah menyeruput jus jeruk yang baru saja dibelinya.

Sementara Kayla yang baru datang dari laboratorium, duduk di samping cewek itu sambil menghela napas. "Biasa, gue males dengerin pujian buat si Galaksi yang sok-sokan itu."

Kayla langsung menyeruput minuman milik Larissa. Sahabatnya itu langsung melotot.

"Kay, itu minuman gue. Kok lo embat sih?" protes Larissa, sedangkan Tatya malah terbahak melihat tingkah Kayla.

Kayla mengembalikan gelas yang tinggal setengah kepada Larissa. "Maaf, minta dikit doang," balasnya singkat. "Capek banget tadi ngikutin praktik."

Larissa menjitak dahi Kayla kencang. "Gue gak peduli, itu urusan lo. Suruh siapa semangat banget, sok cari muka di depan guru," cibir Larissa. "Lo sendiri udah tahu kalau ada Galaksi bakal susah, masih aja diulang. Mendingan gue deh, pergi ke kantin."

Apalagi yang dilakukan Kayla selain mengerucutkan bibir. "Larissa, lo kalau omong tuh gak pernah disaring, gak pernah dipikir dulu, asal ceplos aja," ucapnya kesal. "Bukannya semangatin gue kayak Tatya. Nyebelin!"

"Heh, gini ya." Larissa memberi jeda untuk menyeruput jus jeruknya. "Tatya mah ngedukung aja, asal yang baik-baik. Gue juga mendukung, tapi pakai kritik."

Kayla memutar bola matanya malas, bicara sama Larissa tidak pernah ada hentinya. Bukannya menyelesaikan masalah malah semakin menambah. Lagian, mereka berdua sama-sama keras kepala. Berbeda dengan Tatya yang selalu menenangkan mereka.

Kayla melirik laboratorium yang kini sepi. Gurunya sudah tidak ada, hanya tinggal Galaksi sendirian. Kayla bangkit dan meninggalkan dua sahabatnya menuju laboratorium.

Saat masuk, mata Kayla tak sengaja bersirobok dengan mata Galaksi. Keduanya saling pandang dan terdiam. Kemudian, Galaksi malah tersenyum ke arah Kayla.

OUTWITWhere stories live. Discover now