Chapter 32 | Sangat Menyukai

175 20 66
                                    

Chapter 32 | Sangat Menyukai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 32 | Sangat Menyukai

🎸🎸🎸

Suara di ruangan itu begitu sunyi, Galaksi tetap bertahan di ruang UKS. Padahal beberapa guru sudah memintanya untuk kembali ke kelas. Namun, ia tidak mau meninggalkan Laluna dalam keadaan seperti ini. Galaksi tidak akan rela jika terjadi sesuatu yang lebih buruk dengan Laluna.

Galaksi menghirup udara kuat-kuat, kemudian mengembuskannya keras. Ia khawatir memikirkan Laluna. Cewek itu mempunyai banyak risiko, dan Galaksi tahu Laluna membutuhkan perlindungan yang kuat. Namun, Galaksi merasa serba salah, karena Laluna tidak akan pernah menerima perhatiannya.

"Semua berawal dari Anta. Kalau lo dan Anta gak ketemu pasti gak akan saling cinta, dan lo gak akan kayak gini sekarang, Na." Galaksi menyuarakan hatinya yang sesak. "Dan karena Anta, cinta gue ke lo semakin gak ada artinya. Tapi asal lo tau, gue benar tulus cinta sama lo, Na."

Galaksi berharap Laluna bisa mendengar ketulusannya saat itu.

"Harusnya lo bisa tahu, Na, kalau cinta gue ke lo lebih besar dari Anta," lanjut Galaksi tak tentu arah. "Tapi gue masih bertahan kok. Meskipun lo balas perasaan cinta gue dengan kebencian, tapi gue terima. Takdir gak ada yang tahu, Na. Bisa aja, kita bisa hidup bahagia bareng nantinya."

Galaksi meraih tangan Laluna, mengusapnya dengan sangat lembut. Tangan itu masih sama seperti pertama kali Galaksi menggenggamnya. Hangat dan nyaman, Galaksi sangat menyukai itu.

"Rasa cinta gue masih tetap sama, gak ada yang berubah. Cuma buat lo, Na." Galaksi terus saja berbicara. "Kapan gue jadi nomor satu di hati lo? Kapan giliran gue yang jadi prioritas lo? Kapan, Na, gue bisa rasain kebahagiaan kayak Anta?"

Galaksi menidurkan kepalanya di atas ranjang, masih menggenggam tangan Laluna, dan sibuk memperhatikan wajah cewek itu. Tangannya yang lain ia gunakan untuk mengusap perlahan pipi Laluna. Galaksi berharap agar cewek itu tidak sadar lebih cepat, agar dirinya dapat melihat lebih lama wajah cewek itu.

"Kalau sama Anta, lo selalu senyum. Kalau sama Anta, lo selalu ketawa. Dan kalau sama Anta, lo berubah jadi orang paling bahagia," lirih Galaksi yang sudah tidak kuat menahan gelisah di hatinya. "Kalau misalkan sama gue, apa lo bisa kayak gitu juga, Na?"

Namun, mata Laluna tetap terpejam.

"Lagi pingsan deket gue kayak gini aja lo cemberut. Ternyata gue memang gak akan bisa dapetin senyum lo, Na." Galaksi memejamkan mata, rasanya ingin tertidur bersama Laluna, dan berharap kalau kalau sikap Laluna kepadanya selama ini hanyalah mimpi.

"Tapi gue akan terus berusaha buat lo tersenyum, Na."

* * *

"Kenapa dia nyebelin banget sih jadi cowok?" gerutu Kayla saat terus saja teringat kejadian tadi di sekolah. Demi apa pun, Galaksi sangat menyebalkan. Cowok berengsek, batin Kayla. Bahkan, Galaksi lebih berengsek daripada cowok lainnya.

Kayla melampiaskan kekesalannya pada minuman di hadapannya, dengan menusuk-nusukkan sedotan ke dalam air dengan kencang. Saat ini, ia memang sedang berada di salah satu kafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Kayla sedang mencoba menghilangkan bad mood-nya akibat Galaksi.

"Nyebelin, dasar, nyebelin!"

Beberapa pasang mata mulai melirik ke arahnya. Mengabaikan itu semua, Kayla melanjutkan, "Mati aja sono lo, Gal!"

Galaksi memang menyebalkan. Cowok itu membuat Kayla merasa bingung akibat kelakuan anehnya. Sok manis, sok pintar, sok dingin, sok misterius, sok ganteng, eh memang ganteng sih, pokoknya Galaksi itu sok!

Akhirnya, Kayla memutuskan untuk pergi dari kafe sambil membawa minumannya yang belum habis. Namun, ketika dia bangkit dan membalikkan badan, ia menabrak seseorang sangat kencang, cukup kencang hingga membuat minuman di tangannya menodai baju seseorang.

Demi Mimi Peri yang gak bisa balik ke kayangan, mampus gue! batin Kayla.

"Aduh, maaf, maafin gue. Gue beneran gak senga-Aksa?" Kayla terkejut melihat orang yang ada di hadapannya. "Lo Aksa Delvin, kan?" tanyanya, bahkan lupa pada apa yang telah ia perbuat pada kaus cowok itu.

"Siapa lo?" Alis cowok bernama Aksa itu bertaut heran.

"Gak usah sok kenal, alibi aja lo, gak mau tanggung jawab sama baju gue yang basah."

"Astaga ...." Helaan napas keluar dari bibir Kayla. Detik selanjutnya ia mengetuk dahi cowok itu. "Gue Kayla, yang lo sering panggil Kaykay, inget gak?"

Mata Aksa melotot sempurna. Dia ingat, Kaykay alias Kayla merupakan teman masa kecilnya. Mereka memang tidak pernah bertemu lagi. Dan, ternyata Kayla masih mengenali dirinya.

"Kok lo bisa cantik?" tanya Aksa to the point.

Kayla terbelalak. "Muka gue dari dulu udah cantik, ya! Lo aja yang gak peka!" Kayla kembali mengetuk dahi cowok itu.

Aksa mengaduh pelan, kemudian meraih tangan Kayla dan mengajak cewek itu kembali duduk di tempat semula. Jujur, Aksa senang bisa bertemu lagi dengan Kayla karena cewek itu adalah cinta pertamanya saat kecil. Bahkan, dia sudah lupa kalau kausnya basah.

"Lo masih suka sama gue? Ngeliatinnya gitu amat," goda Kayla, seraya terkekeh geli.

Aksa mengangguk dengan senyum manis. "Kayaknya masih."

Tawa Kayla berderai, mood-nya seketika membaik. "Baru ketemu lagi udah nyatain perasaan aja," ucapnya terus tertawa. "Udah lama banget kita gak ketemu. Lo tinggal di mana sekarang?"

"Lumayan deket dari sini." Aksa mengangkat kedua bahunya.

"Sama dong, gue juga deket sini rumahnya." Kayla terus-terusan tersenyum. Ia masih tidak percaya bertemu Aksa kembali.

Aksa memajukan wajahnya mendekati Kayla, lantas tersenyum miring. "Senyum lo cantik, Kay. Jangan bikin gue makin jatuh cinta dong."

🎸🎸🎸

Gimana chapter ini menurut kamu?

Spam 50 komentar langsung aku update cepet besok

SEMOGA KAMU SUKAAA

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OUTWITWhere stories live. Discover now