Chapter 39 | Ingin Menyerah

127 18 49
                                    

Chapter 39 | Ingin Menyerah

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Chapter 39 | Ingin Menyerah

Aku hanya sedang belajar melupakan dia, dan berusaha mencintai kamu.

🎸🎸🎸

---------

Kayla: Aksa lo lagi di mana? Temenin gue dong, bete nih di rumah, nyokap lagi pergi.

Tidak mungkin Kayla akan selalu meminta ditemani oleh Tatya dan Larissa. Pasti, dua sahabatnya itu mempunyai kesibukan masing-masing, dan ia tidak tahu kepada siapa lagi harus meminta tolong ini-itu. Untungnya ada Aksa, cowok itu pasti mau menemani dirinya untuk sekadar makan malam atau mengobrol selama mama Kayla pergi menghadiri sebuah acara. Beberapa menit kemudian, sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya.

D. Aksa: Sori, Kaykay, gue gak bisa ke sana karena ada urusan sama teman-teman gue.

Kayla menghela napas, ia tidak mungkin memaksa Aksa untuk tetap datang. Cowok itu ternyata punya kesibukan juga. Kayla yang tadi menopang kepalanya di atas bantal langsung berbalik telentang. Ia sangat bosan sendirian di rumah. Ia pun membalas pesan Aksa.

Kayla: Terus sekarang lo lagi di mana?

Cukup lama Kayla menunggu, hingga akhirnya notifikasi muncul kembali di layar ponsel. Kayla buru-buru membuka pesan tersebut. Betapa terkejutnya Kayla membaca balasan dari Aksa.

D. Aksa: Febs.

Kayla membalikkan ponselnya di atas kasur. Matanya masih membeliak. Detak jantungnya tiba-tiba saja mengencang. Kayla jadi takut dan waswas. Apa hubungan Aksa dengan Febs?

"Nggak mungkin," gumam Kayla mulai merasa pusing. "Kenapa semuanya jadi kayak gini sih? Terus, Laluna kok bisa pacaran sama Aksa?"

Tiba-tiba lampu di kamarnya mati.

Kayla buru-buru menutup mata. Dia hampir saja berteriak. "Galaksi, nyalain lampunya! Gue tahu itu lo!"

Tak ada sahutan.

"Galaksiii! Jangan bikin gue makin benci sama lo. Buruan nyalain lampunya!" teriak Kayla sekuat tenaga. Rasa takut akan gelap membuatnya sulit bernapas dan dadanya jadi sesak.

Kemudian, seseorang membuka gorden kamar. Membiarkan sinar bulan dari luar memasuki ruangan tersebut.

Galaksi tersenyum geli melihat Kayla menutup wajahnya dengan bantal. "Sekarang lo hapal banget gerak-gerik gue."

Suara itu membuat Kayla mencebik kesal. "Tuh kan, bener lo. Nyalain lampunya! Jangan bikin gue ketakutan kayak gini."

Galaksi mendekati Kayla, seulas senyum masih melekat di wajahnya. "Ada gue, lo gak perlu takut. Kalau sama gue, gak akan terjadi apa-apa. Buka mata lo dan ikut gue sekarang."

Du har nått slutet av publicerade delar.

⏰ Senast uppdaterad: May 12 ⏰

Lägg till den här berättelsen i ditt bibliotek för att få aviseringar om nya delar!

OUTWITDär berättelser lever. Upptäck nu